Jumat, 29 Mei 2020
Pekan VII Paskah
Bac I. Kis. 25:13-21
Mzm. 103:1-2.11-12.19-20b
Bac. Injil. Yoh 21:15-19
Ada satu penggalan kalimat: ‘Andaikan aku lakukan yang luhur mulia. Jika tanpa cinta kasih hampa tak berguna’. Penggalan lagu ini mengingatkan kita akan situasi dunia tentang pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Namun, berharap dan berdoa untuk berakhirnya pandemi tersebut tetap kita lalukan. Paramedis adalah salah satu garda terdepan yang memerangi wabah virus ini. Di situlah, campur tangan Allah terlibat. Dengan menanamkan kasih bagi semua orang yang terlibat dalam karya kemanusiaan yang luar biasa ini.
Yesus mengingatkan kita lewat bacaan Injil hari ini dengan menekankan pentingnya kasih dalam tugas penggembalaan. Percakapan Yesus dengan Simon Petrus sungguh menyadarkan kita bahwa kasih itu adalah dasar pelayanan di dunia ini. Kasih hendaknya menjadi unsur terpenting dalam diri kita. Kasih memampukan kita untuk menyadari bahwa tujuan hidup manusia bukanlah hidup selamanya di dunia ini, melainkan bersatu dengan Allah. Oleh karena itu, membuka diri agar senantiasa mengasihi Allah menjadi hal yang penting. Roh Kudus senantiasa menuntun kita agar memiliki rasa ‘takut akan Allah’. Hal ini akan berujung pada kesucian hidup yang mendalam.
Paus Fransiskus, dalam seruan apostolik Gaudete Et Exsultate art. 20 mengajak kita untuk senantiasa menciptakan kekudusan hidup dengan hidup Kristus. Marilah kita memohon untuk karunia Roh Takut akan Allah agar kita tidak mudah jatuh dalam dosa apalagi melukai sesama kita. Buatlah yang baik dan benar agar Allah semakin dekat dan mencintai kita umat-Nya. Dengan demikian, Roh Kudus akan senantiasa membantu kita untuk menyatukan diri kita dendgan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian, hidup kita akan selalu dibaharui dengan aspek-aspek hidup Kritus.
[Fr. Wolfgang Amadeus Mario Sara]Allah yang Maharahim, utuslah Roh Kudus di dalam hati kami, agar kami senantiasa saling mengasihi satu sama lain dan selalu takut akan Engkau, Tuhan dan Penyelamat kami.