Tujuh Karunia Roh Kudus: Roh Kesalehan

Loading

Kamis, 21 Mei 2020 

Hari Biasa Pekan VII Paskah

Bacaan 1         : Kis. 22:30; 23:6-11.

Mazmur           : Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11

Injil            : Yoh. 17:20-26

 

Bisakah Menjadi Orang Saleh?

Siapapun ingin menjadi orang baik dan saleh. Karena semuanya ingin menjadi orang yang baik dan saleh, orang berlomba-lomba untuk menjadi orang baik dan saleh. Bahkan, beberapa orang rela berguru kepada orang saleh, baik yang beneran saleh atau yang dianggap saleh. agar mendapatkan kesalehan. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa orang-orang yang dianggap saleh tersebut melakukan sesuatu yang tercela di mata pengikut-pengikutnya. Belum lagi orang tersebut hanya berkata-kata manis saja. Hal-hal tersebut membuat banyak orang ragu akan kesalehan dari orang dan bahkan ragu mengenai kebenaran dari ajaran tersebut. Akhirnya orang-orang yang ragu tersebut memilih untuk tidak mengikuti satu ajaran apapun dan percaya bahwa kebaikan itu datang dari mana saja. Lalu pertanyaan renungan untuk kita: apakah memungkinkan kita menjadi orang saleh?

Sebelum menyambut Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta, alangkah baiknya kita mengingat-ingat salah satu dari Sembilan buah Roh Kudus, yaitu Roh Kesalehan. Roh Kudus yang kita terima nanti adalah roh yang juga mendorong Yesus Kristus melaksanakan tugas-tugas-Nya di dunia. Bisa dibilang, dengan meneladani-Nya, kita dapat menjadi seorang yang saleh. Tetapi tantangannya amat sangat banyak dan dapat membuat kita tergoncang. Belum lagi Yesus berpesan untuk mengasihi sesama kita, terutama orang yang menjadi musuh kita. Untuk menjawab ketakutan tersebut, di bacaan pertama dikatakan bahwa Tuhan menguatkan hati Paulus ketika ia tergoncang ketika pewartaannya membawa keributan untuk kaum farisi dan saduki (bdk. Kis 23:11). Dan ingatlah bahwa hidup dalam kasih karunia Tuhan menjadi salah satu faktor kehadiran para rasul disukai orang banyak. Menjadi orang saleh yang sejati membuat kita disukai oleh orang banyak karena kita hidup sesuai dalam kehendak Allah.

Tujuan dari perjalanan hidup spiritual kita adalah memiliki hidup yang selaras dengan kehendak Allah. Salah satu kehendak Allah adalah menjadi seorang yang saleh, bukan hanya dari kata-kata, tetapi juga dari perbuatannya. Sudah saatnya kita orang kristiani dapat mengubah dunia melalui perbuatan-perbuatan kasih kita. Sudah saatnya kita orang kristiani sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada-Nya dan membiarkan proses dalam hidup membuat kita menjadi saleh dan selaras hidupnya dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, doa Yesus untuk murid-murid-Nya agar “mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (bdk. Yoh17:21) dapat terwujud.

[Fr. Michael Randy]

Allah Mahamulia, kuatkanlah hati kami untuk menyelaraskan kehendak kami dengan kehendak-Mu. Semoga kami senantiasa bersemangat untuk menyebarkan kabar sukacita kepada sesama kami.. Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks