Selasa, 23 November 2021
PEKAN BIASA XXXIV (H)
St. Klemens I, Paus Mrt; St. Kolumbanus
Dan. 2:31-45; Mzm. Dan.3:57-61;
Luk.21:5-11
Hari ini kita menjumpai Injil yang berkisah mengenai Yesus yang memperingatkan tentang akhir zaman. Suatu masa di mana segala sesuatunya berakhir.
Saat ini kita berada dalam dunia yang segala sesuatunya berjalan dengan cepat, suatu era digital yang menghubungkan semua manusia. Keberadaan beragam media sosial membuat segala bentuk komunikasi berjalan dengan cepat. Pengaruh tersebut mewarnai segala aspek kehidupan manusia mulai dari pekerjaan, perekonomian, hiburan, keagamaan, dll. Segala aspek mulai masuk pada ranah digital dan menjadi sesuatu yang mudah untuk diakses oleh siapapun dan kapanpun.
Namun di balik sisi positif dari digitalisasi terdapat sisi negatif. Tidak jarang kita menjumapi beragam hoaks maupun bertita-berita yang berisikan beragam ujaran kebencian. Bahkan beragam bentuk pengkomersialisasian emosi, dan tubuh manusia dapat kita jumpai dalam bentuk digital. Beragam berita bermuatan negatif dan bersifat destruktif tersebut semakin kuat pengaruhnya pada masa pandemi seperti sekarang ini.
Tidak jarang kita jumpai orang-orang yang “mengkaitkan” masa pandemi ini dengan “kiamat” ataupun akhir zaman. Tidak jarang kitapun hanyut terbawa oleh beragam berita negatif yang ada. Terdapat beragam pengaruh dari berita- berita tersebut. Beragam hal coba dilakukan oleh orang-orang untuk “menyelamatkan dirinya sendiri” bahkan dengan mengorbankan sesamanya. Beragam berita negatif tersebut membuat orang-orang “terjebak” dalam harapan/ angan-angna hidup yang lebih baik. Banyak orang yang terus terjerumus dalam harapan palsu tersebut.
Hari ini Yesus mengingatkan kita akan beragam tanda-tanda yang “nampak” pada masa-masa sulit ataupun masa-masa mendekati akhir zaman. Namun apa yang disampaikan oelh Yesus bukan berarti kita harus hidup dalam ketakutan. Namun sebalikya Yesus mencoba mengingatkan dan mengajak kita untuk hidup dengan baik dan tidak terjebak dalam ketakutan akan hidup atau bahkan terjebak dalam “harapan-harapan paslu” yakni “harapan akan hidup yang lebih baik” yang kerapkali menjebak kita dalam egoisme ataupun keputusasaan. Melalui Injil hari ini kita diingatkan untuk menjalankan hidup yang kita miliki sebaik mungkin entah itu untuk diri kita sendiri, maupun untuk sesama kita. Tuhan memberkati.
“Jangan mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Cukup hiduplah dengan baik.”
Mark Manson- Segala-galanya Ambyar
Fr. Dismas Aditya