Mabuk Media Sosial

Loading

Sabtu, 27 November 2021

PEKAN BIASA XXXIV (H)

SP Maria Tak Bernoda dr Medali Wasiat

Dan. 7:15-27;

Mzm. Dan.3:82-87;

Luk. 21:34-36

Di zaman kiwari ini hampir setiap orang, baik tua maupun muda, memiliki akun media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dsb. Media sosial ini pada mulanya diciptakan untuk sarana komunikasi di mana penggunanya bisa berinteraksi dengan orang lain. Seiring dengan bertambahnya fitur yang ada di dalamnya, media sosial tidak hanya sebatas alat komunikasi, melainkan juga sebagai sarana hiburan dan tempat di mana orang bisa mengekspresikan dirinya. Kondisi ini sebetulnya perlu dikhawatirkan. Sebabnya orang bisa terlalu asyik bermain media sosial hingga tenggelam di dalamnya dan mengabaikan dunia nyata yang ada di sekitarnya. Tidak sedikit pula orang melakukan pencitraan yang dibuat-buat dalam media sosial demi menarik atensi. Di samping itu pula orang bisa dimabukkan oleh media sosial karena sulit untuk membedakan mana yang baik atau buruk, benar atau salah, nyata atau palsu. Realitas pun menjadi kabur karena hal itu.

Disadari atau tidak, kondisi yang demikian bisa membuat iman kita goyah. Kita pun bingung bagaimana seharusnya menempatkan iman kita dalam realitas yang seperti itu. Yesus hari ini mengingatkan kepada kita, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi…” Sangat jelas, Yesus menginginkan supaya kita tetap teguh dalam iman dan selalu setia dalam mengikuti kehendak Tuhan.

Lantas bagaimana seharusnya kita bermedia sosial agar tidak menjadi mabuk? Kita perlu membatasi diri dalam mencari hiburan dan mengekspresikan diri di dalam media sosial. Jangan sampai kita tenggelam di dalam media sosial dan mengabaikan dunia nyata di sekitar kita. Selain itu kita juga bisa menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi yang bisa menguatkan iman kita, misalnya dengan cara mencari atau membuat konten yang berisi pewartaan iman untuk dibagikan kepada sesama kita. Dengan cara itulah kita bisa memperoleh berkat Tuhan yang menuntun kita pada hidup kekal bersama Kristus.

Fr. Vinsensius Peter Ardi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks