Jumat, 17 Desember 2021
Pekan Biasa Adven III
Kej 49:2.8-10
Mzm Tanggapan
Injil Mat 1:1-17)
Hari ini kita mendengarkan kisah mengenai silsilah Yesus. Suatu silsilah yang cukup panjang. Dari sekian banyak silsilah tersebut kita dapat melihat bahwa silsilah Yesus tidak sepenuhnya terdiri dari orang-orang baik atau saleh. Jika kita perhatikan lebih mendetail, maka kita akan menemukan bahwa para pendahulu Yesus yakni ada manusia yang melakukan kesalahan entah itu dengan menyembah berhala, menikah dengan banyak wanita, dan lain-lain.
Melalui silsilah tersebut dapat ditemukan bahwa kebaikan seseorang tidak ditentukan dari mana ktia berasal. Kebaikan seseorang tidak ditentukan oleh dari garis keturunan mana kita berasal.
Nampaknya apa yang dapat kita jumpai dari apa yang ada dalam Injil masih relefan hingga saat ini. Disadari ataupun tidak saat ini kita kerap “menilai” orang lain berdasarkan “profesi” ataupun status sosial seseorang. Kita kerap menilai seseorang berdasarkan atribut yang menempel pada diri seseorang. Misal kita kerap menilai seorang pastur / biarawati baik, Mereka yang ada di dalam penjara merupakan orang jahat yang pasti masuk neraka. Tanpa kita sadari kita hidup dalam menilai orang lain seperti itu. Melalui Injil hari ini kita diajak untuk membuka mata kita untuk melihat dunia secara berbeda. Berbeda bukan berarti menerima segala yang indah saja, namun juga yang tidak indah. Ketika kita melihat segala sesuatunya secara terbuka kita perlu siap utnuk melihat bahwa segalanya tidak seindah dengan apa yang kita pikirkan. Kita perlu siap menerima bahwa apa yang sebelumnya terlihat indah akan berubah menjadi buruk. Misal tidak semua orang-orang yang berkutat pada hal spiritual itu baik, tidak semua yang terlihat dalam media sosial itu baik adanya, tidak semua orang bahagia, kebahagiaan itu terbatas, dan lain-lain.
Namun dibalik itu semua, kita diajak untuk siap menjadi pribadi yang tetap setia pada kebaikan. Ketika kita berada dalam kondisi yang tidak baik, kita mau untuk bertobat dan kembali pada kebaikan itu sendiri. Ketika berusaha memperjuangkan yang baik tentu kita akan berbenturan dengan beragam hal yang kerap menyakitkan.
Dari pribadi Yesus, kita dapat melihat bahwa Yesus senantiasa memperjuangkan kebaikan, sekalipun itu berarti berhadapan dengan mereka yang memiliki kedudukan dan bahkan berhadapan dengan kematian. Yesus berusaha memperjuangkan nilai sejati, yakni nilai kehidupan dan cinta kepada sesama dan lingkungan. Hari ini kita diajak untuk mau membuka mata dan hati kita sehingga kita dapat melihat segala sesuatunya secara lebih realistis / secara nyata. sehingga kita dapat sungguh membedakan mana yang salah dan mana yang benar dalam hidup kita. Sehingga kita dapat dengan sungguh menjalani hidup yang kita tapaki, sehingga kita dapat senantiasa mengarahkan diri ktia pada kebaikan yang sejati yakni kebaikan yang diperbuat oleh Yesus yakni memanusiakan mansuia, sehingga kita menjadi manusia yang lebih manusiawi. Tuhan memberkati.
Fr. Dismas Aditya