16 Desember 2021
PEKAN ADVEN III (U)
Yes. 54:1-10;
Mzm.30:2.4.5-6.11-12a.13b;
Luk. 7:24-30
Sebagai orang yang mengimani Kristus, kita telah menyerahkan diri sepenuhnya melalui pembaptisan. Baptisan menjadi tanda kebersatuan kita dengan Kristus. Kita telah menjadi manusia baru di dalam dan bersama dengan Kristus. Dari keadaan inilah, ternyata ada hal yang perlu kita refleksikan bersama. Ketika kita telah menerima baptisan, maka kita memberikan diri untuk menerima perutusan dari Allah. Tugas perutusan tidak hanya berhenti bagi para romo, suster, bruder, dan frater saja. Tetapi bagi semua orang yang sudah menerima baptisan.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang perutusan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan (ay.27). Perutusan ini menjadi sangat istimewa karena Allah yang memberi tugas khusus tersebut. Tugas yang senantiasa dilakukan dengan kesungguhan dan ketulusan hati, sehingga akan memperoleh kekuatan yang berasal dari Allah.
Lalu, bagaimana dengan kita? Apa sich tugas perutusan kita sebagai orang yang beriman kepada Kristus? Dalam refleksi saya, tugas perutusan yang kita peroleh adalah dengan menyebarluaskan kasih Allah kepada sesama. Sadar atau tidak, kita adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi anak-anak Allah melalui pembaptisan. Keadaan ini memperlihatkan bahwa kita diberi rahmat perutusan dari Allah untuk menjadi ‘alat’ bagi-Nya dengan menghadirkan kasih Allah kepada sesama. Pertanyaan selanjutnya, siapakah sesama itu? Orang-orang yang satu iman dengan kita? Ataukah orang-orang yang sudah mengasihi kita? Saya rasa tidak. Kita diutus untuk pergi kepada semua orang yang tidak hanya sebatas kepada orang beriman yang sama, tetapi kepada orang-orang yang berbeda keyakinan. Bahkan kepada orang-orang yang tersingkirkan, lemah, dan tak berdaya. Maka, pergilah kita diutus.
Fr. Benedictus Raditya
