Misa Hari Perkawinan Sedunia 2022: Mewujudkan Transformasi Kasih Dan Pelayanan Di Dalam Keluarga

Loading

Gereja Katolik menetapkan setiap minggu kedua di bulan Februari sebagai Hari Perkawinan Sedunia (World Marriage Day). Tujuannya adalah untuk menghormati hubungan pasangan suami-istri yang merupakan unit penting dalam masyarakat dan juga di dalam Gereja. Selain itu, perayaan ini menjadi sarana dalam memperlihatkan bahwa Gereja menjunjung tinggi kesetiaan, pengorbanan dan kegembiraan dalam hidup perkawinan. 

Pada tahun ini, Keuskupan Bogor merayakan Hari Perkawinan Sedunia dengan menggelar Misa yang diadakan di Paroki Kristus Raja-Serang pada hari Minggu (13/2/2022) pagi. Misa juga dapat diakses secara daring melalui kanal YouTube Gereja Kristus Raja Serang.

Misa yang diadakan secara konselebrasi ini dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur yang merupakan Uskup Keuskupan Bogor. Didampingi oleh RD Alfonsus Sutarno, RD Yohanes Suradi, RD Irwan Sinurat, RP Bonefasius Budiman OFM, dan RP Agustinus Anton Widarto OFM.

Roh Kasih Yang Menggerakan Kehidupan Keluarga

Dalam homili yang disampaikan oleh Mgr Paskalis, disampaikan bahwa tema dari Hari Perkawinan Sedunia yang dirayakan di tingkat Keuskupan Bogor mengusung tema  “Transformasi Kasih & Pelayanan Dalam Keluarga” 

Ia menegaskan bahwa transformasi perlu dilakukan agar dapat mengarah ke sesuatu yang lebih baik dari kehidupan kita. “Dalam kesempatan merayakan Hari Perkawinan Sedunia kita berharap agar diri kita beserta keluarga kita mau melakukan pembaharuan hidup yang mengarah kepada semangat yang diberikan oleh Roh Kasih,” pungkasnya. 

Mengutip perkataan dari Paus Benediktus ke-16, Mgr Paskalis menegaskan bahwa Allah adalah kasih, Deus Caritas Est, Roh yang menggerakan kehidupan keluarga. Uskup Keuskupan Bogor tersebut meyakini bahwa hidup tanpa Roh hanya akan menjadi rutinitas belaka yang tidak memiliki api yang menggerakan. Ia pun mengajak umat pada kesempatan ini untuk membaharui Roh Kasih tersebut. 

Tindakan Yang Perlu Digerakan Oleh Roh Kasih

Lebih lanjut, Bapak Uskup mengatakan bahwa pelayanan merupakan aksi atau tindakan yang perlu digerakan oleh Roh Kasih. Kasih yang digerakan tanpa tindakan, maka kasih itu hanyalah gagasan yang tidak punya efek dalam kehidupan sehari-hari. Pembaharuan yang dilakukan pada perayaan ini, juga dilakukan dalam rangka membarui Roh Kasih sekaligus pelayanan terhadap sesama. 

Dalam konteks transformasi, Bapak Uskup mengajak umat untuk memegang prinsip-prinsip Injili. Jika ingin menghidupi kasih, membuat kasih bertumbuh berbuah dalam karya pelayanan yang menghidupkan keluarga. Keluarga yang menjadi tempat untuk merasakan sukacita maka diperlukan untuk membangun kehidupan bersama dalam prinsip-prinsip Injili yang ditawarkan. Adapun prinsip-prinsip yang dijabarkan oleh Mgr Paskalis adalah sebagai berikut:

Pertama, keluarga dihidupkan dan dibangun dengan mengandalkan dan menaruh harapan kepada Tuhan. Tuhan adalah yang utama dan teramat penting dalam mengarahkan kita kepada sukacita Injili. Tuhan mengajak kita untuk menghidupi hidup di dunia ini dengan kegembiraan karena Tuhan senantiasa menjadi andalan yang mengalirkan kasih-Nya kepada kita sehingga bertumbuh dan berbuah. Bukan hanya sebagai pribadi yang bisa diandalkan tetapi juga sebagai penuntun kehidupan yang mengajarkan kita mengenai ajaran kasih dan pengampunan dalam setiap lini kehidupan.

Kedua, Bersama Kristus yang bangkit kita pasti menang menghadapi segala kegelapan dalam hidup ini, mengatasi penderitaan, kesulitan dan problematika dalam hidup ini. Dalam situasi sulit, kita perlu menyadari bahwa Kristus senantiasa mendampingi dan berjalan bersama dalam menghadapi segala permasalahan di dalam hidup. 

Ketiga, tekad untuk mau hidup bergembira dan bersukacita berdasarkan sabda bahagia dari Tuhan. Kita perlu membangun hidup dalam semangat sukacita dan kegembiraan. Melakukan kebaikan dan pelayanan yang penuh kasih adalah sumber kebahagiaan yang dapat kita miliki. 

Kegiatan Berjalan Dengan Baik Meski Dalam Keterbatasan 

Setelah homili, para pasutri diajak untuk melakukan Pembaharuan Janji Perkawinan. Pembaharuan janji ini dimaksudkan untuk memperingati bahwa sungguh indah sakramen perkawinan. Dengan pembaharuan janji ini, para pasutri diajak untuk kembali mengikrarkan janji perkawinan di hadapan Tuhan.

Kemudian sebelum berkat penutup, disampaikan sambutan dari RD Yohanes Suradi selaku Pastor Paroki Kristus Raja-Serang. Romo Suradi, begitu Ia disapa, mengucap syukur dan berterima kasih kepada Mgr Paskalis dan segala pihak yang telah hadir dan turut merayakan Misa Hari Perkawinan Sedunia di Paroki Kristus Raja-Serang.

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini sempat mengalami kendala akibat situasi pandemi. Namun, dengan aturan protokol kesehatan yang ketat penyelenggara kegiatan meyakinkan bahwa kegiatan dapat berjalan dengan baik meski dalam keterbatasan. 

Tuhan Senantiasa Berprakarsa

“Berkeluarga itu sulit, namun karena kekuatan dan keterlibatan dari Tuhan maka mereka yang terpanggil untuk hidup berkeluarga sanggup menjalani panggilan tersebut” ujar RD Alfonsus Sutarno selaku Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Bogor. 

Ia pun menegaskan bahwa kondisi apapun yang dihadapi dalam kehidupan berkeluarga dapat teratasi apabila ada kesanggupan untuk berkomunikasi, kesanggupan untuk selalu berada bersama-sama adalah bentuk transformasi kasih yang dapat dilakukan dan yang perlu diingat adalah Tuhan senantiasa berprakarsa dalam kehidupan berumah tangga.

Kemudian secara simbolis, RD Alfonsus Sutarno menyerahkan plakat kepada Mgr Paskalis yang kemudian diserahkan ke RP Agustinus Anton Widarto OFM selaku Pastor Paroki Santo Paulus-Depok Lama yang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Hari Perkawinan Sedunia 2023.

Komisi Komsos Keuskupan Bogor

Dokumentasi: Komsos Paroki Kristus Raja-Serang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!