Hari biasa, pekan Biasa VI
PW. S. Sirilus, Rahib, dan Metodius, Uskup
Bacaan I : Yak 1:1-11
Mazmur : Mzm 119:67.68.71.72.75.76
Injil : Mrk 8:11-13
Manusia yang hidup akan melewati banyak seni kehidupan. Tantangan atau ujian menjadi seni dalam hidup. Apakah hidup yang dilewati akan berjalan lurus? Atau manusia harus melewati berbagai ujian atau rintangan? Namun bagaimana kita umat beriman dapat melewati berbagai rintangan yang ada? Hari ini Tuhan mengajak kita memahami seni kehidupan. Seni kehidupan merefleksikan kegiatan atau jalan hidup yang kita lalui.
Hari ini Tuhan mengajak kita untuk dapat rendah hati. Kebahagian atau kesuksesan akan kita lalui melalui kerendahan hati. Dalam Bacaan pertama dikatakan “Bila saudara berada pada keadaan yang rendah, hendaknya bermegah karena kedudukannya yang tinggi.” Perkataan tersebut membawa kita kepada rasa kerendahan hati. Kesuksesan atau kebahagian bukan berasal dari apa yang kita dapat dengan hasil yang berlimpah. Proses tantangan yang kita lewati, menjadi acuan iman yang besar untuk kita dapat berserah kepada Tuhan.
Perbuatan yang baik kita lakukan bukan melewati hal yang mudah. Berbagai tantangan akan kita lewati. Peringatan yang hari ini yaitu Santo Sirilis dan Metodius, menjadi gambaran bahwa terdapat rintangan dalam setiap langkah hidup. Namun rintangan yang dihadapi bukan menjadi pondasi kita untuk menyerah. Rintangan yang ada dapat kita lewati dengan iman dan perbuatan. Kita diajak untuk berserah kepada Tuhan dalam setiap langkah yang kita jalanin. Seni kehidupan membuat rintangan yang membimbing kita kepada rasa iman yang kuat.
Situasi yang mencengkram akan membuat manusia mengalami rasa jatuh dan putus asa. Situasi pandemi ini, kita mengalami banyak tantangan. Apakah kita hanya berdiam saja? Kita dapat bahagia melewati tantangan yang ada. Kita berserah kepada Tuhan untuk dapat melewati rintangan atau ujian yang ada. Tuhan telah mengenal masing-masing dari kita. Tuhan tidak akan pernah memberikan tantangan diluar batas kemampuan kita. Segala bentuk tantangan dan ujian yang akan dihadapi, menjadi gambara kebahagian kita. Betapa bahagia dengan proses yang kita hadapi. Maka kita dapat berbahagia melalui rasa perjuangan kita demi mendapat kebahagiaan.
Fr. Egia Andika Surbakti