Selasa, 15 Februari 2022
Pekan Biasa VI
Bac I. Yak 1:12-18
Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19;
Injil. Mrk 8:14-21
Suatu ketika sebuah sekolah menengah pertama sedang melaksanakan kegiatan masa orientasi siswa (MOS). Para kakak pendamping memberikan clue untuk benda yang harus dibawa esok. Mereka menuliskan sebuah kata di papan tulis, yaitu “pisang1sisir” untuk dibawa besok. Bayu sebagai orang yang sangat polos dan baru pindah dari desa merasa sudah mengerti dan mengikuti perintah tersebut tanpa pikir panjang. Keesokan harinya, ia merasa sangat malu karena ternyata “pisang1sisir” yang dimaksud bukanlah pisang 1 sisir, tetapi pisang 1 buah dan sisir 1 buah.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita jumpai orang yang merasa paling mengerti apa yang telah dilihat dan didengarnya atau merasa sok tahu segalanya. Dengan sebuah keyakinan dan pertimbangan yang kurang matang mereka melangkah dengan pasti dan berakhir pada kekeliruan dan kejatuhan. Kesalahan umum yang terjadi adalah kurangnya rasa mawas diri dan rendah hati untuk menerima ketidaktahuan.
Cerita di atas memiliki keterkaitan dengan bacaan injil hari ini, Yesus juga ingin menyadarkan murid-muridnya untuk belajar mawas diri dan tidak menjadi orang yang sok tahu. Mereka yang ada bersama Yesus telah melihat dan mendengar banyak perbuatan ajaib yang berasal dari Tuhan. Akan tetapi, mereka tetap berfokus dan menjadi orang yang sok tahu dengan memikirkan apa yang duniawi saja. Hal kecil yang seharusnya dapat disadari dan dipahami oleh para murid yang telah menjadi pengikut Yesus.
Sebagai seorang pengikut Kristus, kita pun diajak untuk mawas diri dan bersikap rendah hati untuk menerima segala keterbatasan yang kita miliki. Jangan sampai rasa gengsi dan ingin selalu terpandang hebat menjadi sebuah batu sandungan bagi diri sendiri maupun orang lain. Ketika kita membuka diri dan menjadi rendah hati, kita akan belajar banyak hal melalui teladan yang telah Yesus sendiri berikan. Pertanyaannya, apakah kita siap untuk melepaskan baju keangkuhan dan kebodohan yang selama ini menutupi kita?
Fr. Jeremia Setiadi / Skolastikat I