Lihatlah Kehidupan Pada Standar Nilai Hidup

Selasa 15 Maret 2022

Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Bacaan I          : Yes 1:10.16-20

Mazmur          : Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23

Bacaan Injil    : Mat 23:1-12

Manusia melihat sesuatu, baik itu manusia, mahluk hidup lain, dan benda-benda disekitarnya tergantung pada prinsip baik-buruknya sesuatu yang dilihatnya. Baik-buruknya sesuatu yang dilihat itulah yang sering kita sebut dengan “Nilai.” Nilai menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia. Alasannya karena kehidupan seseorang semakin bermakna jika terdapat nilai baik dimata orang-orang disekitarnya. Maka tidak asing lagi, jika kita sering menemukan ketika menonton video baik itu di yotube, Facebook, instagram, dan bahkan aplikasi titok yang banyak menyuguhkan video menarik, kita menemukan kolom like and dislike dan komentar. Tanpa kita sadari itu adalah bagian dari transformasi penilaian hidup.

 Begitu juga, hal yang sama kita temukan di dalam diri orang-orang farisi. Bagi orang disekitarnya mereka dinilai sebagai orang saleh karena selalu melaksanakan perintah Allah. Namun sayangnya berbeda dimata Yesus sendiri mereka malah dicap oleh Yesus sebagai orang Munafik. Pada tahap ini, kita sampai pada prinsip standart nilai hidup. Bacaan hari ini membawa kita pada permenungan standart nilai hidup yang pasti. Sebagai orang beriman tentu kita, sudah sepantasnya menaruh standart nilai hidup kita pada pengajaran yesus sendiri. Pengajaran Yesus kita temukan dalam kitab suci dan tradisi yang diwariskan kepada Gereja.

Menaruh standart nilai hidup kita pada pengajaran Yesus tentu kita akan terhindar dari kekecewaan. Memang tidak dapat dipungkiri kekecewaan itu muncul karena konsokuensi dari penilaian atas kehidupan. Bahkan kekecawaan itu akan menjadi sering kita hadapi jika kita menaruh standart nilai hidup pada manusia. Namun pertanyaannya apakah menaruh standart nilai hidup kepada manusia sama halnya menaruh pada Allah? Tentunya sudah terjawab pada bacaan hari ini yaitu tidak! Maka kita harus balik pola berpikirnya yaitu kita harus meyakini bahwa pengajaran yang dilakukan Yesus dan diwariskan kepada Gereja harusnya berlaku pada penilaian atas kehidupan. Perlu kita ingat juga bahwa penilaian itu akan diterima oleh orang yang berkehendak baik namun akan bertentangan bagi mereka yang berkehedak buruk. Maka dari itu kita akan terhindar dari ke munafikan sebab tidak ada manusia yang dapat berbohong dihadapan Allah.

Frater Lamro Siregar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!