Rekoleksi Sinode Para Uskup Paroki Santo Thomas-Kelapa Dua, Depok

Loading

Paroki Santo Thomas-Kelapa Dua, Depok pada hari Minggu (27/3/2022) berkesempatan menjadi penyelenggara refleksi sinode sebagai rangkaian kegiatan Sinode Para Uskup di Keuskupan Bogor.  Tema refleksi sinode yang diusung adalah Transformasi Pelayanan Gereja. Diadakan di aula paroki, kegiatan ini dihadiri 49 peserta. 

Setelah diawali dengan registrasi, RD Stefanus Edwin Ticoalu selaku Pastor Paroki Santo Thomas-Kelapa Dua, Depok memberikan sambutannya untuk mengawali kegiatan rekoleksi sinode. Dalam sambutan yang Ia sampaikan, Ia berharap agar melalui rekoleksi sinode pada hari ini peserta dapat digerakan oleh Roh Kudus untuk dapat bertumbuh dalam iman. Ia juga mengucapkan terima kasihnya kepada peserta yang hadir dalam rekoleksi, serta kepada para panitia yang telah mempersiapkan terlaksananya rekoleksi sinode pada hari ini. 

Sementara itu, RD Robertus Untung Hatmoko mengatakan dalam sambutannya bahwa berkat karunia Tuhan kita dapat berkumpul dalam rekoleksi pada hari ini. Bapa Paus Fransiskus bahwa dengan Sinode Para Uskup kali ini, umat beriman yang telah dibaptis diajak untuk berpartisipasi di dalam pelaksanaan Sinode. 

“Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua untuk dapat berpartisipasi dalam perkembangan Gereja. Perkembangan Gereja ada apabila ada misi. Gerakan-gerakan Gereja inilah yang mendorong transformasi ke arah kebaikan. Pada hari ini kita akan mengadakan aaaaaaa, maka pada kesempatan yang baik ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berupaya dalam mengadakan rekoleksi dan kepada para peserta yang telah hadir. Semoga persekutuan dan partisipasi kita dapat membuat gerakan-gerakan baru bagi Gereja,” tutur Vikaris Episkopal Pendidikan tersebut. 

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ibadat pembuka yang dipimpin oleh RP Agustinus Anton Widharto, OFM dan didampingi oleh Sr Dorothea. 

Memberi Ruang Untuk Berpartisipasi    

Dalam sesi pengantar yang disampaikan oleh Bapak Bayu selaku Fasilitator Sinode, dikatakan bahwa rekoleksi bertujuan untuk menghidupkan semangat jalan bersama, menyegarkan iman umat, rekoleksi juga mengingatkan karya penyelamatan Tuhan dalam himpunan keluarga Allah. Selain itu rekoleksi dimaksudkan untuk membuka diri terhadap Roh Kudus, mengambil peran dalam upaya pengembangan Gereja Katolik dan menemukan kesegaran baru dalam hidup beriman. 

Masih dalam pengantar, disampaikan bahwa rekoleksi dimaksudkan untuk memberi ruang pada setiap orang berpartisipasi dengan menemukan, menyampaikan dan terlibat dalam hal-hal baik demi perkembangan Gereja. Baik demi perkembangan Gereja di tingkat keuskupan maupun di tingkat universal. 

Selain itu, rekoleksi juga menjadi jalan dalam membuka diri terhadap Roh Kudus dan merupakan tujuan rekoleksi diadakan. Rekoleksi menjadi saat untuk membiarkan diri untuk dibimbing dan mendengar Roh Kudus, melepaskan dominasi otak/pikiran, memberi ruang lebih pada suara hati.

Tidak hanya itu, mengambil peran dalam upaya pengembangan Gereja Katolik juga menjadi tujuan rekoleksi yang dimaksudkan untuk memberi ruang pada setiap orang untuk berpartisipasi. Yaitu terlibat, menemukan, dan menyampaikan hal baik demi perkembangan Gereja baik di tingkat keuskupan maupun universal.

Pertobatan Sebagai Syarat Pewartaan Injil 

Dalam narasi refleksi yang dibawakan oleh Bapak Thomas selaku Fasilitator Sinode disampaikan bahwa Gereja harus menjadi Gereja yang ke luar yaitu komunitas murid yang misioner, Gereja yang mengambil inisiatif, melibatkan diri, mendampingi, dan menghasilkan buah. 

Tentang “mengambil inisiatif”, Tuhan memberi contoh dengan lebih dulu mencintai tanpa gentar mengambil langkah pertama, bergerak menemui, mencari yang jauh, mendatangi orang di jalan dan mengundang yang terkucilkan. 

Tentang “melibatkan diri”, seperti Yesus membasuh kaki para murid. Komunitas penginjil melalui karya sehari-hari melibatkan diri dalam kehidupan orang lain, mendekatkan yang berjarak, dan merendahkan diri. 

Tentang “mendampingi”, seperti Yesus yang menyertai manusia di setiap langkah atau prosesnya,yang mungkin keras dan panjang, kesabaran yang tidak lagi memperhitungkan batas. 

Paus Fransiskus membuat seruan yang kuat untuk pertobatan seluruh Gereja. Pertobatan sebagai syarat untuk pewartaan Injil. Hilangnya otoritas dan sentralitas kekatolikan di dunia kontemporer bukanlah kekalahan, tetapi kesempatan untuk kembali ke Injil. 

Setelah sesi narasi refleksi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi sharing. Sharing dilakukan secara berkelompok yang terbagi menjadi 4 kelompok. Setelah sesi sharing, dilanjutkan dengan sesi peneguhan yang dibawakan oleh RP Agustinus Anton Widharto, OFM 

Cinta Akan Gereja Didasarkan Oleh Bimbingan Roh Kudus

Dalam peneguhan yang disampaikan oleh Romo Anton, Ia mengatakan bahwa kita semua diajak untuk memberi apa yang kita miliki untuk tumbuh kembang Gereja. Perjalanan dalam menumbuhkan Gereja mengarah maju kedepan dan bukan tanpa perjuangan. Pengalaman-pengalaman yang ada mengingatkan kita bahwa adanya dinamika di dalam Gereja membuat kita terus bergerak maju, sehingga untuk membangun semangat jalan bersama kita perlu arahan dari Roh Kudus. 

Cinta akan Gereja didasarkan oleh bimbingan Roh Kudus dan membuka diri dalam bimbingan Roh Kudus. Bagaimana kita bisa melihat apa yang dilakukan selama ini benar-benar tuntunan Roh Kudus? Roh Kudus selalu mendampingi dan mengarahkan kepada kebaikan. Kuasa Roh Kudus yang senantiasa menyertai kita. 

Seusai sesi peneguhan, kegiatan dilanjutkan dengan foto bersama dan penampilan dari OMK Paroki Santo Thomas-Kelapa Dua yang membawakan musik akustik sebanyak 3 lagu. 

Allah Yang Mengasihi

Perayaan Ekaristi yang diadakan secara konselebrasi dan dipimpin oleh RD Yohanes Suparta yang didampingi oleh RD Robertus Untung Harmoko, RP Agustinus Anton Widharto OFM, RD Stefanus Edwin Ticoalu, RD David Lerebulan dan Fr Diakon Wolfgang Amadeus Mario Sara. 

Dalam homilinya, RD Yohanes Suparta mengatakan bahwa hari ini adalah Minggu Laetare yaitu Hari Minggu Prapaskah Keempat yang disimbolkan dengan warna pink yang bermakna sukacita. Sukacita karena Allah mengasihi umat-Nya. Bacaan Injil pada hari ini Yesus menggambarkan Allah yang mengasihi manusia. Kasih Tuhan melebihi konsep yang dipikirkan oleh manusia. 

“Dalam hidup beriman kita seringkali jatuh pada konsep berbuat baik untuk mendapatkan pahala dan takut berbuat salah karena takut diberikan hukuman. Melalui bacaan Injil hari ini, Yesus tidak mengajak kita untuk tidak menghakimi diri kita karena Allah mengasihi hidup kita. Bacaan pada hari ini tidak mendukung konsep pahala dan hukuman,” Ujar Romo Parto menyampaikan. 

Lebih lanjut, Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut mengatakan bahwa Allah sungguh terbuka dan tidak pernah membeda-bedakan anak-anakNya. Allah sungguh ingin membagikan sukacita. Dalam konteks Sinode, kita diharapkan dapat berani bersukacita, tidak reaktif ataupun mudah marah. Tapi memiliki kebesaran hati, karena dari situ Allah yang kita imani dapat dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Allah yang rendah hati dan mau merangkul sesama. Romo Parto pun berharap agar tidak ada lagi yang merasa lebih baik atau merasa tidak berperan dalam Gereja, tetapi mewujudkan hal-hal yang sungguh dapat mengembangkan diri kita dan senantiasa disertai oleh Roh Kudus. 

Komsos Keuskupan Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!