Seminar Ekaristi “Pahamkah kita?”

Loading

Dalam rangka Penghayatan Tahun Ekaristi, minggu 27 Maret 2022 di Paroki Santo Matheus Depok, Aula Maria Goreti, diadakan Seminar Ekaristi yang diadakan oleh Panitia Paskah 2022 dari Wilayah IV – St. Fransiskus Xaverius. Dihadiri oleh 65 orang yang hadir secara offline, serta peserta lain yang mengikuti secara online via Zoom dan channel Youtube Santo Matheus.

MC Ibu Kartika memulai seminar dengan membacakan Curriculum Vitae Pastur Riston, kemudian Pastur Paroki RD Jimmy Rampengan membuka seminar dengan Doa Pembukaan dan wejangan untuk mengikuti seminar dengan santai tapi serius, agar kita sama-sama belajar untuk lebih menghayati dan menimba manfaat Ekaristi. Pastur Riston mengawali dengan sapaan guyon bahwa Ekaristi adalah “soal makan, soal mengucap syukur”, karena Pengertian Ekaristi kemudian dijelaskan dari arti kata Eukharistein yaitu Mengucap Syukur dan dalam konteks Perjamuan Malam Terakhir. Secara lebih khusus lagi Ekaristi mempunyai Dimensi Teologis dan Dimensi Liturgis. Sebagai umat, maka salah satu bagian penting dari misa adalah mengambil bagian dari pengutusan, dari kalimat Ite Missa Est (Pergilah kamu diutus) adalah pengutusan setelah menyantap Tubuh Kristus untuk mewartakan kabar gembira, berbagi makanan dan berkat dari kurban yang sudah diterima. 

Istilah yang ada dalam Misa: Fractio Panis pemecahan roti adalah istilah asing dari Ekaristi, Cena Domini perjamuan malam terakhir, yang dirayakan pada hari Tuhan (Dies Domini) dengan menyantap tubuh Kristus, ada juga dimensi persembahan/ kolekte/ Collecta dan Officium/Munus/Ministerium yang berarti  pelayan/pelayanan. Pastur Riston menekankan bahwa tata gerak dan sikap tubuh yang sama dari Imam dan Umat akan membawa bathin dan sikap hati yang sama untuk menyambut Tubuh Kristus (PUMR42)

“Ada 4 bagian dari Ekaristi semua adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yaitu Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Ritus Penutup. Dalam Liturgi Sabda bagian yang paling penting adalah Bacaan Injil, pada Liturgi Ekaristi bagian terpenting ada pada 3 elevasi, elevasi pertama saat menghunjukkan Persembahan, elevasi kedua saat Konsekrasi dan elevasi ketiga saat Doksologi.  Penjelasan lebih detail dapat dibaca secara lengkap pada buku berjudul “Serba Tiga dalam Liturgi”, terbitan Obor” tukas Pastur Riston sambil promosi.

Kemudian dijelaskan pula tentang prasyarat keabsahan suatu Misa dalam gereja Katolik yaitu adanya pemimpin yang sah (Imam tertahbis), Forma (Doa Syukur Agung) dan Materia serta Ritus Romawi. Menjawab berbagai keraguan dan pertanyaan umat mengenai misa online, Pastur Riston juga memaparkan bahwa Dimensi Sakramental pada misa online tetap sah semua karna memenuhi 4 syarat tersebut, hanya keterbatasannya ada pada ketidakhadiran umat dan tidak bisa menyambut komuni secara langsung sehingga tidak terjadi Persatuan Sakramental. Namun Dimensi Spiritual terkait kekuatan rohani yang di rasakan umat tetap bisa didapatkan, hal ini tercermin juga dalam Doa Komuni Batin. 

St. Yohanes Paulus II mengingatkan agar dalam kondisi apapun, umat tetap menjaga kerinduan terhadap Tubuh Kristus (dengan Dimensi Sakramental kehadiran fisik), tapi pada saat pandemi Covid maka berlaku Minus Malum agar dimensi spiritual yaitu Rahmat dan Berkat Ekaristi tetap didapat oleh umat. Maka Ecclesia Domestica juga digalakkan untuk membentuk persatuan spiritual antar umat.

Walaupun topik Ekaristi adalah topik yang cukup serius dan berat, namun 2 jam berlalu dengan penuh canda tawa, penjelasan yang sangat menarik, mudah dimengerti dan kaya penjelasan teori maupun praktis dari Pastur Riston. Serta moderator Bp. Agus Ngama telah turut memandu acara dengan tangkas dan memfasilitasi sekitar 13 penanya langsung dan 2 penanya via chat zoom dan youtube dalam sesi tanya jawab. Beberapa hal penting yang ditanyakan umat adalah apa syarat dan kriteria kepantasan umat untuk menyambut komuni, apa halangan yang membuat tidak layak, peran Imam sebagai In Persona Christi, keabsahan suatu misa, bagaimana suatu intensi doa dibacakan sebelum atau dalam misa, peran koor umat dalam misa, tata gerak tubuh saat konsekrasi, bolehkan mengikuti misa ritus diluar gereja Katolik Roma, perubahan ritus setelah Konsili Vatikan II tahun 1965, dan lain sebagainya.

Semoga dengan memahami Ekaristi sebagai Puncak dan Sumber Rahmat Iman Katolik, kita semakin dikuatkan sebagai umat, pewarta, saksi dan murid Yesus.

Selamat Minggu Laetare, Selamat Menghayati Masa Prapaskah.

Penulis: Erika Agatha-Komsos Santo Matheus

Dokumentasi: Rere-Komsos Santo Matheus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks