Iman dan Orientasi Hidup

Bacaan I: Kis 2:36-41

Mazmur Tanggapan: Mzm 33:4-5, 18-19,20, 22

Bacaan Injil: Yohanes. 20:11-18

“ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?”

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu dikuasai oleh kehendak dalam diri. Hal ini membawa manusia semakin membanggakan dirinya sendiri. Ketika bertemu dengan keberhasilan, manusia menganggap hasil tersebut adalah perjuangannya. Pada giliran selanjutnya, hal ini membawa manusia semakin terjerembab kedalam orientasi kosong. Realita dunia material telah membawa manusia semakin memberi jarak dengan seluruh hal Ilahi. Manusia semakin berkutat dengan dunia material. Manusia menggantungkan diri pada seluruh kepuasan badaniah yang datang dari materi. Hal ini membawa manusia masa kini berlomba-lomba untuk mencari, menemukan, dan menguasai seluruh hal yang bersifat materi. Dalam Injil hari ini, digambarkan Maria Magdalena yang mencari Yesus yang hilang dimakam. Maria merasa menangis hingga tidak menyadari kehadiran Yesus yang berbicara kepadanya. Akhirnya Yesus memberi pesan kepada “Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu”.

            Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, Maria Magdalena telah memberikan sebuah refleksi mendalam tentang orientasi hidup. Maria Magdalena merasa sedih ketika kehilangan Kristus. Usahanya untuk mencari Kristus yang hilang dalam makam telah menjadi gambaran iman yang bersifat “totalitas”. Pada giliran selanjutnya, hal ini hendaknya menjadi contoh orientasi hidup yang benar dan seharusnya mampu diikuti oleh umat beriman masa kini. Pencarian manusia dalam kehidupan hendaknya selalu diintensikan untuk menemukan Allah dalam dunia. Sejalan dengan Maria Magdalena, hal ini terjadi karena ia menyadari kekecilannya dihadapan Allah. Lantas hal itu tidak membawanya untuk meninggikan diri dan melupakan Kristus. Umat beriman harus mampu menyadari kehidupan sebagai peziarahan menuju keabadian bersama Allah Bapa di Surga. Sebagai umat beriman pengikut Kristus hendaknya kita senantiasa mengarahkan diri untuk pergi kepada Allah Bapa. Seperti Kristus yang menyapa kepada Maria, kita juga disapa serta diajak untuk mengintensikan diri kepada pencarian Allah.

Fr. Mario Antonio Raja Patu Lewar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks