Mari Mencari Upah Surgawi Bukan Hanya Upah Duniawi

Loading

Sabtu, 11 Juni 2022

Hari Biasa Pekan X

Peringatan Wajib Santo Barnabas, Rasul

Bacaan I          : KIS 11:21b-26;13:1-3

Mazmur           : Mzm 98:2-3ab.3c-4.5-6

Injil                  : Mat 10:7-13

Renungan:

 “Sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Suatu hari, ada seorang pekerja baru di sebuah pertanian. Orang ini memiliki daya yang pekerja keras. Karena kesungguhannya dalam bekerja, orang ini sering mendapat pujian dari pemimpinnya. Setiap harinya, dia sering membawa hasil panenan yang baik. lambat-laun bekerja, kini dia mendapat jabatan yang baik. Daya juang yang ia miliki tidak menjadikan kecokaan dalam dirinya. Ketika hari senja umurnya, dia meminta izin kepada pemimpin untuk berhenti bekerja. Dengan berat hati, pemimpin tersebut memberikan izin kepada pekerja tersebut. Namun selang beberapa hari dari dia berhenti, pemimpin tersebut mengabari pekerja lamanya. Pemimpin tersebut meminta pekerja lamanya ini untuk terakhir kalinya membangun lahan pertanian yang baru saja dibeli. Usai membangun lahan pertanian yang indah, pemimpin tersebut memberikan lahan tersebut kepada pekerja lamanya sebagai wujud terima kasih dalam pengabdian.

Saudara-saudari, bersukacilah pada hari ini! Bacaan-bacaan hari ini menceritakan tentang kebaikan. Bacaan pertama mengisahkan perbuatan Barnabas yang penuh dengan Roh Kudus dan iman. Tugas perutusan yang dilaksanakan olehnya, membawa hasil yang baik pula. Injil mengisahkan Yesus yang memberikan mandat kepada para murid-Nya. Para murid Yesus diutus untuk pergi dan memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. Kebaikan yang kita lakukan akan memperoleh kebaikan kepada kita. Seorang yang pekerja keras dalam cerita diatas, ia memperoleh hadiah dari pemimpinnya.

Apakah kita masih berdiam dalam bekerja? Tanpa ada balasan kita akan diam? Dalam Injil tertulis, “Sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.” Dalam pekerjaan, upah bukan menjadi satu tujuan utama. Ketulusan diri menjadi tujuan dalam melaksanakan pekerjaan. ketulusan dalam pekerjaan, tentu akan mendapat hasil yang baik pula. Karena tidak ada kebaikan dibalas dengan kejahatan. Upah dalam kebaikan bukan hanya mendapat upah dalam duniawi, melainkan akan mendapat upah di surgawi kelak. Semoga kita dapat memberikan ketulusan hati dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang kita dapatkan. Jadikan diri kita sebagai pekerja yang tulus hati, bukan sebagai pekerja yang mencari “upah semata.”

Fr. Egia Andika Surbakti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks