Sabtu, 16 Juli 2022
Pekan Biasa Ke-XVI
Bacaan Pertama: Kitab Mikha 6:1-4,6-8
Mazmur Tanggapan: 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23
Injil: Matius 12:38-42
Saudara-saudari yang terkasih, manusia adalah makhluk yang sarat akan simbol. Artinya bahwa, dalam hidup ini, manusia membutuhkan simbol. Contohnya, ketika kita sedang mengendarai sebuah motor atau mobil, kita akan selalu memperhatikan rambu lalu lintas, baik itu penunjuk arah, traffic light dan rambu-rambu lainnya. Bukan hanya itu saja, huruf dan angka yang kita ketahui saat ini, merupakan bukti bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan tanda atau homo symbolicum. Dengan demikian, manusia akan lebih mudah percaya dengan sesuatu yang memiliki bukti atau tanda
Dalam injil hari ini, orang-orang meminta tanda kepada Tuhan agar mereka percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Dalam persepsi orang-orang tersebut, mereka mengharapkan sebuah tanda yang hebat dan luar biasa seperti, meteor jatuh, tsunami, bumi terbelah, dan sebagainya. Mereka tidak sadar bahwa Yesus adalah tanda itu sendiri dan dunia sekitar adalah tanda dari Allah sendiri. Namun tanda yang akan nampak bagi mereka, ahli taurat dan orang-orang farisi ialah pada saat Yesus bangkit dari kubur (Bdk 12:40).
Lantas tanda apa yang Tuhan berikan kepada kita di masa-masa sekarang? Tanda apa yang dapat membuat kita mengatakan “itulah Tuhan”? Tanda itu adalah ekaristi yang kita rayakan setiap hari dan setiap minggu. Di sanalah Tuhan hadir dengan nyata dalam rupa roti dan anggur. Ketika kita menyambutnya, tanda itu tinggal di dalam kita dan kita menjadi tanda bahwa Tuhan itu hidup dan nyata. Maka konsekuensi yang perlu kita penuhi yaitu menjadi tanda kehadiran Tuhan bagi sesama kita melalui perbuatan baik, hidup doa, dan semua hal yang mengarahkan kita kepada Allah. Semoga kita semua dapat selalu berusaha untuk menjadi wujud kehadiran Allah bagi sesama.
Fr. Bonfilio Gravito Ratu Tolok