Temu Unio Keuskupan Bogor

Loading

Keuskupan Bogor menggelar pertemuan UNIO (para imam diosesan) di Villa Bukit Pancawati. Selama dua hari (9-10/8) para imam akan studi bersama dan rapat untuk sejumlah program mendatang. Acara ini dihadiri pula oleh Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM.

Acara dibuka dengan pengantar singkat oleh Mgr. Paskalis, dengan mengingatkan tiga hal besar:

(1) untuk menyegarkan identitas imamat dengan terus menginternalisasi nilai-nilai panggilan itu. “Kita adalah Tubuh Kristus di Gereja lokal Keuskupan Bogor,” tegas Mgr. Paskalis.

(2) untuk menjaga persekutuan komunal UNIO Bogor. “Inkardinasi dan inkorporasi kita di keuskupan ini berimplikasi pada tugas kita untuk menjaga communio di dalam komunitas kita. Jangan hanya jadi “penikmat” yang pasif, mengikuti arus, tapi menjadi “pencipta” persaudaraan,” lanjut Mgr. Paskalis.

(3) untuk menegakkan kembali hasil Sinode Keuskupan Bogor dalam Roadmap 2020-30. “Ini hasil sinode, suara dari umat juga: kita bertransformasi secara pastoral, misioner, ekologis, dan struktural. Maka di dalam komunitas masing-masing, pastoran dan rumah formatio, imam perlu bekerjasama melaksanakan ini,” ungkap Mgr. Paskalis.

Sebagai komitmen, Mgr. Paskalis bersama tim kuria akan melakukan visitasi dan animasi bagi setiap komunitas pastoran untuk meneguhkan transformasi tersebut.

Sesi kemudian dilanjutkan oleh RD Alfonsus Sutarna, doktor antropologi, yang memimpin studi bertemakan “Keluarga dan Ekaristi”. RD Tarna memaparkan korelasi sakramen perkawinan dan sakramen ekaristi, “Esensi spiritualitas perkawinan adalah ikatan cinta yang mendalam, di mana keluarga menyatukan suka dukanya dalam Kristus, lewat doa yang berpuncak pada Ekaristi.”

Studi ini dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab antar imam, terutama terkait kasus-kasus pendampingan pastoral yang mereka temui dalam karya masing-masing.

Besok harinya, para imam kembali melanjutkan diskusi yang lebih berfokus pada rencana kegiatan UNIO Bogor.

Pertemuan UNIO termasuk salah satu rutinitas para imam diosesan. Di dalamnya, para imam memperkuat solidaritas dan persaudaraan, sekaligus saling membagikan pengalaman pastoral di tempatnya masing-masing. Dalam setahun, pertemuan UNIO Keuskupan Bogor biasanya diselenggarakan empat kali.

Jurnalis: @jfxksp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!