Pertemuan Dalam Rangka Kontekstualisasi Hasil Sinode Di Keuskupan Bogor 

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG – Para Pastor Paroki, Pastor Vikaris Parokial, Wakil DPP (Dewan Pastoral Paroki) dan Wakil DKP (Dewan Keuangan Paroki) dari seluruh paroki yang berada di Keuskupan Bogor pada hari Sabtu (27/8/2022) pagi berkumpul di Aula Magnificat lantai 4 Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor untuk menghadiri agenda pertemuan dengan Monsinyur Paskalis Bruno Syukur, RD Yohanes Suparta, RD Marselinus Wisnu Wardhana serta Dewan Pastoral Keuskupan Bogor (DPKB) dalam rangka menindaklanjuti hasil Sinode II Keuskupan Bogor tahun 2019 dan hasil Pre-Sinode Para Uskup Tingkat Keuskupan. 

Kegiatan yang dihadiri sekitar 100 orang yang berasal dari berbagai paroki yang berada di Keuskupan Bogor ini diawali dengan Ibadat Pembukaan yang dipimpin oleh RD Marselinus Wisnu Wardhana dan Bapak Don Bosco. 

Mari Melakukan Perjalanan Bersama 

Monsinyur Paskalis Bruno Syukur menyampaikan dalam materinya yang bertajuk “Action Plan Pasca Sinode” bahwa merayakan perjalanan bersama adalah sebuah gerakan bagi umat, kalangan klerus dan lembaga hidup bakti di Keuskupan Bogor. Para pelaku perjalanan bersama tersebut perlu lah untuk menyertakan Roh Kudus serta mendengarkannya. 

Lebih lanjut, Uskup Keuskupan Bogor tersebut mengatakan bahwa Gereja Sinodalitas meliputi tiga unsur penting yaitu communio, participacio dan missio. Keutamaan sinodalitas adalah Gereja yang bertransformasi. Dalam proses transformasi menekankan pembaruan diri atau pertobatan dan pembaruan cara menghidupi, cara berkarya melalui kelembagaan. 

Perjalanan Berkelanjutan 

RD Yohanes Suparta selaku Ketua Umum Sinode Para Uskup Tingkat Keuskupan di Keuskupan Bogor menyampaikan materi yang berjudul “Kontekstualisasi Semangat Gereja Sinodal dan Kebijakan Transformatif Dalam Strategi Pastoral Keuskupan Bogor”. Sebelum menyampaikan materi, Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut mengajak para peserta yang hadir untuk menyamakan pemahaman terkait Keuskupan yang dikutip dari Kitab Hukum Kanonik (KHK) no. 369, yaitu Keuskupan adalah bagian dari umat AlIah, yang dipercayakan kepada Uskup untuk digembalakan dengan kerjasama para imam, sedemikian sehingga dengan mengikuti gembalanya dan dihimpun olehnya dengan Injil serta Ekaristi dalam Roh Kudus, membentuk Gereja partikular, dalam mana sungguh-sungguh terwujud dan berkarya Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Selain keuskupan, Ia pun menyampaikan pemahaman tentang paroki yang dikutip dari KHK no. 515 §1, yaitu Paroki ialah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja partikular, yang reksa pastoralnya, dibawah otoritas Uskup diosesan, dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.

Maka, tutur Imam Diosesan Keuskupan Bogor tersebut, paroki-paroki tidak dapat berjalan sendiri karena Gereja Universal hadir di dalam dan melalui keuskupan. Seluruh entitas dalam keuskupan seperti paroki, seminari, komisi-komisi, komunitas dan lain sebagainya perlu mewujudkan dan mendukung keuskupan, serta tidak bisa dan tidak boleh berdiri sendiri. Dalam mendukung pemaparannya tersebut, Ia merangkum perjalanan Keuskupan Bogor dalam menghidupi Gereja yang sinodal, yaitu: 

  • Mgr Geise. Mgr Harsono, Mgr Mikael 
  • Sinode 2002
  • Temu Pastoral 2007 
  • Road Map I 2015-2019
  • Road Map II  2019 dan Sinode Para Uskup

Relasi dan Relevansi

Relasi dan relevansi Road Map II dengan Sinode Para Uskup terletak pada hal berikut: 

  1. Konteks Kebijakan keuskupan Pastoral Transformatif dalam kerangka pencapaian visi dan misi Keuskupan Bogor. Ketika sosialisasi Road Map II pada tahun 2019 lalu, ada visi dan misi keuskupan yang menjadi tujuan, kemudian Romo Parto menyampaikan juga bahwa dalam mencapai visi dan misi keuskupan ada tiga hal yang ditambahkan yaitu transformasi kelembagaan, transformasi individual serta komitmen dan kepemimpinan. Tiga hal tersebut menjadi unsur yang sangat penting dalam proses kebijakan pastoral untuk mencapai visi dan misi keuskupan. 
  2. Relevansi “semangat sinodal” (Sinode Para Uskup) dalam konteks roadmap Keuskupan Bogor. Menghidupi dan menghidupkan Gereja yang sinodal untuk mewujudkan visi dan misi keuskupan. Maka terlihat bahwa Sinode Para Uskup bukan sesuatu hal yang terpisah melainkan sudah menyatu dengan visi misi keuskupan. “Kita menjadi communio agar menjadi Gereja yang sinodal,” tutur Romo Parto 
  3. Relevansi “pertobatan sinodal” dalam konteks roadmap Keuskupan Bogor terletak pada transformasi kelembagaan dan transformasi individu. 

“Pemahaman yang komprehensif menjadi keharusan sebagai kesadaran komunal yang pada gilirannya menentukan dinamika pastoral Gereja sebagai persekutuan umat Allah. Dan dalam terang Roh Kudus semoga kita dapat semakin menghidupi Gereja yang berjalan bersama dan menghadirkan karya keselamatan Allah sebagai satu kesatuan Gereja Partikular, Gereja Keuskupan Bogor,” tegas Romo Parto. 

Tujuan Pertemuan 

Bapak Anton Sulis selaku Ketua Steering Committe (SC) menyampaikan bahwa tujuan pertemuan yang dilaksakan pada hari ini adalah memahami kerangka berpikir, komitemen dan ekspektasi Bapa Uskup terkai dengan penerapan hasil sinode. Selain itu adalah untuk memahami persepsi teknis perwujudan kebijakan pastoral. Serta mengajak agar peserta yang hadir dapat merasakan semangat yang berkobar-kobar dalam mengambil peran mewujudkan transformasi pastoral dan pertobatan sinodal.

Rencana Visitasi Pastoral 

Bapak Anton Sulis pun menyampaikan bahwa program visitasi pastoral akan segera dilaksanakan ke paroki-paroki yang berada di Keuskupan Bogor. Visitasi pastoral adalah sesi pertemuan antara tim pastoral paroki dengan tim DPKB dan entitas pastoral Keuskupan Bogor untuk mengevaluasi perkembangan reksa pastoral paroki dalam kesesuaiannya dengan arah kebijakan Uskup dan misi Keuskupan Bogor. Hal ini, juga untuk merayakan setiap kemajuan-kemajuan pastoral yang dicapai dan menemukan peluang-peluang perbaikan yang dapat dilakukan bersama-sama. Selain itu, visitasi pastoral adalah untuk menemukan kebutuhan dukungan kebijakan dan atau intervensi Uskup dalam rangka memastikan berjalan baiknya reksa pastoral paroki serta untuk meneguhkan kembali semangat Jalan Bersama dalam mewujudkan misi Gerejawi di Keuskupan Bogor. 

One thought on “Pertemuan Dalam Rangka Kontekstualisasi Hasil Sinode Di Keuskupan Bogor 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks