Jumat, 21 Oktober 2022
Bacaan Pertama : Efesus 4:1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24:1-2.3-4ab.5-6
Bacaan Injil : Lukas. 12:54-59
Kehadiran Kristus di dunia merupakan sarana manusia untuk melihat lebih mendalam suatu karya keselamatan yang tidak pernah terjamah oleh indra manusia. Kita menyadari bahwa problematika kehidupan manusia semakin lama semakin kompleks. Akibatnya kegelisahan, ketakutan, dan kesedihan terus membawa manusia jauh dari yang sifatnya ilahi. Tantangan untuk melihat tanda keselamatan yang telah disematkan oleh Allah kepada manusia semakin pudar dan sulit ditemukan karena problem yang terus berdatangan silih berganti. Pada dasarnya, memang naluri manusia akan kesenangan dan kenikmatan tidak dapat dihilangkan secara alamiah, disaat problem datang maka manusia mencari kedua kondisi alamiah tersebut. Akan tetapi, perlu disadari bahwa kesenangan dan kenikmatan yang terus dicari manusia tidak akan selamanya kekal apabila tidak melihat kembali esensi dari kedua kondisi tersebut.
Dalam Injil Lukas, manusia dapat menilai sesuatu yang dilihatnya dengan kasat mata tetapi manusia tidak dapat menilai sesuatu yang esensi dari zaman. Saudara-saudari yang terkasih, Injil Lukas mengingatkan kembali bahwa manusia harus mampu menilai sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh dirinya sendiri, terkadang kita melupakan hal yang sifatnya transendensi (ilahi). Allah menghadirkan Kristus ke dunia sebagai sarana manusia untuk dapat mengenal kasih-Nya, menjadi gembala-Nya terkhusus juga karya keselamatan-Nya.
Secara nyata, kita sadar akan adanya problem yang datang tetapi terkadang kita tidak mengetahui caranya menghadapi problem itu dengan bantuan Allah. Keputusasaan manusia menyebabkan hilangnya nilai terdalam dari suatu problem, kita tidak boleh memandang sebelah mata problem tersebut. Allah memberikan problem tersebut karena adanya kekurangan dari kita maka Dia mengingatkan kita dengan cara menghadirkan problem. Saudara-saudari, Injil membawa kita untuk lebih mengenal akan kehadiran Allah di setiap momen kehidupan. Manusia dapat luput dari kesetiaan tetapi Allah akan selalu setia dengan manusia bahkan ketika kairos (waktu manusia) berganti menjadi chronos (waktu Tuhan).
Fr. Joel Roberto Dos Santos – Skolastika Tingkat III