Bersekutu Dalam dan Bersama Dia

Loading

Rabu, 2 November 2022

Hari Raya Semua Orang Kudus

Bacaan 1: 2Mak. 12:43-46

Bacaan 2: 1Kor. 15:20-24a.25-28

Injil: Yoh. 6:37-40.

“…demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”

( 1Kor 15:22)

Saudara-Saudari terkasih, mendoakan arwah merupakan salah satu dari tradisi Gereja Katolik Universal. Pada zaman dulu, seperti yang tertera dalam bacaan hari ini, orang-orang telah memiliki kebiasaan mendoakan orang yang wafat dengan harapan akan bahagia. Kita dapat melihat juga kebiasaan tersebut di daerah Jawa dan Sunda. Kebiasaan mendoakan arwah dan melawat ke pemakaman merupakan tradisi budaya setempat, selaras pula dengan tradisi Gereja. Hal ini menunjukkan hubungan yang tetap dijaga antara yang hidup dengan yang telah wafat.

Ajaran Gereja mengatakan bahwa persekutuan yang Gereja bentuk tidak terbatas oleh mereka yang masih hidup. Mereka yang telah bersukacita di surga dan mereka yang berada di api penyucian juga bagian dari persekutuan Gereja. Pengenangan arwah semua orang beriman menjadi sarana Gereja mendoakan mereka yang telah wafat dan masih memerlukan doa kita untuk sampai kepada Bapa. Landasan yang dapat kita ambil ialah berdasarkan Injil Yohanes, “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Yoh 6:40).

            Saudara-saudari terkasih, kepercayaan akan kehidupan setelah kematian bukanlah sebuah isapan jari belaka. Yesus telah menegaskan bahwa setiap dari kita akan beroleh hidup yang kekal dan bangkit bersama dengan Dia dalam persekutuan para kudus. “Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.” (1Kor 15:26), demikian Paulus menegaskan alasan Yesus wafat di salib. Maka, dengan pengenangan ini, kita berdoa bagi keselamatan arwah orang meninggal dan mohon doa mereka bagi kita yang berziarah di dunia. Melalui peringatan ini pula, kita hendaknya percaya bahwa kita akan hidup bersama dengan Tuhan dalam kebahagiaan setelah peziarahan kita usai.

Fr. Agustinus Hary Tri Hanggara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks