Kamis, 3 November 2022
Bacaan Pertama : Filipi 3: 3-8a
Mazmur Tanggapan : Mzm. 105: 2-3, 4-5, 6-7
Injil : Lukas 15: 1-10
“Anggur yang baru dalam kantong kulit yang baru”, kalimat tersebut pernah disampaikan oleh seorang imam ketika memberikan sebuah konferensi bagi para Seminaris di Seminari Menengah Stella Maris. Menariknya adalah kalimat tersebut memiliki korelasi dengan bacaan-bacaan pada hari ini. Bacaan pertama menjelaskan tentang perasaan rugi dan sia-sia selama bertahun-tahun dari Rasul Paulus ketika telah mengubah haluannya, dari seorang anti Kristus menjadi pengikut Kristus yang radikal. Ia mengungkapkan bahwa apa yang dilakukannya ketika menjadi seorang anti Kristus sebagai seorang penganiaya orang-orang yang mengikuti Kristus. Begitu pun di dalam bacaan Injil, Yesus hendak menegaskan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengenai sikap hidup sebagai anak-anak Allah melalui tindakan untuk makan bersama para pemungut cukai.
Korelasi yang terjadi antara bacaan pertama dan bacaan Injil adalah menunjukkan tujuan Yesus datang ke dunia. Kita semua mengetahui bahwa Yesus datang ke dunia sebagai tanggapan dari Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Apabila Yesus hanya memberikan perhatian-Nya kepada orang-orang yang taat akan Allah, maka bagaimana keselamatan yang menyeluruh itu dapat dirasakan oleh semua orang? Maksudnya adalah keselamatan yang menyeluruh itu, apakah dapat dirasakan oleh semua orang, jika tidak semua menyadari akan keselamatan yang datang kepada mereka? Selain itu, apa yang dilakukan oleh Yesus adalah sebagai benturan atau pukulan bagi mereka yang menganggap diri taat kepada hukum Allah, namun justru tindakan mereka menjadi antitipos dengan hukum Taurat yang mereka pelajari selama hidup, seperti Rasul Paulus yang menyadari perbuataannya selama menjadi seorang anti Kristus.
Keprihatinan yang terjadi di zaman perjanjian baru terlukis pada zaman kini dalam diri orang-orang yang menganggap dirinya sebagai seorang Kristiani namun tidak menunjukkan sikap hidup sebagai seorang Kristiani. Tindakan Yesus yang memberikan keselamatan bagi umat manusia tidaklah sia-sia atau sebuah kerugian, justru sebaliknya, menjadi sebuah kerugian dan kesia-siaan bagi orang-orang yang ‘bebal’ hatinya karena keselamatan yang ada dan terberi dengan cuma-cuma, belum dapat dinikmati hingga kini. Saudara-saudari yang terkasih, kesadaran terhadap diri sendiri akan segala apa yang dilakukan dan diperbuat lebih baik daripada disadarkan oleh orang lain. Hal tersebut adalah bentuk dari kepekaan terhadap karya keselamatan Allah bahwa kita hendak menempatkan keselamatan tersebut dalam kehidupan kita. Jangan sampai sebuah penyesalan dirasakan karena maut datang terlebih dahulu sebelum kita menempatkan diri dalam keselamatan yang dari Allah.
Fr. Thomas More Yuven Raga Teda