“Romo, apakah berdosa jika sebuah tindakan yang salah itu dilakukan untuk tujuan yang baik?”
Demikian salah satu dari sekian banyak pertanyaan mahasiswa yang dilontarkan pada sesi kedua dari Diskusi Apologetika yang kembali diselenggarakan oleh Gereja Mahasiswa Keuskupan Bogor. Berselang dua minggu dari sesi pertamanya, diskusi pada tanggal 19 Februari 2023 ini mengambil tema yang cukup berat yaitu “Dosa dan Sakramen Tobat” dan difasilitasi oleh RP Effendy Marut OFM. Banyak pertanyaan kritis yang bersumber dari pengalaman sehari-hari sehingga diskusi ini seolah-olah menjadi sebuah titik terang dari tanda tanya yang dirasakan mahasiswa selama ini.


Memahami Dosa dalam Ajaran Katolik
Manusia dan dosa diibaratkan seperti keping bermata dua yang selalu berdampingan. Dosa hadir dalam sepanjang sejarah dan kejatuhan manusia ke dalamnya seperti menjadi bagian tidak terpisahkan dalam perjalanan kehidupan. Untuk itu, memahami dosa perlu dilihat dari kacatama hubungan yang mendalam antara manusia dan Tuhan.
Berdasarkan berbagai pertanyaan yang muncul, RP Effendy OFM mengajak para mahasiswa untuk melihat dosa ke dalam dua golongan, yaitu dosa berat dan dosa ringan. Dosa berat di sini berkaitan dengan dosa atas tindakan menolak iman. Pelanggaran berat terhadap kehendak dan tatanan Allah, di mana manusia memalingkan diri dari Allah dan menggantikan Allah dengan sesuatu yang lebih rendah, serta juga dosa yang merusak prinsip dasar hidup sendiri. “Terlebih lagi, semua tersebut dilakukan secara sadar, tahu, dan mau!” Demikian RP Effendy menekankan kepada para mahasiswa dalam Diskusi Apologetika ini.


Sedangkan di sisi lain, ajaran Katolik menyebutkan bahwa dosa ringan memiliki objek atau materi dosa yang tidak terlalu berat, atau dilakukan tanpa kesadaran ataupun kemauan penuh. Dengan demikian, dosa ringan dinilai memiliki tingkatan yang lebih rendah karena tidak menyebabkan keterpisahan sepenuhnya dengan Allah. Namun RP Effendy juga menyampaikan bahwa mahasiswa sebaiknya tidak sekedar membeda-bedakan mana dosa berat dan mana dosa ringan, karena keduanya tidak dapat dibedakan dengan gamblang. “Jangan sibuk membedakan dosa besar dan dosa ringan tapi fokus pada akibat dari dosa itu sendiri. Masa iya kita malah jadi berpikir “ah ini dosa ringan, jadi tidak apa dilakukan”, bukan seperti itu konsepnya,” tegas RP Effendy di hadapan para mahasiswa.
Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Dosa
Banyak pertanyaan seputar dosa yang bersifat teknis dari kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah yang terlontar di awal: bagaimana jika sebuah dosa dilakukan untuk kebaikan?
Untuk jawaban satu ini, disampaikan dengan sangat jelas sekali bahwa tujuan tidak pernah membenarkan cara. Sebuah tujuan baik sudah sepantasnya dilakukan dengan cara yang baik dan pondasi moral yang baik. Keduanya bersifat linear, tidak bisa dikompromikan. Paparan tersebut berbuah sambutan riuh para mahasiswa yang menanggapi kalimat tersebut sebagai sebuah ‘quote of the day’ khas mahasiswa.


“Romo, bisa ga sih kita bertobat tanpa perlu menerima sakramen tobat? Kan seringnya malu masuk kamar pengakuan. Yang penting sudah menyesal dan tidak mengulangi lagi kan?” Timpal salah seorang mahasiswa. Sebuah pertanyaan yang sepertinya mewakili pertanyaan banyak orang di luar sana. Apakah bisa? Ternyata tidak bisa sesederhana itu, bertobat perlu dilakukan melalui sakramen tobat yang akan menjadi sarana rekonsiliasi dengan Allah sendiri. Melalui sakramen tobat orang mendapatkan kesempatan untuk mengaku dan menyadari, menyesal, dan mengungkapkan niatnya untuk berubah yang diteguhkan melalui absolusi dari Romo serta mendapatkan penitensi.
Defender of the Week
Acara Diskusi Apologetika ini berlangsung selama hampir 2 jam dan ditutup dengan pemilihan Defender of the Week, yaitu mereka yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Romo pemateri terkait apa yang sudah menjadi topik diskusi panjang sebelumnya.
Defender of the Week tentunya dinilai sudah memahami konteks diskusi dan bisa menjadi defender yang mampu menjawab apa yang mereka yakini. Menjadi semakin menarik, karena Gereja Mahasiswa juga menyediakan hadiah berupa tiket menonton bagi para Defender of The Week di kesempatan diskusi kali ini.
Gereja Mahasiswa Keuskupan Bogor

