Kamis, 2 Maret 2023
Hari Biasa Pekan Prapaskah I
Bacaan I : Est 4:10a.10c-12.17-19
Mazmur : Mzm 138:1-2a.2bc-3.7c-8
Injil : Mat. 7:7-12
Suatu hari, ada seorang Ibu yang ingin pergi melihat anaknya di Rumah Sakit. Akan tetapi musibah terjadi dalam perjalanan, kendaraan yang ia gunakan mengalami kerusakan. Ibu ini panik dan bingung untuk melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian, ada seorang pemuda yang pada saat itu melintas dan ingin membantu Ibu tersebut. Akan tetapi, pemuda tersebut mengantar Ibu tersebut ke Rumah Sakit, karena mendengar cerita Ibu tersebut “ingin segera datang ke Rumah Sakit.” Keesokan harinya, pemuda tersebut datang ke kantor yang telah berjanji akan interview. Namun tanpa disangka pemuda ini bertemu dengan Ibu yang kemarin dibantunya. Ibu itu tanpa basa-basi menerima pemuda tersebut di kantornya. Ibu itu mengatakan kepada pemuda itu, “jikalau kamu tidak ada kemarin, mungkin aku tidak melihat anakku satu-satunya di dunia ini untuk selamanya.”
Kehidupan bukan berasal dari hidup yang individual. Kehidupan akan memerlukan orang lain. Orang lain hadir untuk melengkapi keindahan dari kehidupan kita. Dalam bacaan hari ini, tema besar dibahas tentang “pertolongan.” Bacaan pertama membahas, bagaimana kita manusia yang lemah membutuhkan pertolongan dari Tuhan. Dalam Injil mengatakan, “hendaknya kita meminta akan sesuatu yang kita perlukan, maka akan diberikan.” (bdk. Mat.7:7).
Saudara-saudari yang terkasih, kita masuk pada masa pra-paskah. Masa ini kita diajak untuk melakukan pertobatan, amal dan kasih. Apakah kita telah berbuat demikian? Atau kita hanya kerap meminta apa yang kita inginkan saja? Dalam kehidupan, kita berhak meminta pertolongan, namun kita juga mempunyai kewajiban untuk menolong sesama. Amal apa yang telah kita perbuat dalam masa pertobatan ini? “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Mat. 7:12). Kita hendaknya hidup dalam kasih, yakni saling tolong-menolong. Pepatah berkata, “apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai.” Semoga dalam menghayati masa prapaskah ini, kita dapat berbuat banyak kebaikan bagi sesama. Kebaikan yang kita lakukan bukan semata untuk memperoleh balasan yang setimpal, akan tetapi kebaikan dilakukan dengan rasa rendah hati, seperti halnya kita meminta pertolongan dengan rasa rendah hati.
Fr. Egia Andika Surbakti