Senin, 13 Maret 2023
Pekan III Prapaskah
Bacaan I :2 Raj. 5:1-15a
Mazmur :Mzm 42:2-3;43:3-4
Bacaan Injil :Luk 4:24-30
Injil hari ini mengisahkan perumpamaan tentang Yesus yang mengatakan bahwa tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Seorang nabi adalah orang yang dipilih oleh Allah untuk mengungkapkan kasihNya. Nabi diutus untuk memberikan ‘tanda’ yaitu berupa mukjizat, nubuat, nasehat, peringatan dan seruan untuk bertobat. Seorang nabi dapat melakukan semua tanda-tanda tersebut karena diberikan “kuasa” oleh Allah.
Pada zaman Yesus orang Nazaret hanya melihat bahwa Yesus adalah anak Yusuf seorang tukang kayu biasa, bahkan saudara-saudaranya pun hanya orang biasa dan ada dilingkungan mereka juga (Mrk 6:1-6), mana mungkin Yesus mempunyai kemampuan yang “luar biasa”, karena itu mereka menolak Yesus sebagai nabi. Bagaimana Allah menegakkan kerajaan-Nya di bumi? Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus memiliki “rasa” yang tinggi bahwa Mesias akan segera datang untuk mengantar kerajaan keadilan, kasih, dan kedamaian Allah di atas bumi. Faktanya, Yesus berbicara dalam istilah mesianis tentang kerajaan Allah yang akan datang. Yesus berbicara tentang kerinduan mereka akan kerajaan baru dalam perumpamaan tentang seorang bangsawan yang pergi untuk menerima sebuah kerajaan. Perumpamaan itu mengungkapkan sesuatu yang penting tentang bagaimana Allah menjalankan maksud dan rencana-Nya dengan umat-Nya.
Inti dari perumpamaan itu terletak pada tanggung jawab menjadi seorang pelayan, entah di manapun ia melayani, tetap duty first. Setiap pelayan yang dipercayakan dengan uang tuannya untuk setia sampai titik tertentu. Pelayan yang mengubur uang tuannya di tanah tidak bertanggung jawab. Tuhan Yesus menawarkan kepada kita kerajaan keadilan, cinta, dan kedamaian dan Dia memanggil kita untuk hidup sebagai warga negara kerajaan ini di mana Dia memerintah sebagai Guru dan Tuhan. Melalui kematian-Nya yang menebus dosa di kayu salib dan melalui kemenangan kebangkitan-Nya, Yesus membebaskan kita dari kerajaan kegelapan tempat dosa dan setan berkuasa. Melalui kuasa Roh Kudus, Tuhan memberi kita kebebasan untuk hidup sebagai hamba-Nya dan menyerahkan hidup kita dalam pelayanan yang penuh kasih kepada sesama.
Fr. Gregorius Laurenzy Manek