Aku Selalu Bersamamu

Loading

Selasa, 21 Maret 2023

Bacaan I : Yeh 47:1-9,12

Mazmur Tanggapan: Mzm 46:2-3,5-6,8-9

Bait Pengantar Injil: Mzm 51:12a.14a

Bacaan Injil: Yoh 5:1-3a,5-16

“ Menyadari kehadiran-Nya melalui segala sesuatu di sekitar kita”

            Renungan ini akan saya mulai dengan sebuah cerita yang mungkin pernah kita dengar, yakni mengenai ikan kecil dan keingintahuannya. Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang di tepi sungai. Sang ayah berkata kepada si anak “ Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.” Pada saat yang sa,a seekor ikan kecil mendengar percakapan itu, mendadak ikan kecil itu gelisah dan ingin tahu air itu apa? Hal itu membuat si ikan kecil bertanya-tanya dan menanyai setiap ikan yang ia temui. Semua ikanyang ia tanyai tidak ada yang mengetahui dimana letak air yang kata manusia tadi tanpanya kita akan mati. Lalu si ikan kecil memutuskan untuk menuju ke mata air untuk menemui ikan sepuh dan menanyakan dimana letak air itu? si ikan sepuh dengan sabar menjawab, “ janganlah khawatis anakku air yang selama ini kamu cari telah mengelilingi kamu, sehingga kamu tidak menyadarinya.

            Dalam cerita tadi ikan kecil yang mendengar percakapan dari seorang bapak dan anak,p mencari dan bertanya-tanya dimanakah letak air kehidupan itu? Tentu air adalah suatu hal yang sangat berharga dalam kehidupan manusia, bahkan juga seluruh mahluk hidup yang ada didunia ini. Bunga yang dirawat sebaik apapun akan mati jika tidak diberikan air, bahkan diperkirakan manusia hanya mampu bertahan selama 2-4 hari tanpa air minum. Dalam cerita tersebut air menandakan sebuah Rahmat Tuhan yang senantiasa bersama kita semua, dalam setiap pekerjaan, tugas pelayanan, atau aktivitas kita lainnya. Rahmat itu datang dari Allah, sebab Ia sangat mengasihi kita dan melalui kasih itu Rahmat-Nya tercurah kepada kita.

Namun, sangat disayangkan terkadang kita bertanya-tanya dimana Rahmat itu dan bahkan mencarinya, padahal Rahmat itu selalu bersam dengan kita. Akan tetapi, diri kita selalu diliputi kekhawatiran dan ketakutan yang membuat kita lalu bertanya apakah Tuhan mencintai-ku dan tidak menyadari Rahmat yang dari Allah. Dalam kondisi apapun Rahmat Tuhan akan selalu bersama dengan kita, maka dari itu kita sebagai anak-anak Allah harus terus menyadari bahwa cinta Tuhan tidak akan pernah pudar terhadap diri kita, seburuk apapun diri kita. Maka dari itu, marilah kita menyadari Rahmat yang Tuhan berikan dengan berefleksi dan selalu mengucap syukur atas segala sesuatu yang kita alami.

Fr. Giovanni Christian Tholla

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks