Kamis, 23 Maret 2023
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV
PF S. Turibius dari Mongrovejo, Uskup
Bacaan I: Keluaran 32:7-14
Mazmur: 106:19-20.21-22.23
Injil: Yohanes 5:31-47
Baik kebenaran maupun kepalsuan dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan bahkan akan menjadi sulit untuk membedakannya. Terasa sangat tipis sekali untuk menyadari dan mengetahui mana yang adalah kebenaran dan mana yang adalah kepalsuan oleh indra manusiawi ini. Seolah-olah kemudian, yang karena keterbatasan indra manusiawi ini, menjadikan suatu yang wajar, maklum, lumrah bahwa ketika kita tergelincir dan jatuh pada kepalsuan-kepalsuan.
Saudara-saudari yang terkasih, bacaan Injil pada hari ini memberikan cerminan kepada kita akan betapa manusia tidak dapat mengidentifikasi kebenaran itu. Yesus yang adalah kebenaran itu sendiri nyatanya ditolak oleh manusia yang sejatinya manusia mencari kebenaran itu. Manusia jatuh pada persepsinya tersendiri dan menciptakan kebenarannya. Manusia bertegar hati bahwa yang ada dalam pandangannya adalah kebenaran itu. Manusia jatuh dalam pandangan, “Hanya karena tidak mengetahui dan mengerti” maka manusia tidak melihat sinar kebenaran yang telah terpancar di hadapannya.
Saudara-saudari yang terkasih, bacaan pada hari ini mau mengajak kita semua untuk tidak bertegar hati dalam pandangan diri kita sendiri. Diperlukannya kerendahan hati dan keterbukaan hati untuk menerima Dia yang belum kita mengerti dan belum kita pahami. Bagaimana mungkin Yang Tidak Terbatas dapat dapat dipahami oleh yang terbatas ini? Jika mampu dipahami maka itu bukan lagi tidak terbatas, karena Ia dibatasi oleh pemahaman kita yang terbatas. Maka marilah kita dalam masa pertobatan ini untuk terus bersama-sama berjalan bersama mengejar horizon yang telah memancarkan sinarnya dihadapan kita.
Fr. Yohanes Steven Ageng Wicaksono