Momentum Idul Fitri, Uskup Keuskupan Bogor Lakukan Safari Silaturahmi

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG- Pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1444 H di hari Sabtu (21/4/2023) pagi, Monsinyur Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor melakukan safari silaturahmi Idul Fitri ke kediaman tokoh pemerintahan dan tokoh-tokoh muslim di Kota Bogor. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Gereja Katolik Keuskupan Bogor dalam merawat toleransi dan kerukunan antar umat beragama lewat jalinan persahabatan serta tindakan nyata melalui kehadiran di tengah segala lapisan masyarakat tanpa menjadikan perbedaan sebagai sebuah sekat penghalang. 

Dalam kegiatan safari silaturahmi ini, Monsinyur Paskalis didampingi oleh RD Yohanes Suparta selaku Pastor Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor, RD Mikail Endro Susanto selaku Pastor Vikaris Episkopal (Vikep) Kemasyarakatan Keuskupan Bogor, RD Marselinus Wisnu Wardhana selaku Pastor Sekretaris Jenderal Keuskupan Bogor, RD Dionnysius Yumaryogustyn Manopo selaku Pastor Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Bogor, RD Paulus Haruna selaku Pastor Paroki BMV Katedral, Bogor, serta perwakilan dari Suster Kongregasi FMM yang berkarya di Keuskupan Bogor. 

Kunjungan ke Tokoh Pemerintahan dan Tokoh Muslim di Kota Bogor 

Rumah kediaman Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto menjadi destinasi pertama dalam safari silaturahmi Idul Fitri ini. Di dalam kunjungan ini, Bima Arya menyampaikan bahwa Monsinyur Paskalis selalu menjadi tamu pertama yang hadir. Tampak suasana penuh sukacita dan keakraban tergambar dalam pertemuan ini. Dalam kunjungan ini, Wakil Walikota Bogor yaitu Dedie Rachim turut hadir dan menyambut kehadiran Monsinyur Paskalis beserta rombongan. 

Usai kunjungan di kediaman Walikota Bogor, Monsinyur Paskalis beserta rombongan menuju ke Yayasan Islamic Center Raudhotun Nur yang berlokasi di daerah Cijahe, Bogor Barat. Di tempat ini, Habib Novel Alaydrus menyambut kedatangan Monsinyur Paskalis beserta rombongan dengan penuh sukacita dan keakraban. 

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke rumah kediaman KH. Zaenal Abidin selaku Ketua Badan Sosial Lintas Agama (Basolia). Dalam kunjungan ini, topik yang dibahas adalah terkait dengan toleransi di Kota Bogor yang terus menerus dirawat dan dijaga. 

Safari silaturahmi Idul Fitri pun beralih ke Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan yang berlokasi di daerah Loji, Bogor Barat. Di pondok pesantren ini, rombongan disambut oleh KH. Agus Fauzan selaku pemimpin pondok pesantren. 

Kemudian giliran kediaman Habib Hasan Alatas yang disambangi dalam safari silaturahmi pada hari ini. Masih dalam suasana sukacita, Habib Hasan menerima rombongan dengan keramahan dan persahabatan. 

Rangkaian safari silaturahmi ditutup di rumah kediaman KH. Ahmad Wafa pemilik Pondok Pesantren Dipamenggala Al-Hasanah yang berada di Jl. Raden Kosasih, RT.05/RW.10, Cikaret, Kec. Bogor Selatan. 

Membangun Persaudaraan Sejati

Melalui rangkaian kunjungan safari silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri ini menggambarkan bahwa kerukunan umat beragama dapat terwujud melalui jalinan persahabatan yang terus menerus dipupuk dan dirawat dengan upaya-upaya terbaik. Melalui peristiwa ini pula, Monsinyur Paskalis selaku Pemimpin umat Katolik di Keuskupan Bogor memberikan sebuah contoh dan pesan bahwa iman dapat diwujudkan dengan menjalin persahabatan tanpa memandang agama ataupun latar belakangnya. Selain itu, menurut Monsinyur Paskalis, gagasan besar Gereja adalah membangun Kerajaan Allah yang diwujudkan dengan membangun persaudaraan sejati antar umat manusia. Hal ini diwujudkan secara konkret dalam konteks Keuskupan Bogor ini, dimana hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki beragam agama. 

“Pada momen Idul Fitri ini, kita memberikan perhatian khusus untuk membangun persaudaraan dengan teman-teman kita yang beragama muslim. Maka dalam hal ini kami membuat kebijakan pada hari raya Idul Fitri ini untuk melakukan kunjungan dan turut merayakan hari bahagia mereka. Dengan demikian kita terus menerus merawat persaudaraan sejati dengan saling mengunjungi terutama di hari istimewa mereka, yaitu di hari perayaan keagamaan” tutur Monsinyur Paskalis. 

This entry was posted in Tak Berkategori. Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!