Hari Buruh atau biasa disebut May Day jatuh pada 1 Mei setiap tahunnya. May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Menurut sejarahnya, peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Mereka melakukan mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan bahwa pada tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Sedunia.
Peringatan May Day ini juga sudah secara rutin diadakan di Keuskupan Bogor. Kegiatan ini dikoordinatori oleh Biro Pelayanan Buruh Keuskupan Bogor. Peringatan May Day Pekerja Katolik se-Keuskupan Bogor ini sempat terhenti pada tahun 2020. Hal ini dikarenakan adanya wabah Covid-19. Pada 2023, peringatan May Day kembali diadakan. Paroki Kristus Raja Serang menjadi panitia penyelenggara kegiatan tersebut.
Dengan mengusung tema “Kebersamaan, Sukacita dan Bersyukur” para pekerja Katolik berbondong-bondong datang dari berbagai Paroki se-keuskupan Bogor ke Paroki Kristus Raja – Serang. Peringatan May Day kali ini pada tanggal 07 Mei. Hal ini terjadi Karena pada tanggal 1 Mei sebagian besar karyawan masih libur Lebaran, sehingga kegiatan tersebut diundur sampai tanggal 7 Mei 2023.

Peringatan May Day diawali dengan perayaan Ekaristi, dengan selebran utama, RD. Marselinus Wisnu Wardhana selaku Sekretaris Jendral Keuskupan Bogor, dan Konselebaran RD. Johanes Maria Ridwan Amo selaku Ketua PSE Keukupan Bogor dan RD. Bartolomeus Wahyu Kurniadi selaku Ketua Biro Pelayanan Buruh Keuskupan Bogor.
Dalam homilinya, Romo Marselinus mengatakan bahwa Gereja Keuskupan Bogor sangat senang dengan apa yang dilaksanakan hari ini. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk perhatian Gereja Keuskupan Bogor kepada para pekerja Katolik di Keuskupan kita. Gereja ingin berjalan Bersama dengan para pekerja. Kita semua adalah Gereja umat Allah yang senantiasa perlu menyadari bahwa perjalanan rohani kita adalah perjalanan bersama. Maka, kita pun perlu menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang memiliki sebagai pekerja demi kemuliaan Tuhan. Bukan hanya bapak ibu sebagai pekerja, tetapi para imam pun juga adalah para pekerja bagi Allah dan umat-Nya. Singkatnya, kita semua adalah pelayan dalam dunia ini demi kemuliaan nama Tuhan. Pada hari ini kita juga diingatkan bahwa melalui Keuskupan, kita ingin memperhatikan para pekerja Katolik dengan mengutus para imam yang hadir untuk mendampingi dan bekerja Bersama dengan para pekerja Katolik di Keuskupan Bogor. Romo Ridwan dan Romo Bertho adalah pendamping rohani bagi para pekerja Katolik. Gereja Keuskupan Bogor tidak ingin melihat para pekerja Katolik dalam keadaan sendiri, karenanya mereka diberi perhatian khusus dengan mengutus seorang gembala. Melalui Romo pendamping bagi para pekerja Katolik, kehadiran Romo diharapkan mampu menjadi teman seperjalanan dan juga mampu menguatkan segala kesulitan yang dialami oleh para pekerja Katolik di Keuskupan Bogor.
Paus Fransiskus mengatakan pada peringatan hari Buruh Internasional, bahwa Bapa yang ada di surga tidak akan meninggalkan anak-Nya di dalam pekerjaan yang menyulitkan dan kesendirian, tetapi diangakat menjadi anak Allah yang penuh sukacita. Bapa yang ada di surga senantiasa bersama-sama dengan anak-anak-Nya supaya mereka tidak mengalami kesendiriaan dalam kehidupan ini. Kita pun sebagai orang orang pilihan Allah dalam Sakramen Pembabtisan hendaknya menyadari bahwa Allah hadir bagi kita semua. Allah tetap bersemayam dalam hidup kita, Allah ada di dalam kita, dan Allah yang menjadi penopang pengharapan dalam segala sesuatu. Santo Yusuf sebagai pelindung para pekerja dapat dijadikan sebagai teladan bagi kita semua. Pekerjaan sesederhana apapun yang dilakukan dengan hati yang baik, dan tertuju pada kemuliaan Allah, senantiasa dapat menghasilkan sebuah pekerjaan demi kemuliaan Allah.

Para pekerja Katolik menjadi garda terdepan di dalam karya pengabdian Gereja. Peran ini harus disadari oleh para pekerja Katolik sebagai orang-orang pilihan Allah. Anda dipilih oleh Allah untuk menjadi garda terdepan dan untuk memberikan kesaksian tentang sukacita Allah kepada sesama.
Yesus pun di dalam dunia ini melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana. Pekerjaan yang membuat mata orang terbuka bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus mengantarkan pada orang untuk mengimani Allah Yang Maha Kuasa. Maka, betapapun sederhananya pekerjan kita, kita tetap melakukan berdasarkan iman yang kita punyai. Kita memiliki belas kasih dari Allah sehingga kita dapat setia kepada pekerjaan yang telah dipercayakan oleh Allah kepada kita. Maka, pekerjaan itu berdampak baik kepada siapapun, terutama pekerjaan yang kita lakukan berdampak baik bagi pembagunan rohani. Sebagai umat pilihan Allah dan sebagai orang yang percaya kepada Kristus, pekerjaan yang kita lakukan adalah demi keutuhan hidup rohani kita. Jika kita berani melepaskan Allah, maka kita akan merasa sendirian dan tidak akan pernah puas terhadap apa yang kita kerjakan. Sebaliknya, jika kita senantiasa bersama dengan Allah, maka setiap pekerjaan yang kita lakukan akan membawa kepada menuju kedewasaan iman itu. Pribadi yang matang atas setiap pekerjaan yang kita lakukan senantiasa memperoleh suatu daya kekuatan baru. Di dalam melakukan pekerjaan Tuhan bersama dengan kita, sekecil apapun yang diberikan untuk pembangunan Gereja terutama pembangunan rohani. Mari kita berjalan bersama secara sinodal, berjalan bersama dan sesederhana apapun yang kita lakukan. Itu penting. Para pekerja Katolik adalah orang-orang yang penting di dalamn Keukupan Bogor. Anda berasal dari paroki manapun di Keuskupan Bogor ini, anda adalah orang-orang penting bagi kehidupan Gereja, maka Gereja menyerukan dan menyerahkan sepenuh-penuhnya kepada anda semua. Melalui Sakramen pembabtisan kita dapat mengenal Kristus. Berkat sakramen bapis, hidup kita mengarah kepada kekekalan surgawi. Maka, apa yang kita lakukan di Keuskupan kita ini adalah suatu hal yang perlu kita sadari bahwa kita ini adalah orang penting bagi Gereja. Di dalam setiap tempat dan situasi mana pun, anda adalah sakramen-sakramen yang hidup. Anda adalah orang yang menjadi saksi atas perkataan, perbuatan dan tindakan anda di manapun anda berada. Ketika anda tidak berkata apapun tetapi orang melihat cahaya kebaikan di dalam wajah anda, di dalam hati anda yang baik, di dalam suatu sikap anda yang baik, itupun sudah cukup memberi suatu kesaksian dan identitas anda itu siapa. Apalagi di dalam pekerjaan yang kita lakukan, kita mampu menunjukkan kejujuran didalam hidup kita, kita mampu menunjukKan kedewasaan dan kematangan dalam pekerjaan. Anda menjadi saksi tentang siapa yang anda Imani, yaitu Allah sendiri. Oleh sebab itu, Yesus di dalam semangatnya di dunia ini membawa suatu kebaikan kepada kita semua. Yesus memiliki kasih setia, maka kesetiaan kita terhadap iman yang kita punyai mengantarkan kita, memiliki suatu teladan kasih. Yesus menjadi model bagi kita, menjadi model terhadap apa yang kita kerjakan. Yesus melakukan pekerjaan, melakukan mujizat, melakukan pelayanan kepada orang banyak dengan cuma-cuma dan Ia melakukan supaya Allah itu semakin dikenal oleh semua orang.
Maka sebenarnya kita perlu berbangga hati bahwa ketika kita menjadi orang-orang penting didalam Gereja kita, bahwa anda adala teladan teladan yang memberi kesaksian adalah sakramen-sakramen hidup yang mendekati banyak masyarakat. Di dalam masyarakat sekitar kita, ketika kita menampilkan suatu kebaikan atas dasar iman didalam Kristus, disitulah kesaksian kita berikan tanpa kita berkata apupan hidup kitapun menjadi sakramen kesaksian bagi banyak orang. Maka jangan kita minder menjadi orang-orang pilihan, maka janganlah kita merasa rendah diri tetapi kita mesti angkita di dalam proses pekerjaan kita maka apa yang lakukan membuat kita semakin berbuah didalam kristus.
Sebagai umat di Keuskupan Bogor, uskup kita itu satu, maka bapak kita itu menjadi model di dalam teladan pelayanan kepada siapapun, maka anda di dalam kesulitan, kekurangan keterbatasan dalam setiap pekerjaan dalam hidup yang kita alami, anda sebenarnya punya tempat untuk berbicara dan bapa uskup mengutus para Pastor untuk hadir didalam Paroki, Paroki pun menjadi tempat bagi kita untuk mengaduh, berkeluh kesah dan kita dapat menceriterakan kesulitan kita.
Orang yang bekerja dengan baik tetapi melupakan Tuhan dia akan rapuh. Karena ketika dia menghadapi kesulitan dia akan merasa sendirian tatapi jika orang didalam pekerjaan tetap mengandalkan Tuhan, dia akan selalu punya tempat dan keseimbangan hidupnya. Ketika dia terpuruk dia tetap mengandalkan kerahiman Tuhan dan Tuhan akan memberikan waktu, memberikan proses, maka dengan sabar kita akan mengikuti proses Tuhan, maka Tuhan akan memberikan jalan terbaik bagi kita jika kita memang terus menerus mengandalkan Tuhan.
Sebelum mengakiri homilinya romo Marsel menegaskan bahwa dalam setiap pekerjaan kita, ketekuan kita bekerja, kitapun senantiasa harus tekun didalam doa, bahkan sebagai pekerjapun kita harus punya semangat devesional . Berdevosi menjadi cara kita untuk mengenal Allah secara lebih baik. Didalam bulan Maria dalam masa Paskah ini, kitapun juga punya ibu yaitu Maria yang selalu menemani kita didalam kesulitan dan Dia pun mau mengantarkan doa-doa kita semua kepada Yesus. Oleh sebab itu melalu pertolongan Bunda Maria, kita senantisa diajak untuk mengandalkan kerahiman Allah, mengandalkan kekuatan Allah, maka kitapun sebenarnya dalam keadaan tidak sendiri karena Roh Allah pun berkerja atas kita. Ketika kita bekerja dalam dunia ini Roh Kudus pun bekerja atas kita. Kalau Gereja Katolik tidak ada Roh Kudus mungkin Gereja ini akan terpecah pecah tetapi karena Roh Kudus ini selalu menyertai hidup kita maka kebersatuan kita kepada Kristus sungguh sungguh menjadi kekuatan besar bagi kita.

Setelah perayaan Ekaristi bersama, para peserta diajak ke Aula Alexander untuk mengikuti ramah tamah dan talk show Perburuhan. Terlihat perserta begitu antosias mengukiti setiap acara yang ditampilan. Acara terasa lebih meriah karena setiap paroki membawakan Yel-yel dari parokinya masing-masing dan juga adanya Dor Prize.
Ketika diminta tanggapan tentang pelaksanan May Day tahun ini romo Marsel mengatakan bahwa Ia sangat senang, suka-cita dan bangga dengan pekerja-pekerja yang turut dalam acara May Day ini, karena acara ini menginspirasi banyak orang dan tentunya senantiasa sesuai tema acara kali ini yaitu Kebersamaan, Sukacita dan Bersyukur. Hal penting juga adalah tekun berdoa dan jangan lupa bahagia, karena dengan kita bahagia maka akan membuat orang lain bahagia juga. Hal yang sama juga dirasakan oleh romo Bertho. Beliau mengatakan bahwa semuanya berjalan dengan baik sesuai dengan tema dan kita diajak untuk bergembira bersama, bersyukur dan juga senantiasa ingat akan penyelenggaraan Tuhan didalam hidup kita. khususnya para pekerja atau buruh di Keuskupan Bogor untuk senantiasa merasa semangat dan diberkati Tuhan dan menajdi berkat bagi banyak orang.
Stanis Kwen (Komsos GKRS)



