Senin, 25 September 2023
Hari Biasa, Pekan Biasa XXV
Bacaan I: Ezra 1:1-6
Mazmur Tanggapan: 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6
Injil: Lukas 8:16-18
Melalui matanya manusia dapat melihat, melalui telinganya manusia dapat mendengar, dan seterusnya untuk indera yang lain. Jika mau dibayangkan, entah betapa berharganya setiap indera yang dimiliki manusia. Segala potensi yang terdapat dalam indera ini dapat kita pergunakan, entah kepada hal yang berakhir pada kebaikan atau pada hal yang berakhir pada sesuatu yang tidak baik. Segalanya ini dapat dengan mudahnya kita pergunakan sesuai dengan keinginan kita. Lantas dengan segala kemudahan yang telah ada ini apakah ini menandakan indera kita dapat menanggulangi segala apa yang terjadi?
Saudara dan saudari yang terkasih tentu saja ini merupakan jawaban yang mudah untuk dijawab bagi kita semua. Kita dengan sangat jelas mengetahui bahwa indera kita, meskipun sempurna, tetap memiliki kekurangan dalam beberapa arti. Namun sesungguhnya jika kita mau bersama-sama merenungkannya lebih jauh lagi, rasa sadar yang kita miliki nyatanya kerapkali berjalan menuju pada alam bawah sadar. Kerapkali dengan mudahnya kita melakukan hal yang berujung pada yang tidak baik dan dengan kemampuan yang kita miliki, kita melakukan berbagai dalih untuk diberikan sebagai argumen.
Selama ini kita sering mendengar, dan sudah menjadi tidak asing lagi, bahwa kita manusia diciptakan secitra dengan Allah. Kita mengenalnya dengan imago Dei. Dengan hal yang kita ketahui ini (imago Dei) kita sebagai manusia menyadari bahwa memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan yang lainnya. Maka yang menjadi permenungan adalah, pernahkah kita memikirkan yang sebaliknya? Bahwa Sang Pencipta tidak mungkin untuk tidak mengetahui mengenai segala apa yang ada pada ciptaannya.
Apakah ini menjadi tidak masuk akal? Tentu saja tidak. Jika kita mau mengacu pada imago Dei maka kita sesungguhnya telah mengetahui bahwa segala indera yang ada pada kita manusia berasal dari Allah. Allah dengan indera-Nya memiliki segala kesempurnaan yang tidak bercacat cela. Ini menandakan bahwa sesungguhnya tidak ada yang tidak Allah ketahui mengenai kita. “Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.”
Saudara dan saudari terkasih, bacaan pada hari ini mau mengingatkan kembali kepada kita bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat kita sembunyikan. Segala apa yang terjadi dan yang kita lakukan bagaikan kita masuk ke dalam rumah yang terang, ”…tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.” Segala apa yang terjadi dan kita lakukan secara langsung diterpa oleh cahaya pelita, tidak ada yang tersembunyi. Syukur kepada Allah yang oleh karena kasih-Nya kita boleh diingatkan kembali melalui bacaan pada hari ini untuk tetap berlaku kudus dan baik meskipun tidak ada manusia yang melihat, meskipun tidak ada pemilik yang memperhatikan, meskipun hanya kita dan Allah yang mengetahuinya.
Fr. Yohanes Steven Ageng Wicaksono