Hari Biasa , Pekan Biasa XXV
PW S. Vinsensius a Paulo, Imam
Mazmur Tanggapan: Tb 13:2.3-4a.4bcd.5.8
Bait Pengantar Injil Markus 1:15
Bacaan Injil: Lukas 9:1-6
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memperingati peringatan wajib Santo Vinsensius a Paulo, St. Vinsensius pernah menyerukan bahawa cinta kepada Allah berarti bekerja keras untuk Allah. Dalam kehidupan nyata bisa dikatakan sikap kita bertolakbelakang, dengan semangat kerja keras. Mungkin dalam tempat umum kita masih malu atau takut dalam membuat tanda kemenangan kita, kerja keras kita bukan berlandaskan cinta kasih kepada Allah namun untuk mendapatkan uang yang banyak. Melalui seruan dari St. Vinsensius kita diajak untuk melakukan sesuatu dimulai dari tanda salib, kita bekerja bukan semata-mata untuk diri sendiri melainkan untuk kemuliaan Allah. Maka dari itu marilah mencintai Allah, sekali lagi marilah mencintai Allah, tetapi dengan mencucurkan keringat dan dengan menyingsingkan lengan baju.
Dalam bacaan Injil Yesus memanggil keduabelas muridnya untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Mereka pergi dengan tidak membawa bekal apapun, mereka disarankan untuk menumpangan di rumah-rumah orang. Menjadi pengikut Kristus tidak semudah membalikan telapak tangan. Akan muncul suka dan duka, apalagi menjadi pengikut Kristus harus bisa menyangkal diri, meninggalkan kedagingan kita, dan berani untuk mengikuti Kristus. Hal ini menjadi semangat untuk kita umat Allah yang sudah ditandai dengan pembaptisan. Kita harus bisa mengusir setan dalam diri kita masing-masing, mungkin setan itu berupa kemalasan, perbuatan jahat, rasa bosan, egois, mencuri, overthinking, dll.
Semangat misa yang ada dalam murid-murid Yesus dan St. Vincensius menjadi pemicu kita sebagai umat katolik agar semakin berani dalam bertindak dalam kepekaan dimulai dari diri sendiri, dalam keluarga, masyarakat, dan hidup menggereja. Dengan kepekaan dan semangat berjuang kita bisa menjadi perpanjangan tangan kasih Tuhan. Tidak harus dengan hal yang besar tetapi mulailah dengan hal yang paling kecil. Sehingga ketika kita mampu bertindak dan berbuat baik orang lain akan tergerak hatinya dan hidup kita semakin menyerupai Allah (Imago Dei). Semoga dengan pertolongan Tuhan dan kerelaan kita dapat menjadi terang dan garam dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan Memberkati
Fr. Amatus Melsasail