Kepada Siapa Kita Berharap?

Loading

Bacaan           :

Hari Biasa, Pekan Biasa XXVII

Bacaan I : Mal 3:13-4:2a

Mazmur  : Mzm 1:1-2.3.4.6

Injil         : Luk 11:5-13

Renungan      :

Pernahkah kita memiliki harapan? Kepada siapa kita meminta harapan? Apakah kepada sahabat? Atau kepada Tuhan? Pada hari ini, Injil memaparkan bagaimana Yesus menunjukkan ilustrasi tentang berharap. Sebagai umat beragama, kita akan selalu berharap. Berharap dilalui dengan berbagai cara, salah satunya lewat doa. Dalam kisah di Injil, Yesus bercerita tentang seorang yang kesusahan dan meminta tolong kepada sahabatnya. Secara manusiawi, kita tahu bahwa seorang sahabat akan membantu dan selalu ada dalam susah dan senang. Akan tetapi, secara manusiawi, kita akan mengerti, sahabat memiliki batasan dalam membantu kita. Sahabat tidak selamanya akan dapat mengabulkan harapan yang kita miliki. Lalu, apa kita harus menyerah dari hal ini? Apakah usaha untuk kita mengharapkan sesuatu hanya sebatas tolakan begitu saja?

Saudari-saudara terkasih, pada hari ini kita diajak untuk melakukan usaha. Kita diajak berusaha dalam menggapai suatu harapan. Yesus mengajarkan kita untuk memiliki inisiatif. Ia akan melihat usaha yang kita miliki. Kita perlu melakukan dalam doa kita dengan cara, meminta, mencara dan mengetuh hati Allah. Hal ini diharapkan untuk mencapai suatu harapan yang kita minta. Pintu kasih Allah akan terbuka, bilaman kita mengetuk-Nya. Hal ini bukan semata bahwa kita tidak bisa berharap pada sahabat kita, akan tetapi kita diajak untuk melakukan usaha dalam menggapai suatu harapan yang kita impikan. Yesus melihatkan apa yang menjadi prioritas kita. Hal ini bukan suatu harapan tentang nafsu duniawi. Akan tetapi permintaan yang diminta hendaknya sesuai dengan hal yang kita butuhkan.

Saudara terkasih, kita tahu bahwa dalam kehidupan, kita mendapatkan kasih terbesar lewat orang tua. Otang tua akan memberikan harapan atau keinginan yang kita mau. Gambaran dari Injil hari ini, Allah (Bapa) memiliki kasih yang lebih tinggi di atas segalanya. Semoga kita dapat memberikan usaha dan niat yang baik dalam mengupayakan harapan yang kita miliki. Semoga tidak ada kata “pesimis” dalam kita meminta untuk kebaikan dari harapan kita.

Fr. Egia Andika Surbakti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks