KEUSKUPANBOGOR.ORG- Pada 12 Oktober 2023 diadakan Misa Pemberkatan Plaza Kerahiman Ilahi dan Pentahtaan Relikui Santa Faustina Kowalska di Paroki Santa Faustina Kowalska, Tajur Halang. Misa dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor.
Paroki Santa Faustina Kowalska merupakan sebuah paroki di Keuskupan Bogor yang terletak di Jl. Kp. Gn. No.4, RT.001/RW.10, Tonjong, Kec. Tajur Halang, Kabupaten Bogor, yang dijadikan sebagai tempat pusat devosi Kerahiman Ilahi. Dengan kehadiran relikui Santa Faustina Kowalska, para umat beriman kini dapat bertemu dan menghormati Santa yang dikenal sebagai Rasul Kerahiman Ilahi yang menyampaikan kepada dunia tentang pesan Kerahiman Ilahi-Nya dan menyatakan jalan kesempurnaan Kristiani berdasarkan iman akan Tuhan dan sikap berbelas kasih kepada sesama tersebut.
Di dalam homili yang disampaikan, Mgr Paskalis Bruno Syukur menyampaikan bahwa santa pelindung paroki ini adalah Santa Faustina. Dalam penjelasannya, Monsinyur Paskalis mengatakan Santa Faustina merasakan bahwa Tuhan penuh dengan belas kasih. Melalui Santa Faustina yang menyampaikan wajah Kerahiman Allah kepada seluruh dunia, kita diajarkan tentang tiga hal, yaitu:
Pertama, pengharapan. Maka dalam devosi Kerahiman Ilahi, terdapat tulisan Allah Engkaulah andalanku. Maka kita perlu kembali kepada Allah dalam keadaan apapun dalam hidup ini. Carilah Tuhan dalam situasi apapun dan pasti Tuhan akan datang.
Kedua, belas kasih. Santa Faustina mengalami belas kasih dari Tuhan maka Ia pun berbelas kasih kepada sesama manusia. Ia membangun relasi terhadap manusia dalam semangat belas kasih.
Ketiga, kecintaan terhadap Gereja. Santa Faustina begitu setia terhadap Gereja Katolik. Cinta Santa Faustina terhadap Gereja begitu besar dan Ia berjuang untuk selalu mengikuti Perayaan Ekaristi.
“Santa Faustina dapat menjadi panutan yang membuat kita belajar bahwa kita perlu bergantung kepada Tuhan. Maka dari praktek hidup doa kita, kita perlu berharap dan meminta kepada Tuhan. Kita pun perlu berusaha untuk berbelas kasih kepada sesama kita dan pada akhirnya kita semua juga perlu belajar untuk mencintai Gereja Katolik dari keteladanan Santa Faustina,” tegas Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut.
Relikui, Sebuah Tanda Kasih yang Mendekatkan Kita Kepada Tuhan
Bagi Gereja Katolik, relikui didefinisikan sebagai suatu material baik berupa bagian tubuh santo-santa atau para kudus yang telah meninggal, serta juga benda-benda yang bersentuhan dengan mereka. Penghormatan akan relikui menjadi sebuah tradisi suci yang membawa umat beriman untuk mengingat akan kehadiran Allah.
Dalam proses mendapatkan relikui Santa Faustina Kowalska, RD Mikail Endro Susanto selaku Pastor Paroki Santa Faustina Kowalska menceritakan bahwa Ia sempat menjalani proses yang cukup berliku. Pasalnya, ada beberapa berkas yang perlu dilengkapi berisi keterangan menyangkut sejarah gereja sampai dengan pengambilan keputusan terkait penamaan Santa Faustina sebagai nama santa pelindung paroki.
“Proses mendapatkan relikui Santa Faustina ini cukup berliku karena masih dibutuhkan beberapa berkas berisi keterangan dari Pastor Paroki menyangkut sejarah gereja sampai dengan pengambilan keputusan mengambil nama Santa Faustina sebagai nama santa pelindung paroki. Lalu, yang kedua, Pastor Paroki juga turut memberikan berkas pernyataan yang memastikan bahwa praktik devosional apa saja yang menyangkut tentang Kerahiman Ilahi yang sudah dijalankan selama ini di paroki. Semua berkas tersebut akhirnya dapat terpenuhi ditambah dengan dukungan dari surat yang ditulis oleh Uskup Keuskupan Bogor, akhirnya Mother General yang berada disana meminta waktu selama kurun waktu seminggu untuk mempelajari berkas-berkas yang dikirimkan tersebut. Usai di-cross check, Paroki yang memakai nama Santa Faustina Kowalska baru satu di Indonesia yaitu Paroki Santa Faustina yang terletak di Keuskupan Bogor. Mother General pun turut menyampaikan bahwa ketika tiba di Indonesia, relikui Santa Faustina perlu disambut dan dihormati,” tutur Pastor yang juga merupakan Vikaris Episkopal Kemasyarakatan Keuskupan Bogor tersebut.
Lebih lanjut, Ia pun menjelaskan bahwa relikui dibagi menjadi tiga kelas, yaitu relikui kelas pertama yang berasal dari bagian tubuh orang kudus, relikui kelas kedua yang berasal dari pakaian dan segala sesuatu yang penting yang dimiliki oleh orang kudus, dan kelas ketiga adalah benda-benda yang disentuhkan kepada orang kudus atau ke makam orang kudus. Dan relikui yang berada di Paroki Santa Faustina Kowalska ini termasuk ke dalam relikui kelas pertama yang berasal dari tulang milik Santa Faustina Kowalska.
“Relikui Santa Faustina didapatkan pada tanggal 17 September 2023 di Biara Santa Faustina yang terletak di Polandia. Dalam perjalanan mendapatkan relikui ini sampai dengan membawanya ke Indonesia, saya merasakan bahwa Tuhan menyertai, Santa Faustina menyertai. Sebenarnya proses perjalanan membawa relikui ini tidak mudah karena perlu menjalani proses imigrasi tetapi saya bersyukur karena segala proses diberikan kemudahan dan kelancaran,” tutur Pastor Endro.
Pemberkatan Plaza Kerahiman Ilahi dan Tempat Penitipan Abu Jenazah
Sebagai sebuah paroki yang menjadi pusat devosi Kerahiman Ilahi, adanya Plaza Kerahiman Ilahi diharapkan dapat menjadi tempat khusus bagi para devosan untuk mempraktekan praktek devosionalnya kepada Kerahiman Ilahi. Ada tiga patung yang berada di dalam Plaza Kerahiman Ilahi yaitu Yesus, Santa Faustina yang menerima pesan Kerahiman Ilahi dan Yohanes Paulus II yang menjadi duta kerahiman Ilahi.
Selain adanya Plaza Kerahiman Ilahi, terdapat pula tempat penitipan abu jenazah yang turut diberkati oleh Uskup. Dengan adanya tempat penitipan abu jenazah ini, umat Katolik dapat menitipkan abu jenazah. Abu jenazah yang disemayamkan di tempat ini dapat terus didoakan oleh para devosan Kerahiman Ilahi.
“Saya berharap dengan adanya Plaza Kerahiman Ilahi ini dapat menjadi tempat yang terbuka bukan hanya bagi umat Katolik di Keuskupan Bogor, namun juga umat beriman yang rindu untuk bercakap-cakap dengan Tuhan. Semoga melalui tempat ini, kita dapat belajar berbelas kasih dan sungguh bertumbuh serta berkembang di dalam Roh Allah. Selain itu, dengan adanya tempat penitipan abu jenazah, diharapkan agar mereka yang disemayamkan terus didoakan oleh umat sekalian melalui devosi Kerahiman Ilahi,” pesan Monsinyur Paskalis.
Yesus Engkau Andalanku🙏