Bacaan Liturgi Rabu, 18 Oktober 2023
Pesta S.Lukas, Penulis Injil
Bacaan I: 2Tim 4:10-17a
Mazmur Tanggapan: Mzr 145:10-11.12-13ab.17-18
Bait Pengantar Injil: Yoh 15:16
Bacaan Injil: Luk 10:1-9
Saudara-saudari terkasih ada seorang pepatah yang mengatakan live is choice, hidup adalah sebuah pilihan. Semua orang dipanggil untuk memilih jalan kehidupan mereka masing-masing. Ketika pilihan yang diiringi dengan usaha dan doa pastinya akan membuahkan hasil yang luar biasa. Namun pepatah latin pernah berkata, Homo proponit sed Deus disponit manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang berkehendak. Usaha yang selalu kita bangun dengan diiringi doa, tentunya sebuah sikap discerment manusia. Untuk sampai kepada pekerja-pekerja Tuhan membutuhkan sebuah proses yang tidak mudah. Sering kali kita merasa bosan, gelisah, tidak percaya diri, dan bahkan lelah untuk mencapai puncak kehidupan kita. Maka injil hari ini mau menguatkan kita melalui sebuah tantangan yang dituliskan dalam Injil Lukas. Bahwa Allah sangat membutuhkan kita hambanya untuk bekerja dikebun anggurnya.
Homo faber atau manusia itu sifatnya bekerja. Ketika kita tidak bekerja maka ada kekosongan di dalam diri kita sendiri. Jika rasa-rasanya hidup ini berat dan tidak berarti ingatlah kembali tujuan hidup kita adalah untuk menuju kepada kekudusan. Kekudusan yang kita cari selama ini bisa berupa perbuatan baik kita kepada sesame dan terlebih kepada diri kita sendiri. Sering kali kita mengorbankan diri kita untuk banyak orang, tapi kita lupa untuk menyayangi diri kita sendiri. Percayalah jika pengorbanan kita yang kita lalui selama ini adalah sebuah proses kita untuk menuju tangga kehidupan kita berikutnya. “bukan kamu yang memilih aku, tetapi akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buah itu tetap” kutipan itu lagi-lagi mengingatkan kita bahwa segala perjuangan kita bukanlah karna kehebatan diri kita melainkan karena utusan yang Tuhan berikan kepada kia. Kita tidak pernah sendiri, Tuhan selalu mendampingi hidup kita. Ketika kita merasa bahwa hidup ini berat, percayalah setiap proses tidak ada yang mudah. Pohon semakin tinggi maka akarnya pun harus semakin kuat. Semakin kita dewasa akar kita harus semakin kuat. Maka proses dalam memperkuat akar memang membutuh waktu dan perjuangan yang tidak mudah. Bawalah semua dalam doa dan keyakinan, Tuhan pasti selalu ada disetiap derap langkah kehidupan kita.
Beranikah kita untuk berproses untuk bekerja diladang Tuhan?
Tuhan memberkati kita.
Fr. Amatus Melsasail