Memperingati ulang tahunnya yang ke -7, komunitas Umat Berkebutuhan Khusus (UBK) Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Kota Wisata menggelar UBK Expo dengan tema “Bergandengan Tangan dalam Kasih Persaudaraan Menuju Gereja Masyarakat Inklusi”. Sekitar 200 orang yang terdiri dari UBK dan pemerhati disabilitas berbagai paroki dan komunitas hadir dalam acara yang dihelat di Gedung Serbaguna Paroki Kota Wisata, Sabtu (1/6).
Ketua panitia Fransisca Anastasya menyatakan, gagasan awal acara tersebut untuk mengajak paroki-paroki di dekanat timur untuk bersama mewujudkan gereja inklusi. “Saat ini di dekanat timur baru paroki MBSB yang memiliki komunitas UBK. Kami ingin menunjukkan bahwa kian hari Gereja semakin peduli terhadap UBK, karenanya pendirian komunitas UBK di paroki-paroki perlu dipertimbangkan,” ungkapnya.
Fransisca melanjutkan, di Paroki MBSB sendiri Gereja telah merangkul dan menerima UBK. “Karena itu orangtua UBK dan UBK tidak perlu ragu dan malu untuk datang dan berkegiatan di gereja. Kami berharap paroki-paroki lainnya pun akses bagi disabilitas,” ujarnya. Di MBSB berbagai kegiatan UBK seperti Misa bersama, UMKM, dan pelatihan bagi orangtua UBK telah berlangsung secara rutin.
Ketua Sub Seksi UBK Seksi Kerasulan Keluarga Paroki MBSB Michaela Primastuti menambahkan sikap terbuka dan kerja sama orang tua UBK sangat membantu gerakan inklusi di gereja. “Orang tua tidak lagi canggung membawa anaknya ke gereja, mereka bersikap terbuka. Itulah pula yang membuat umat kian menyadari kehadiran UBK yang memiliki hak menggereja yang sama dengan umat lainnya. Bahkan dalam beberapa even tak jarang OMK pun terlibat menjadi relawan,” papar Primastuti.
Dia berharap kegiatan UBK di parokinya juga menyentuh aspek iman. Menurutnya, ciri khas UBK di paroki adalah iman Katolik, maka itu bina iman dan katekese akan menjadi progam komunitas UBK MBSB.
Petugas UBK
Sementara itu acara diawali dengan Misa yang dipimpin oleh Pastor Paroki MBSB RD Heribertus Bonifasius Beke. “Teruslah semangat, Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai perbedaan. Kita memandang UBK juga sebagai wajah Kristus yang layak dikasihi dan mengasihi,” katanya. Petugas liturgi dilayani oleh UBK seperti koor dari BPPD Lembaga Daya Dharma KAJ, serta lektor dari UBK Paroki MBSB Kota Wisata, dan Paroki HKY Jonggol.
Dalam acara tersebut hadir pemerhati disabilitas dan UBK dari berbagai paroki seperti Paroki Santo Andreas Sukaraja, Paroki Santo Vincentius A. Paulo Gunungputri, Paroki Hati Kudus Yesus Jonggol dari wilayah dekanat timur. Sementara dari dekanat utara tampak Paroki Santo Paulus Depok . Sedangkan dari dekanat tengah hadir Paroki BMV Katedral Bogor. Pada acara itu pula komunitas UBK MBSB mendeklarasikan HOPE sebagai nama komunitasnya. HOPE menurut mereka memiliki singkatan dari Help Opportunity and Prosperity for Everyone.
Selain misa, acara juga diwarnai dengan talk show tentang kesehatan mental, panggung talenta UBK, serta bazar. Terdapat hasta karya dari UBK seperti gantungan handphone, tas, mug, kaos, dan thumbler. Selain itu umat nondisablitas ikut memeriahkan acara dengan menjual aneka makanan dan minuman. (Ignatius Herjanjam)