Audiensi Kirab Misi Anak dan Remaja Bersama Monsinyur Paskalis di Paroki Kristus Raja 

KEUSKUPANBOGOR.ORG- Mengawali bulan Juni, perjalanan Kirab Misi kini telah sampai di Paroki Kristus Raja, Serang. Pada hari Sabtu (1/6/2024) siang, umat memadati pelataran paroki untuk menyambut kedatangan patung Bunda Maria dan Salib Misi. Diiringi dengan penampilan marching band dan tarian, perarakan ini pun disambut dengan antusias oleh umat yang memenuhi pelataran. 

Kedatangan patung Bunda Maria serta Salib Misi yang diantarkan dari Paroki Santo Mikael, Cilegon ini turut menandakan bahwa rangkaian kegiatan Kirab Misi resmi dimulai di paroki yang berada di wilayah Dekanat Barat tersebut. Pada hari ini pula, diadakan audiensi antara anak dan remaja bersama Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor yang selama perjalanan Kirab Misi selalu hadir untuk menyapa. 

Bergembira Bersama

RD Yohanes Suradi selaku Pastor Paroki Kristus Raja menyapa serta menyampaikan dalam sambutannya kepada anak-anak dan remaja bahwa hari ini adalah pesta bagi anak-anak dan remaja. Ini adalah waktu yang tepat untuk berjalan bersama bagi setiap elemen di paroki. 

“Anak dan remaja Katolik harus bangga dengan iman kekatolikannya serta budaya yang dimiliki. Selamat berpesta bagi anak-anak dan remaja dalam rangka membuka Kirab Misi yang selama dua minggu ini, patung Bunda Maria dan Salib Misi ditahtakan di paroki ini,” tuturnya.

Lalu Direktur Diosesan (Dirdios) Karya Kepausan Indonesia (KKI) di Keuskupan Bogor yaitu RD Yosef Irianto Segu yang turut hadir menyampaikan bahwa pada hari ini adalah waktu untuk merayakan perjumpaan antara Bapak Uskup dan anak-anak serta remaja. Harapannya agar anak-anak dan remaja tersapa dan mau terlibat dalam perayaan ulang tahun Keuskupan Bogor yang ke 75 khususnya dalam perjalanan Kirab Misi. 

“Semoga pada hari ini anak-anak dan remaja dapat bergembira bersama dalam kegiatan audiensi hari ini,” Harap Pastor Vikaris Paroki Hati Maria Tak Bernoda, Cicurug tersebut. 

Usai sambutan, kegiatan pun dilanjutkan dengan tutur Kitab Suci yang dibawakan oleh SEKAMI anak bernama Saul. Ada pula penampilan drama musikal dari SEKAMI remaja. 

Inspirasi Kebaikan

Mengawali audiensi bersama, Monsinyur Paskalis menjelaskan bahwa audiensi berasal dari bahasa latin yaitu ‘audire’ yang artinya mendengarkan. 

Seorang anak bernama Wahyu menanyakan tentang mengapa aturan-aturan sebelum Yesus lahir ke dunia tidak lagi digunakan saat Yesus ada di dunia. Monsinyur Paskalis pun menanggapi bahwa aturan-aturan tersebut tidak lagi digunakan karena Yesus mengajarkan tentang cinta kasih. 

“Ada salah satu aturan yang mengatakan gigi balas dengan gigi, mata dibalas dengan mata. Namun, ketika Yesus hadir ke dunia, Dia mengajarkan tentang cinta kasih. Yesus mengajarkan agar kita untuk mau mengampuni bukan balas dendam. Kesimpulannya aturan lama tentang membalas, diganti dengan mengampuni,” jawab Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut.

Wahyu pun kembali bertanya mengapa seorang Pastor tidak menikah, pertanyaan tersebut ditanggapi oleh Pastor Paroki Kristus Raja yaitu RD Yohanes Suradi. 

“Seperti yang dituturkan oleh Santo Paulus, ada panggilan hidup untuk berkeluarga dan ada panggilan untuk melayani seperti yang dijalani oleh para Pastor, Suster dan Bruder. Ini juga dapat dikatakan bahwa Pastor, Suster dan Bruder menjalani panggilan khusus untuk melayani umat,” jelas Pastor Suradi.

Kemudian ada pula peserta Teen School of Missionary (TSOM) yang berasal dari Paroki Kristus Raja yaitu Gilberto, Tyas, Joshua, dan Dillo yang membagikan pengalamannya dalam mengikuti kegiatan TSOM di Keuskupan Bogor. 

Sesi audiensi kemudian berlanjut kembali dengan pertanyaan yang disampaikan oleh OMK bernama Joshua. 

“Bapak Uskup kenapa mau menjadi Pastor dan apakah pernah mengalami pergulatan batin dalam menjalani panggilan?” tanya Joshua. 

Monsinyur Paskalis pun menyampaikan bahwa Ia ingin menjadi Pastor karena terinspirasi dari kebaikan Pastor yang melayani di kampung halamannya. Monsinyur Paskalis pun menuturkan bahwa dirinya ingin menjadi seorang Pastor seperti Pastor tersebut. Sedangkan pergulatan batin yang dialami adalah ketika dirinya ditunjuk sebagai seorang Uskup, namun pada akhirnya Monsinyur Paskalis menyerahkan kekhawatirannya kepada Tuhan. 

“Seperti apa masa muda yang dialami oleh Bapak Uskup?” tanya Frederick yang merupakan OMK Paroki Kristus Raja kepada Monsinyur Paskalis. Kemudian ditanggapi oleh Monsinyur Paskalis bahwa dirinya adalah seseorang yang menyenangi olahraga. 

Perayaan Ekaristi Sumber Kekuatan 

Rangkaian kegiatan pada hari ini ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Monsinyur Paskalis sebagai konselebran utama, didampingi oleh RD Marselinus Wisnu Wardhana, RD Yohanes Suradi, RD Paulus Piter dan RD Yosef Irianto Segu. 

Dalam homili yang disampaikan oleh Monsinyur Paskalis, hari ini bertepatan dengan perayaan tubuh dan darah Kristus. Sebagai orang Katolik, tubuh dan darah Kristus yang kita terima dalam bentuk hosti dan anggur adalah sebuah misteri yang kita imani. 

“Ajaran dasar Gereja Katolik, ada transubstansiasi yang mengubah hosti dan anggur sebagai tubuh dan darah Kristus. Ini adalah warisan istimewa yang diberikan oleh Tuhan kepada umat Katolik. Amat pantas kita mempersiapkan Perayaan Ekaristi dengan baik dan sukacita dalam merayakannya,” tegas Monsinyur Paskalis.

Lebih lanjut, Monsinyur Paskalis menyampaikan bahwa hidup ini harus dijalani dengan bermakna. Hidup ini semakin terasa sukacita apabila kita mengimani bahwa dalam menjalani hidup kita tidak berjalan sendiri karena Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan tatkala kita mengikuti Perayaan Ekaristi maka kita akan semakin diteguhkan. 

“Maka dalam perjalanan Kirab Misi ini, saya mengajak kita semua agar tetap setia dan menyadari bahwa Tuhan senantiasa berjalan bersama kita,” tegasnya.