Para orangtua anak berkebutuhan khusus (ABK) dan umat berkebutuhan khusus (UBK) tidak perlu ragu atau malu mengikuti Misa di gereja. Hal tersebut ditekankan Vikaris Episkopal Keuskupan Bogor RD Mikael Endro Susanto saat ditemui di Gedung Puspas Keuskupan Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/6).
Romo Endro yang baru selesai menghadiri rapat bersama Bapa Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur dan sejumlah imam itu juga menyatakan Gereja mendukung keberadaan komunitas disabilitas di paroki-paroki. “Perlu sosialisasi agar komunitas disabilitas dapat berdiri di paroki-paroki. Agar orangtua tidak malu membawa anaknya yang berkebutuhan khusus ke gereja, juga supaya mereka dapat mengikuti kegiatan Gereja,” tandasnya.
Terkait harapan dari para pemerhati disabilitas di Keuskupan Bogor untuk membentuk wadah atau sekretariat bersama pemerhati dan penyandang disabilitas Keuskupan Bogor, imam yang juga Pastor Paroki Santa Faustina Kowalska, Tajur Halang itu menyambut baik. “Saya akan bicarakan keinginan tersebut dengan Bapa Uskup, dan imam terkait,” katanya.
Sebelumnya, pada november dan Desember 2023, sekitar 40 pemerhati, juga penyandang disabilitas mengikuti pelatihan di Paroki BMV Katedral Bogor. Peserta yang tersebar di sembilan paroki Keuskupan Bogor memperoleh bekal pengetahuan seperti Pandangan Gereja terhadap Disabilitas, Sejarah Disabilitas, hingga aspek sosial dan psikologi disabilitas. Selain itu, mereka juga melakukan praktik berinteraksi dengan disabilitas. Di penghujung pelatihan, terbersit keinginan membentuk wadah bersama untuk saling bertukar informasi, pengetahuan, dan saling meneguhkan.
Saat ini ada 4 paroki yang memiliki komunitas disabilitas. “Kami berharap wadah atau sekretariat bersama itu dapat terwujud, agar pelayanan kepada penyandang disabilitas di Keuskupan Bogor bisa semakin luas, dan menjangkau banyak orang,” ungkap Johana Ida, salah satu pemerhati disabilitas. (Ignatius Herjanjam)