KEUSKUPANBOGOR.ORG- Perjalanan Kirab Misi dalam rangka Perayaan 75 Tahun Keuskupan Bogor kini telah sampai di Paroki Santa Maria Fatima, Sentul City. Pada hari Sabtu (28/09/2024) pagi, para Pastor serta umat Paroki Santa Maria Fatima telah berkumpul di pelataran menyambut kedatangan Patung Bunda Maria serta Salib Misi yang diantarkan oleh Pastor dan perwakilan Umat dari Paroki Santo Andreas, Sukaraja.
Sebelum menyerahkan Patung Bunda Maria dan Salib Misi, RD Lucius Joko selaku Pastor Paroki Santo Andreas memberikan sambutannya, Ia menyampaikan bahwa dirinya serta umat di Paroki Santo Andreas sangat bersukacita atas pelaksanaan Kirab Misi ini. Ia pun berharap agar umat di Paroki Santa Maria Fatima dapat turut merasakan sukacita tersebut.
Dalam kesempatan ini pula, RD Andreas Bramantyo selaku Pastor Paroki Santa Maria Fatima pun menyampaikan harapannya agar dalam seminggu kedepan selama Kirab Misi berlangsung di Paroki Santa Maria Fatima ini, umat dapat semakin bertumbuh dalam devosi kepada Bunda Maria.
Usai sambutan-sambutan, serta perarakan Patung Bunda Maria dan Salib Misi, kegiatan dilanjutkan dengan Ibadat Kirab Misi yang dipimpin oleh RD Petrus Sunusmo Galih Widodo.
Dalam homilinya, Vikaris Parokial Paroki Santa Maria Fatima tersebut menyampaikan bahwa Gereja Katolik dikenal hebat karena ketaatan umatnya yang menghidupi salib bersama Yesus.
“Gereja Katolik adalah Gereja yang besar. Namun apakah itu adalah kehebatan dari Gereja Katolik? Nyatanya kehebatan Gerejawi Katolik adalah ketaatan kita menghidupi salib bersama Yesus. Apakah itu mudah? Tentu tidak. Para Murid pun bertanya-tanya akan maksud dari pengajaran Yesus, namun mereka setia hingga akhir,” tuturnya.
Ia pun menambahkan bahwa Yesus meminta kita untuk setia memanggul salib bersama Dia. Semoga dalam perayaan Kirab Misi ini boleh membuat kita makin setia akan pengajaran Yesus kita dan membuat ini menjadi sukacita yang bukan hanya untuk kita namun juga bagi semua orang.
Jangan Takut, Percaya Saja!
Usai ibadat, kegiatan dilanjutkan dengan audiensi bersama anak dan remaja. Ada beragam penampilan yang ditampilkan oleh anak-anak dan remaja seperti gerak dan lagu, tutur Kitab Suci serta wushu.
Ada pula kesaksian dari seorang anak bernama Richard. Ia memberikan kesaksiannya saat Ia melawan penyakit yang Ia derita. Dalam rasa sakit yang Ia rasakan, Ia memiliki pengharapan serta kepercayaan yang luar biasa terhadap Tuhan Yesus. Ia pun memberikan pesan kepada teman-temannya yang hadir untuk tidak takut atas setiap cobaan yang dihadapi dalam hidup. Alih-alih takut, Richard mengajak agar tetap percaya Tuhan dan tidak perlu takut menghadapi setiap situasi di dalam hidup. “Jangan takut! Percaya saja kepada Tuhan Yesus yang baik,” tegasnya.
Kapan Batas Waktu Menjadi Seorang Uskup?
Mengawali audiensi, Monsinyur Paskalis menyampaikan bahwa melalui perjalanan perayaan 75 tahun ini, Keuskupan Bogor mengajak kita semua untuk memperteguh devosi kita kepada Bunda Maria, sekaligus memperteguh iman kita. Yesus bukan hanya menjadi manusia namun juga berjalan bersama kita, mengampuni mereka yang bersalah. Tuhan tidak pernah lelah menerima kita dan bukti cinta kasihNya adalah Ia mengutus putraNya yang tunggal yang wafat di kayu salib
“Melalui kirab misi ini, Keuskupan Bogor mengajak kita semua untuk merefleksikan pengorbanan Yesus. Kita semua punya salib karena kita mau memikul itu, tentu saja ada percobaan yang kita alami. Namun Yesus senantiasa menyertai kita. Teladan kesetiaan kepada Yesus dapat kita lihat melalui keteladanan Bunda Maria. Bersama Bunda Maria kita mau menjadi orang Kristen yang mencintai Yesus. Dalam perjalanan Kirab Misi dari paroki ke paroki, saya amat senang umat menterjemahkan sukacita itu dengan berbagai macam kreativitas penampilan. Terima kasih dan semoga perjalanan Kirab Misi ini memperteguh iman dan semangat kita dalam pewartaan sukacita kita. Mari menghayati penghayatan ini dengan sukacita,” pesan Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut.
Anak-anak dan remaja cukup antusias dalam memberikan pertanyaan kepada Monsinyur Paskalis dalam kesempatan beraudiensi.
Seperti yang ditanyakan seorang anak bernama Ales yang bertanya mengapa Bapak Uskup mengenakan topi berwarna pink.
Monsinyur Paskalis pun menjelaskan bahwa Paus Fransiskus memakai topi berwarna putih, Kardinal berwarna merah dan Uskup memiliki topi berwarna pink. Topi ini disebut sebagai Sola Deo yang melambangkan tugas seorang pimpinan di dalam Gereja serta melambangkan ketaatan atas tugasnya di hadapan Tuhan.
Berikutnya ada pertanyaan dari seorang anak bernama Alvaro, yang bertanya mengapa Bapak Uskup mengenakan cincin yang besar. Kemudian dijawab oleh Monsinyur Paskalis menjelaskan bahwa cincin yang Ia kenakan adalah lambang dirinya mencintai panggilan serta mencintai Keuskupan Bogor dengan hati yang besar.
Kemudian pertanyaan dari Gisella yang menanyakan mengapa Bapak Uskup mengenakan Jubah berwarna hitam. Lalu, Monsinyur pun menjawab bahwa pakaian ini melambangkan bahwa dirinya selalu siap sedia menjalankan tugas sebagai seorang Uskup.
Pertanyaan terakhir dari Neysia yang bertanya apakah menjadi seorang Uskup memiliki batas waktu atau periode jabatan seperti para pejabat pemerintahan. Kemudian dijawab oleh Monsinyur Paskalis bahwa dalam hukum Gereja, seorang Uskup selesai bertugas di usianya yang ke-75. Paus akan mencari pengganti Uskup tersebut untuk menggantikan tugas jabatannya.
Trimakasih tuk ulasan yang inspiratif, sangat meriah acara KIrab Musi di. sMF Sentul membuat sukacita. Bravo KeUskupan Bogor ke 75
Trimakasih tuk ulasan yang inspiratif, sangat meriah acara KIrab Misi Santa Maria Fatima Sentul membuat sukacita. Bravo KeUskupan Bogor ke 75