Audiensi Kirab Misi Bersama Anak dan Remaja di Paroki Santo Petrus Cianjur

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG- Paroki Santo Petrus, Cianjur menjadi pemberhentian selanjutnya dalam Kirab Misi Perayaan 75 Tahun Keuskupan Bogor di wilayah Dekanat Selatan. Pada Sabtu (26/10/2024) siang, Patung Bunda Maria dan Salib Misi tiba di paroki yang terletak di Jalan Siliwangi No 66, Cianjur tersebut.

RP Bonefasius Budiman OFM selaku Pastor Paroki menyampaikan bahwa dirinya percaya dengan diadakannya Kirab Misi ini akan menumbuhkan iman di paroki ini. Ia pun berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mempersiapkan kegiatan Kirab Misi.

“Saya berharap Kirab Misi menumbuhkan semangat di paroki ini untuk bersama-sama menciptakan komunitas yang menghidupi Gereja Sinodalitas yang semakin transformatif, misioner serta mensyukuri anugerah anak dan remaja,” tuturnya.

Kemudian, Mgr Paskalis Bruno Syukur menyampaikan kenapa para anak dan remaja bahwa Kirab Misi bertujuan agar anak dan remaja siap menjadi pewarta Kristus. Perarakan Patung Salib dan Bunda Maria dari paroki ke paroki dilakukan agar iman umat Keuskupan Bogor senantiasa bertumbuh dan berkembang.

“Maka marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan atas kehadiran anak dan remaja yang menjadi anugerah di paroki ini,” tutur Monsinyur Paskalis.

Usai disampaikan sambutan-sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemukulan gong tanda dimulainya rangkaian kegiatan Kirab Misi di paroki ini, kemudian ada pula tampilan-tampilan dari anak-anak dan remaja seperti tutur Kitab Suci, tari-tarian dan nyanyian.

Audiensi Bersama Uskup

Sesi audiensi diawali dengan pertanyaan dari seorang anak bernama Owen yang bertanya bagaimana cara menjadi seorang Paus karena dirinya ingin menjadi Paus. Kemudian dijawab oleh Monsinyur Paskalis bahwa jika ingin menjadi Paus pertama-tama Owen harus menjadi seorang Imam, kemudian Ia harus terpilih menjadi Uskup. Jika Paus mengundurkan diri, maka akan ada pemilihan Paus melalui konklaf. Jika terpilih dalam konklaf tersebut maka seseorang dapat menjadi Paus.

Lalu ada pertanyaan dari seorang anak OMK yang bertanya bagaimana caranya menumbuhkan iman di tengah perkembangan dunia digital. Kemudian dijawab oleh Monsinyur Paskalis yang mengatakan bahwa jika kita mau mengikuti Yesus sungguh-sungguh maka kita mau untuk berjumpa dengan sesama kita.

Maka, orang-orang muda perlu menyadari bahwa perjumpaan secara virtual tidak sama dengan perjumpaan secara langsung. Manusia yang sehat adalah manusia yang tidak mengisolasi dirinya dan mau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Dilanjutkan dengan pertanyaan dari seorang anak bernama Paulina yang bertanya mengapa Yesus disebut Anak Allah, bukankah Dia adalah anak dari tukang kayu bernama Yusuf. Kemudian dengan bijak Monsinyur Paskalis menjawab bahwa dalam iman Katolik Yesus adalah Anak Allah. Allah sangat mencintai Yesus sehingga mengutus puteraNya tersebut untuk mewartakan kebaikan. Yesus adalah manusia sekaligus Allah, jadi dalam iman ada hal yang kita tidak dapat pahami dan disebut dengan misteri namun kita imani dan percayai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks