KEUSKUPANBOGOR.ORG – Rangkaian perayaan ulang tahun ke-75 Keuskupan Bogor yang telah dimulai sejak 9 Desember 2023 lalu, kini telah mencapai puncaknya. Selama satu tahun berbagai acara diadakan untuk memeriahkan perjalanan ulang tahun Keuskupan Bogor. Ragam perayaan seperti Kirab Misi, Rampak Sekar, Sehari Bersama Misdinar, Penanaman 75 Pohon, Safari Toleransi, Pagelaran Budaya, Fun Sport, E-Sport dan Lomba E-Katalog tidak hanya menjadi ajang seremonial belaka namun menjadi sarana dalam merefleksikan kembali sejarah perjalanan panjang Gereja Keuskupan Bogor yang transformatif, sinodal, dialogal dan misioner.
Penutupan Perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 Keuskupan Bogor dirayakan secara meriah pada hari Sabtu, 7 Desember 2024 di Paroki Santo Joseph, Sukabumi. Paroki tersebut dipilih menjadi panitia penutupan perayaan hari ulang tahun ke-75 Keuskupan Bogor karena merupakan pondasi awal terbangunnya Gereja Keuskupan Bogor di tanah sunda ini. Tampak puluhan Imam, Bruder, Suster dan Frater yang berkarya di Keuskupan Bogor serta perwakilan umat dari seluruh paroki turut hadir dalam perayaan ini. Rangkaian kegiatan diawali dengan Misa Syukur yang dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur.

Dalam homili yang disampaikan Monsinyur Paskalis, Ia berpesan bahwa kita semua merupakan bagian dari Gereja Keuskupan Bogor. Perayaan 75 tahun Keuskupan kita ditandai oleh peristiwa perjumpaan-perjumpaan.
Sebut saja audiensi dengan anak-anak, remaja dan Dewan Pastoral Pleno Dewan Keuangan di paroki-paroki. Ada pula perayaan berupa Rampak Sekar, E-sport, Fun Sport, Ekaristi dan Makan bersama.
“Peristiwa-peristiwa perjumpaan sepanjang tahun dalam rangka 75 tahun ditujukan agar kita bertumbuh menjadi Gereja yang adalah Sakramen Hidup pada masa kini,” tegas Monsinyur Paskalis.
Lebih lanjut, Uskup Keuskupan Bogor yang ditahbiskan pada 22 Februari 2014 tersebut menyampaikan tentang arti Gereja sebagai Sakramen Hidup pada masa kini. Gereja itu adalah kita semua. Para Uskup, Imam Diakon, kaum hidup bakti, umat awam dan kita adalah sakramen yang berarti kita menjadi tanda nyata bagi dunia masa kini.

“Karena itu, kita mesti seperti Santo Paulus yaitu terjadi transformasi dalam hidup kita untuk menjadi semakin baik, semakin kudus, semakin menyerahkan diri kepada Tuhan, semakin mengasihi sesama dan alam ciptaan. Selain itu, kita tidak menjadi manusia yang rakus, yang tamak, yang menakutkan, kita menjadi manusia yang bersaudara. Seperti Bunda Maria, kita menjadi manusia baru,” tegas Monsinyur Paskalis.
Selain itu, kita menjadi sarana keselamatan Tuhan yang artinya kita siap menjadi misionaris Tuhan. Utusan Tuhan untuk menciptakan bersamaNya keselamatan di dunia ini. Kita semua bertanggung jawab untuk menciptakan dunia ini menjadi semakin baik, semakin manusiawi, semakin beradab dan berkeadilan. Bunda Maria bersedia menerima, mengandung dan membawa Yesus. Kita menjadi manusia-manusia yang siap berpartisipasi dalam kerja keselamatan Allah.
“Maka saudara-saudariku pertanyaan reflektif untuk dijawab sendiri-sendiri: apakah yang anda berikan kepada Gereja Keuskupan Bogor? Apa partisipasi anda? Apakah anda mengasihi Gereja Keuskupan Bogor ini,?,” ujar Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut.









