Keuskupan Bogor Gelar Misa Tahbisan Diakonat, Monsinyur Paskalis: “Hadiah Teristimewa di Perayaan Ulang Tahun ke-75”

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG – Bertepatan dengan Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung Karya Misi yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2024, Keuskupan Bogor menyelenggarakan Misa Pentahbisan bagi satu orang Frater yaitu Frater Vinsensius Peter Ardi sebagai Diakon. Misa Pentahbisan ini berlangsung di Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor, Telaga Kahuripan.

Misa dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor yang bertindak sebagai Selebran Utama didampingi RD Yosep Sirilus Natet dan RD Agustinus Wimbodo Purnomo.


Puluhan Pastor Diosesan maupun Tarekat Religius, Suster, Frater dan umat turut hadir di dalam Misa pada sore hari ini untuk memberikan dukungan dan doa bagi Frater Ardi yang menerima pentahbisan sebagai seorang Diakon. Frater Ardi sendiri merupakan putra asli Keuskupan Bogor yang berasal dari Paroki Santo Mikael, Cilegon.


Tahbisan Diakonat adalah yang pertama dalam tiga jenjang Sakramen Tahbisan dalam Gereja Katolik. Sebelum menjadi seorang Imam, calon Imam akan menjalani inisiasi tahbisan diakonat ini dan menjadi diakon. Diakon adalah pelayan tertahbis di Gereja Katolik. Diakon ditahbiskan sebagai tanda sakramental bagi Gereja Katolik yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Seorang Diakon bertugas membantu Uskup maupun para Imam dalam tugas sakramental, namun seorang diakon belum dapat melakukan konsekrasi pada Misa ataupun mendengarkan pengakuan dosa. Salah satu kekhasan dari diakon dalam penampilannya saat bertugas adalah penggunaan jubah pendek bernama dalmatik.


Diterima Dalam Persekutuan Unio Keuskupan Bogor

“Dapat dikatakan bahwa Tahbisan Diakonat bagi Frater Ardi ini merupakan hadiah bagi Keuskupan Bogor yang berusia ke-75 ini. Maka, saya mengajak kita sekalian untuk membaca bacaan Injil yang telah kita dengarkan saat peristiwa tahbisan pada hari ini yang konteksnya adalah Gereja yang sinodal dan memperhatikan persekutuan yang mau mengajak semua terlibat, berpartisipasi dan bermisi. Injil yang dibacakan tadi mengatakan bahwa Yesus hadir ke dunia untuk mengajak semua orang berjalan bersama Dia,” tegas Monsinyur Paskalis mengawali homilinya.

Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia tersebut menyampaikan bahwa persekutuan yang dibangun oleh Yesus adalah untuk mengajak kita semua untuk hidup bersama dan diutus untuk mewartakan kabar gembira. Dalam konteks tahbisan pada hari ini, inilah pola hidup dan kerja kita semua untuk menyatakan kesediaan kita mendukung dan berjalan bersama Frater Ardi yang akan ditahbiskan menjadi Diakon. 

Dalam Gereja Sinodal, Frater Ardi diutus untuk menghidupi peran sebagai kaum klerus. Setiap orang memiliki cara hidupnya masing-masing yang memiliki perannya tersendiri. Frater Ardi akan hidup dalam persekutuan yang pertama-pertama hidup dalam persekutuan Unio Keuskupan Bogor dan ini adalah sebuah cara hidup yang menyangkut keseluruhan hidup kita. Maka, perlu ada inisiatif dalam mengambil peran dan melibatkan diri di Unio Keuskupan Bogor ini. 

“Kaum klerus hidup dalam persekutuan yang bernama Unio Keuskupan Bogor. Keuskupan ini adalah milik Tuhan, maka Keuskupan ini dipercayakan kepada Imam dan umat karena disinilah kita membangun iman kita. Maka dalam hal inilah kita membangun persekutuan yang membangun satu sama lain,” tutur Monsinyur Paskalis. 

Lebih lanjut, Monsinyur Paskalis menyampaikan pesannya kepada Frater Ardi bahwa Tahbisan Diakonat dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, tahbisan ini merupakan karunia dan anugerah yang diterima secara personal. Karena ini adalah anugerah Tuhan maka kita diajak untuk menghargai karunia tersebut. Inilah saatnya kita menyadari lebih dalam lagi anugerah Tuhan yang kita perjuangkan ini. Monsinyur Paskalis pun berpesan agar jangan menjadi Imam yang suam-suam kuku, karena menjadi Imam butuh perjuangan. Kedua, Tahbisan Diakonat ini adalah penerimaan Gereja Keuskupan Bogor menerima Frater Ardi dalam persekutuan. Dengan peristiwa ini, kita menerima anugerah Diakon yang tertahbis untuk berjalan bersama dalam persekutuan Gereja.  

“Anda sebagai diakon ditahbiskan untuk membantu Uskup, Imam dan umat. Anda membantu untuk melayani umat sehingga kerjasama kita adalah untuk memberi pelayanan kepada umat dan memberikan pewartaan yang baik kepada umat. Maka dibutuhkan kualitas hidup yang teguh untuk hidup selibat serta melayani sesama. Tidak lupa untuk tetap teguh dalam beribadah dan berdoa. Akhirnya, saya mengajak Anda untuk tetap teguh dan pandanglah sekitar kita untuk melihat lebih luas lagi. Pandanglah rekanmu dan terimalah mereka sebagai saudaramu. Pandanglah umatmu di keuskupan ini, kita diajak untuk mewartakan kebaikan Tuhan. Pandanglah Keuskupan Bogor sebagai bagian dari keluarga besar yang menerimamu. Kita berkarya di wilayah ini untuk bertumbuh dan berkembang serta membangun Keuskupan Bogor menjadi lebih baik lagi,” pesan Monsinyur Paskalis kepada Frater Ardi.


Prosesi Tahbisan 

Rangkaian perayaan dilanjutkan dengan prosesi pengucapan janji calon diakon terpilih yang kemudian dilanjutkan dengan pendarasan litani para kudus. Selanjutnya Uskup memberikan penumpangan tangan pada kepala diakon terpilih. Dalam penumpangan tangan ini, Uskup melambungkan doa tahbisan, doa ini merupakan doa permohonan agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus bagi mereka yang ditahbiskan.


Seorang Diakon ditahbiskan dengan penumpangan tangan dan hal ini diteruskan dari para Rasul, sehingga melalui kasih karunia sakramental, para Diakon itu dapat secara efektif menjalankan pelayanan mereka. Karena itu sejak awal zaman para Rasul, Gereja Katolik telah menjunjung tinggi Tahbisan Suci Diakon. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan pengenaan stola dan dalmatik serta penyerahan Kitab Suci. Dengan ini, Frater Ardi resmi ditahbiskan menjadi seorang Diakon. 

Peristiwa Rahmat 

Sebelum berkat penutup, Diakon Ardi menyampaikan bahwa hari ini adalah peristiwa rahmat dan anugerah bagi hidupnya. Ia pun mengatakan bahwa Ia senantiasa dibentuk selama masa formatio ini. Motto tahbisan diambil dari bacaan Roma 11:36 yang tertulis “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia.”

Baginya, motto tersebut senantiasa menyertainya di setiap perjalanan hidupnya dalam panggilan. Tuhan senantiasa menyertai dan membimbing dirinya hingga saat ini. Maka, hanya kepada Tuhan, dirinya akan tertuju. Ia pun berterima kasih kepada Uskup, Unio Keuskupan Bogor, keluarga, teman dan umat yang senantiasa mendukung dan mendoakannya.

Kemudian RP Effendi OFM selaku Ketua Panitia Tahbisan menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya Misa Tahbisan Diakonat di Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor ini.

Perayaan Ulang Tahun Seminari Menengah Stella Maris

Usai perayaan tahbisan, pada hari ini pula dilakukan perayaan ulang tahun Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor yang ke-74. Dalam perayaan ini, RD Agustinus Wimbodo Purnomo selaku Rektor Seminari Menengah Stella Maris menyampaikan bahwa selain Misa Tahbisan pada momen ini kita juga merayakan pembukaan perayaan ulang tahun Seminari Menengah Stella Maris yang mengusung tema “Dipanggil Berlabuh Kembali Sebagai Peziarah Pengharapan Panggilan”.

Dalam perayaan ini, ditayangkan kilas balik perjalanan Seminari Menengah Stella Maris dan momen yang menarik adalah berkumpulnya para mantan rektor yang pernah bertugas di seminari tersebut. Selain itu, beragam penampilan dari para seminaris memeriahkan jalannya kegiatan perayaan ulang tahun Seminari. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks