‘Inilah Aku, Utuslah Aku!’ Pelantikan Pengurus PGPM-DPP-DKP Santo Thomas Periode 2025-2028

Loading

Hari yang istimewa pada Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa V, 9 Februari 2025, Uskup Keuskupan Sufragan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, melantik pengurus PGPM, DPP, dan DKP Santo Thomas periode 9 Februari 2025 hingga 9 Februari 2028. Total jumlah pengurus yang dilantik pada Perayaan Ekaristi pukul 08.30 WIB itu sebanyak 108 orang.

Para ‘pembantu’ Pastor Paroki Santo Thomas Kelapa Dua, Depok ini, dipilih secara langsung oleh RD. Ignatius Heru Wihardono. Beberapa dari mereka masih dalam posisi tetap, beberapa di antaranya berpindah ‘pos’, dan beberapa di antara yang lain terdapat juga ‘wajah baru’. Menyambung periode sebelumnya, Prof. Adrianus Meliala, masih dipercaya oleh Pastor Paroki sebagai Wakil Ketua I DPP Santo Thomas, begitu pula Firisco Satria sebagai Wakil Ketua II DPP, termasuk Agustinus Sulistiana sebagai Wakil Ketua DKP.

Dalam homilinya, Mgr. Paskalis, memberikan tiga refleksi dari tiga bacaan pada Minggu Biasa V tersebut. Dari Bacaan Pertama, Mgr. Paskalis berharap menjadikan jawaban Nabi Yesaya sebagai jargon atau pegangan kita sebagai umat Allah. Ketika Yesaya mendengar suara Tuhan, ‘Siapakah yang akan Aku utus dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka Yesaya menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’

Maka, Mgr. Paskalis berpesan kepada para pengurus gereja yang dilantik dan umat semua, memegang pernyataan dari Nabi Yesaya tersebut, ‘Inilah aku, utuslah aku!’ Bukan sebagai kata Yesaya, tetapi kata kita sendiri.

Beberapa orang yang dilantik menjadi pengurus gereja ini adalah orang yang berani mati, menurut Mgr. Paskalis, bagaimana pun Roh Tuhan akan bekerja bersama-sama pengurus.

Bapa Uskup telah mengutus mereka yang terpilih menjadi pengurus gereja untuk bekerja membantu Pastor Paroki. Walau pun dalam konteks pemilihannya, Pastor Paroki yang memilih mereka-mereka yang akan bekerja membantunya melaksanakan penggembalaan di Paroki Santo Thomas.

“Yesaya mengungkapkan pernyataan tersebut ketika dia sudah mendengar suara Tuhan. Anggap saja suara romo paroki adalah suara Tuhan, yang mengajak kita melakukan hal yang baik,” demikian Mgr. Paskalis dalam homilinya.

Tuhan berkarya pada siapa saja dan menyampaikan hal baik dalam hidup kita. Maka dalam hal ini, pengurus yang dipililh untuk ikut terlibat dalam penggembalaan di Paroki Santo Thomas, Kelapa Dua, adalah suara yang dikehendaki oleh Tuhan.

Mgr. Paskalis meyakini bahwa Tuhan menghendaki kita semua, orang mua, bapak/ibu, dan umat semua, untuk menjalankan apa yang dikehendaki oleh Tuhan,  untuk saling membimbing satu sama lain, menuju jalan rumah-Nya.

Refleksi dari pengalaman Nabi Yesaya, ‘Inilah aku, utuslah aku!’ Maka kita yang terpilih adalah utusan Tuhan. Apa pun tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi dalam kepengurusan, kita mengimani bahwa ‘saya diutus oleh Tuhan’. Maka apa pun yang dilakukan diusahakan tentunya selaras dengan kehendak Tuhan. Roh yang bersama kita dalam pelayanan adalah Roh utusan Tuhan, maka itu berarti kita adalah utusan Tuhan, bukan utusan Presiden.

Dari Bacaan Kedua, mengungkapkan pengalaman pribadi Rasul Paulus yang mengingatkan akan Injil, dan berdiri teguh dalam ajaran Yesus Kristus.

Ini memberikan energi positif, menerima, mengakui, menghargai, umat di Korintus, bahwa Santo Paulus mengucapkan terima kasih bahwa mereka menerima pewartaan tersebut. Itu berarti pewartaan yang disampaikan tidak sia-sia.

Maka kita pun mewartakan Injil dan Yesus Kristus di lingkungan-lingkungan, wilayah, atau paroki sebagai utusan, bahwa saya percaya akan Yesus, dan bahwa saya adalah orang yang dibaptis.

Kita pun mengamini bahwa berkat Tubuh Kristus yang telah dikorbankan untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya, membawa kebaikan pada sesama, maka disitulah ada keselamatan.

Dari Bacaan Injil, secara singkat  kita merefleksikan dengan pernyataan ‘Maju terus pantang mundur’. Itulah yang dikatakan Yesus kepada Petrus dan teman-temannya saat menangkap ikan di atas perahu.

Seperti halnya pada tahun ini yang memasuki tahun Yubileum, peziarah pengharapan. Meskipun dalam kesulitan-kesulitan kita meyakini bahwa akan ada harapan yang di depan. Seperti halnya inspirasi dari RA Kartini, ‘Habis gelap terbitlah terang’, supaya kita tidak terpaku pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, kita percaya bahwa akan ada harapan yang lebih baik.

Talenta yang diberikan Tuhan kepada kita jangan berhenti dengan keterbatasan dalam melaksanakan tugas penggembalaan. Mari kita bersama-sama menemukan Kristus, sebagai jalan Kebenaran dan Hidup.

Menjalani hidup sebagai orang Katolik itu penuh dengan sukacita dan kegemibiraan, karena kita akan menemukan jalan yang benar dan baik dalam diri Kristus. Kita mau memastikan kebaikan yang kita terima itu diberikan kepada sesama kita melalui perbuatan-perbuatan baik kita di tempat kita berkarya masing-masing.

Jangan pernah lupa untuk menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’ (Katharina Tatik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks