Minggu, 15 Februari 2015, kegiatan BYD memasuki hari terakhir kegiatan. nampak wajah-wajah muda sudah berkumpul kembali di GOR KOPASSUS, Serang-Banten. Meskipun terlihat lelah, para peserta masih menunjukkan semangatnya untuk menutup rangkaian acara BYD hingga siang ini. Sebagian besar peserta dari berbagai komentar seperti satu suara “tidak ingin acara cepat selesai”. Dengan kata lain mereka merasa waktu pelaksanaan masih kurang panjang. Mereka tidak ingin kebersamaan ini harus diselesaikan hari ini.
Perayaan Ekaristi penutupan BYD yang sedianya akan dilangsungkan pukul 09.00 WIB, terpaksa harus dimundurkan karena peserta live in untuk lokasi Rangkasbitung belum semuanya hadir. Bisa dimaklumi karena jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan dengan peserta lain yang tinggal di sekitar Serang. Setelah rombongan tiba, pukul 10.00 WIB, Perayaan Ekaristi dimulai. Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM memimpin ekaristi didampingi RD. St. M Sumardiyo AP (Pastor Paroki Serang), RD. Andreas Bramantyo (Pastor Paroki Rangkasbitung), RD. Habel Jadera (Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bogor), RD. Haryanto (Sekretaris Eksekutif Komkep KWI), serta 9 imam yang hadir dalam penutupan BYD.
Dalam kata pembuka Perayaan Ekaristi, RD. Sumardiyo menyapa semua yang hadir dan membakar semangat peserta dengan yel-yel “Bersukacitalah ! OMK, sumber inspirasi”. Beliau juga menyampaikan: “bahwa kita sudah sampai pada penghujung perjalanan rohani kita selama 3 hari 2 malam di bumi Banten ini, dan ini sudah sampai pada puncak acara kita”. Sesuai bacaan hari ini, Injil mengungkapkan tentang orang yang terkena kusta. Beliau mengungkapkan bahwa bisa saja kusta ini menghinggapi kita dalam bentuk yang lain. Sedangkan Mgr. Paskalis dalam homilinya ingin menyampaikan 3 hal. Yang pertama, “rasa bangga”: “saya bangga karena kalian ikut menolong saya sehingga Bapa Uskup ini tidak menjadi orang kusta. Para pastor ini tidak menjadi orang kusta. Karena dalam tradisi Kitab Suci, Orang kusta adalah orang yang dikucilkan, orang yang diasingkan, dan orang yang tidak dijumpai oleh orang banyak. Saya bangga Anda telah membuat saya sembuh, dan membuat saya menjadi orang yang sehat. maka saya berharap kalian bisa membuat yang lain juga tidak menjadi orang kusta”. Yang kedua, “Terimakasih” : Beliau mengatakan “ Saya berterimakasih kepada semua utusan paroki yang akhirnya mau memenuhi undangan, tidak hanya undangan dari komisi kepemudaan saja, tetapi juga undangan dari keuskupan dan undangan dari Tuhan”. Yang ketiga adalah “Sukacita”. Bersukacita untuk orang muda katolik terletak dan tergantung pada apakah orang muda katolik itu berjumpa dengan pribadi Yesus Kristus yang di imani. Bapa Uskup juga meyakinkan peserta BYD bahwa Gereja Keuskupan Bogor adalah rumah kita apapun kondisi yang ada pada diri kita. Beliau mengajak kaum muda menjadi sumber inspirasi bagi sesama sehingga tidak membuat orang lain menjadi sakit kusta, orang yang selalu disisihkan.
RD. Haryanto dalam kata sambutannya menyampaikan: “Saya percaya bahwa Orang Muda Katolik keuskupan Bogor ini akan menjadi bonus istimewa bagi Keuskupan Bogor.” Dalam pengamatannya selama kegiatan, beliau berharap semoga setelah mendapatkan pengalaman selama acara, para peserta bisa menjadi sahabat sepeziarahan bagi yang lain. RD. Haryanto juga berharap semoga Orang Muda Katolik selalu bisa menjadikan Gereja Katolik sebagai Gereja yang selalu muda. Orang Muda Keuskupan Bogor harus menjadi orang muda yang berani, inspiratif, dan tidak takut mewartakan kabar gembira bagi semua orang. Beliau juga menyampaikan beberapa agenda kegiatan yang berhubungan dengan Orang Muda Katolik, yaitu: Indonesian Youth Day di Manado dan World Youth Day di Polandia tahun 2016 serta Asean Youth Day di Yogyakarta pada Agustus 2017.
RD. Sumardiyo dalam kesempatan yang sama mengharapkan supaya kegiatan BYD dapat berkelanjutan. Menurut beliau, Orang Muda Katolik adalah tulang punggung Gereja. Jika di dalam Gereja tidak ada kaum muda, sama seperti macan ‘ompong’. RD. Sumardiyo juga memberikan pesan: “Kalian harus kokoh berdiri bagaikan ‘gardu listrik’ : Garam Dunia Lintas Trikarunia”. RD. Habel pada kata sambutannya menyampaikan bahwa BYD diadakan untuk menjawab tantangan yang diberikan pada orang muda. Supaya kegiatan ini dapat berkelanjutan, maka BYD akan menjadi kegiatan rutin dua tahunan di Kuskupan Bogor dan telah ditetapkan bahwa BYD untuk tahun 2017 akan diadakan di Dekenat Tengah Keuskupan Bogor. Diakhir sambutannya, RD Habel menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik.
Kata-kata sambutan ditutup oleh sambutan dari Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM. Bapa Uskup berpesan: “setelah acara ini, pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah apa yang sudah kalian dapatkan dalam acara ini. Bawalah sukacitamu saat berkumpul dengan keluargamu dan jadilah sumber inspirasi bagi orang tuamu”. lebih lanjut beliau mengatakan: “Jadilah Gereja muda yang tumbuh dan berkembang. Penuhilah gereja dengan wajah-wajah mudamu dan dengan semangat mudamu.” Akhirnya beliau mengucapkan terimakasih kepada segenap panitia dan semua pihak yang terlibat bagi kelancaran kegiatan BYD.
Setelah Perayaan Ekaristi, kegiatan BYD ditutup dengan makan siang bersama. Perasaan berat hati meninggalkan tempat pertemuan sangat terasa ketika mereka enggan untuk menuju bus yang akan membawa mereka kembali ke paroki masing-masing. “Orang Muda Katolik, Jadilah Sumber Inspirasi!”.
RD. Y. Joned (KOMSOS)