Hari ini, Sabtu 21 Februari 2015 terdapat pemandangan berbeda dalam Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Bogor. Ternyata hari ini dirayakan hari Perkawinan Sedunia. Nampak dalam perayaan yang dipimpin oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM pasangan suami-istri dari beberapa paroki di Keuskupan Bogor turut serta merayakan ekaristi yang dimulai pukul 17.00 WIB. Tidak mengherankan jika sore ini Gereja dipenuhi oleh umat (suami-istri) hingga di Aula Paroki Katedral.
Perayaan memang sedikit berbeda dengan Ekaristi Minggu biasa. Ada beberapa penambahan yang memang dimasukkan dalam liturgi hari ini untuk mengajak semua pasangan mengenang dan mengingat kesepakatan perkawinan yang telah mereka buat saat awal pernikahan. Dalam kata pembuka ekaristi, RD. Alfonsus Sutarno menyampaikan bahwa dengan Hari Perkawinan Sedunia yang pertama kali diadakan di Keuskupan Bogor ini, kita semua diingatkan kembali betapa pentingnya relasi suami istri sebagai dasar dari sebuah keluarga dan gereja. Dalam penelitian batin, suami istri diminta saling berhadapan dan berpegangan tangan dengan dipandu beberapa pertanyaan, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan tobat.
Dalam homilinya, Mgr. Paskalis menyampaikan: “hidup dalam perkawinan membutuhkan investasi. Investasi hidup, komitmen, hati, afeksi, dll.” Investasi tersebut diharapkan dapat dikembangkan seperti orang melakukan investasi dalam bidang ekonomi. “Suami istri perlu komitmen, hati, afeksi, dan perasaan yang terus terfokus untuk belajar keindahan mengasihi suami ataupun istri, serta belajar membiarkan diri dikasihi, dicintai oleh suami maupun istri. Karena seringkali kita belajar mencintai tetapi tidak untuk dicintai, dikasihi dengan cara yang khas dari seorang istri maupun suami.” Lebih lanjut beliau mengungkapkan: “kita perlu membuka diri untuk mengasihi tetapi juga memberi kesempatan kepada yang lain untuk mengungkapkan bahwa orang lain itu sungguh mengasihi kita”. Melalui bacaan pertama dari Kitab Kejadian, beliau menyampaikan bahwa Allah disini adalah Allah yang membiarkan Diri untuk dikasihi oleh Nuh dan anak-anaknya dan juga Allah yang mengasihi mereka. Sebagai tanda perjanjian kasih ini, Allah berjanji tidak akan membiarkan air bah menghancurkan, karena Allah menyelamatkan dan melindungi Nuh berserta anak-anaknya. Dalam peristiwa ini ada relasi kasih timbal-balik antara Allah dan Nuh. Sehingga dalam perkawinan pun harus ada bentuk relasi yang demikian.
Setelah homili, dilanjutkan dengan pembaharuan kesepakatan perkawinan. Pasangan suami istri berdiri berhadapan diikuti juga oleh anak-anak mereka dan kemudian saling bergantian satu-sama lain menyampaikan ucapan janji sebagai suami, istri, dan anak-anak. Setelah itu dilanjutkan dengan Doa Kepada Keluarga Kudus Nazareth dan perecikan air suci.
Sebelum Perayaan Ekaristi ditutup, diberikan kesempatan perwakilan suami istri membagikan pengalaman hidup perkawinannya. Sharing disampaikan oleh Bapak Ferry dan Ibu Agnes, mereka seperti sepakat bahwa menjalani perkawinan tidak mudah dan menyenangkan seperti yang dibayangkan. Malah mereka sering mengalami pertengkaran dalam rumah tangga. Ibu Anna pernah juga mengungkapkan keinginan untuk berpisah dengan suaminya. Satu peristiwa bersama dengan Rm. Marthinus dalam sebuah retret keluarga, akhirnya membawa mereka untuk membatalkan niat untuk berpisah. 36 tahun mereka menjalani hidup perkawinan, mereka meyakini tanpa sakramen perkawinan pastilah perkawinan mereka tidak akan bertahan sampai sekarang. Mereka akhirnya menyadari bahwa hidup berkeluarga adalah sumber sukacita. Mereka mewakili seluruh umat menyampaikan ucapan terimakasih kepada Uskup, seluruh imam, biarawan-biarawati di Keuskupan Bogor: “Kami mencintai kalian dan membutuhkan kalian”.
Mgr. Paskalis sungguh bangga dengan seluruh pasangan yang hari ini bersama ikut merayakan peristiwa ini, dan mengajak seluruh pasangan untuk belajar rendah hati dari Allah sehingga mampu memahami dan menerima segala kekurangan dan kelebihan setiap pribadi. Beliau memberikan ajakan: “mari kita memenuhi dunia Keuskupan Bogor ini. Mari kita memenuhi jalan-jalan, lembah-lembah, dan sungai di Keuskupan Bogor ini dengan keceriaan hidup suami dan istri. Kita bisa dan pasti bisa meskipun banyak tantangannya.” Dan akhirnya beliau mengatakan: “Terimakasih! Saya berbangga kepada kalian semua. I love you and we need you also”.
Setelah Perayaan Ekaristi, diadakan ramah-tamah sederhana di Pastoran Katedral. Banyak dari umat bersyukur ada perayaan semacam ini, karena membawa keluarga-keluarga untuk mengingat kembali peran mereka dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
RD. Y. Joned S (Komsos)
Terima kasih Uskup dan Para Imam, kami sungguh bahagia sebagai umat yg dicintai Gembalanya. Terima kasih telah hadir utk meneguhkan relasi pasangan suami istri. Kami mencintai dan membutuhkan Anda.