Tanggal 22 Februari 2015, merupakan pesta ulang tahun Tahbisan Mgr. Paskalis Bruno Syukur yang pertama. Setahun yang lalu 2014, merupakan peristiwa sukacita yang melimpah bagi keuskupan Bogor yang mendapatkan Gembala baru. Seorang imam sederhana dan murah senyum adalah ciri khas Mgr. Paskalis sapaan akrab di kalangan umat beriman di keuskupan Bogor. Peristiwa sukacita pada tahun 2015 ini bertepatan dengan hari minggu. Pada hari minggu 22 februari 2015, Mgr. Paskalis merayakan sukacita bersama umat dalam perayaan Ekaristi pukul 09.00 WIB, di Gereja Beata Mariae Virginae, Katedral Bogor.
Perayaan Sukacita ini sebagai ungkapan syukur atas perjalanan Mgr. Paskalis yang telah menjadi Gembala umat beriman di keuskupan Bogor selama satu tahun. Buah pengalaman selama perjalanan satu tahun sungguh dirasakan oleh Mgr. Paskalis sebagai ungkapan kesetiaan akan kasih Allah yang selalu hadir dalam kehidupannya. Dalam perayaan Ekaristi, secara khusus dipersembahkan oleh Mgr. Paskalis bersama umat Bogor, khususnya umat Katedral, merupakan ungkapan hati yang mendalam karena pengabdiannya tidak terlepas dari peran serta umat yang selalu mendukung langkah pelayanan pastoral perjumpaan.
Perayaan ulang tahun ini tentu saja merupakan kegembiraan bagi umat yang mempunyai gembala yang murah senyum dan mau menyapa umatnya dengan segala kerendahanhati di dalam Allah sendiri. Pada tanggal 22 Februari 2015, Mgr. Paskalis menyampaikan homili yang berkaitan dengan ungkapan sukacita atas tugas pengembalaan yang diamanatkan kepadanya oleh Paus Fransiskus. Berikut ini saripati homili Mgr. Paskalis, sesuai bacaan pada hari Minggu 22 Februari 2015.
“Saudari-saudaraku terkasih, masih ingat dengan Mazmur antarbacaan yang tadi kita dengarkan? Mari kita Nyanyikan ulang bersama-sama, Tuhan adalah kasih setia, bagi orang yang berkenan pada perjanjianNya (umat bersama-sama menyanyikan lagu Mazmur). Isi lagu ini sungguh mendalam, Tuhan sungguh adalah kasih setia pada orang yang berpegang pada perjanjianNya. Dalam bacaan pertama, dikisahkan peristiwa air Bah, dalam kitab Kejadian, dalam perjanjian lama.
Siapa yang berpegang pada perjanjianNya? Perjanjian apa? Kita semua pasti pernah berjanji? Kapan? Waktu di baptis kita membuat perjanjian dengan Tuhan, dan diulang lagi dalam sakramen Krisma, perkawinan atau imamat. Kita diajak untuk mengingat perjanjian kita. Masihkah kita ingat kapan kita menerima sakramen Baptis dan Krisma?
Dalam mazmur yang kita nyanyikan tadi Tuhan itu adalah setia, mudah-mudahan kita setia pada Gereja. Ada istilah dalam bahasa latin “Semptire cum Ecclesiae” seperasaan dan sepenanggungan dengan Gereja. Gereja mewartakan Allah. Para imam dan Uskup mengulang perjanjiannya dengan Allah.
Pada tanggal 13 November saya dipanggil oleh Kardinal dan diberitahu penunjukan sebagai uskup lewat surat singkat, dan itu yang mengubah hidup saya. Pada tanggal 21 November saya diumumkan secara resmi, dan pada tanggal 22 Februari 2014, tepat setahun yang lalu saya ditahbiskan menjadi uskup. Saya merangkum usaha saya untuk menanggapi panggilan Tuhan dalam buku kecil yang berjudul, “Jalan Penuh Rahmat dari Ranggu ke Bogor”. Ada tiga unsur penting, dalam kehidupan saya. Yang pertama adalah jalan kesetiaan, kesetiaan yang berasal dari diri saya sendiri dan lebih-lebih kesetiaan yang berasal dari Allah. Yang kedua adalah jalan kegembiraan karena bertemu dengan banyak saudara-saudara. Tuhan menciptkan kita sebagai orang yang baik, itulah martabat kita. Inilah cita-cita di keuskupan Bogor sebagai satu communio, jadikanlah Gereja dan keuskupan ini sebagai jalan kegembiraan. Yang ketiga adalah jalan kerendahan hati atau jalan salib karena Tuhan Yesus yang kita ikuti mau merendahkan hatiNya yang turun menjadi manusia. Ia lahir di kandang, di siksa, disalib, itulah jalan kerendahanhati Tuhan. Hal ini, dapat kita lihat dalam Ekaristi, kita menerima hosti, bukan emas.
Dalam injil hari ini, Yesus memperingatkan kita untuk bertobat. Bertobat berarti membuka hati dan pikiran untuk menerima Tuhan dan menerima sesama dalam hati. Allah yang kita imani adalah Allah yang begitu setia, dan rendah hati pada kita. Jangan main-main, kita sudah berjanji pada Dia. Kita harus semakin mengikuti Dia dan membentuk diri seperti Dia. Apapun masalah dalam hidup ini, janganlah kita mengkhianati perjanjian dengan Allah. Jangan mencla-mencle. Sebab, Allah tidak pernah mengkhianati perjanjianNya. Jangan menyebut karena kita manusia sehingga tidak bisa setia.
Saya pun mengungkapkan kembali janji saya pada Allah melalui tahbisan uskup, dan dengan anda semua saya merasa bersyukur atas apa yang saya alami. Saya merasakan bahwa Allah setia, kesetiaan Allah luar biasa kepada manusia. Mari kita bertobat, dan percayalah pada Injil. Percaya pada Injil berarti percaya pada Yesus Kristus. Saya mengenal Yesus Kristus dari mendengar pewartaan karena dengan membuka Alkitab kita mengenal pribadi Yesus Kristus dengan cara hidup Yesus pula. Maka, Gereja meminta agar kita sekalian membaca Alkitab. Bila sulit memahami isinya mohon penerangan Roh Kudus. Seruan Yesus, “Bertobatlah dan percayalah pada Injil”, bagi saya luar biasa, mari kita serukan pada orang lain. Amin.”
Setelah perayaan Ekaristi selesai, Mgr Paskalis mendapatkan ucapan selamat dari umat secara spontan. Menjelang siang, pastoran Katedral menyediakan santap siang secara sederhana karena bertepatan dengan masa prapaskah. Santap siang bersama diikuti oleh beberapa imam yang berasala dari komunitas seminari Menengah Stella Maris Bogor, Komunitas Wisma Keuskupan A. Yani, komunitas Pusat Pastoral, dan komunitas pastoran Ketedral sendiri, dan beberapa umat turut hadir.
Santap siang bersama sebagai ucapan syukur, diawali dengan doa pembukaan oleh Pastor Paroki Beata Mariae Virginae Katedral Bogor, RD. Tukiyo. Selanjutnya, pemotongan kue ulang tahun yang pertama, dan pemotongan tumpeng. Mgr secara Khusus memberikan kue ulang tahun kepada pastor paroki, dan tumpeng kepada frater yang berkesempatan hadir. Suasana sukacita dan keakraban terjalin, yang tampak dengan berkumpulnya beberapa imam dan frater yang turut memeriahkan suasana perayaan ulang tahun tahbisan uskup secara sederhana. Setelah acara santap siang bersama selesai, Mgr. Paskalis meninggalkan pastoran untuk kembali menjalankan Tugas di Paroki Kotawisata.
Fr. Diakon Marcel
Kepada Mgr. Paskalis, saya ucapkan: Selamat Ulang Tahun Tahbisan Uskup.
Terima kasih kepada Fr. Diakon Marcel, atas penulisan artikel yang menggembirakan ini.