Wanita Katolik RI: Mengenal Lebih Dalam Wajah Keuskupan Bogor
Keuskupan – Komsos: Mengenal Yesus dengan mengenal gerejaNya yang tersebar, semakin memberikan pemahaman jika perbedaan akan menjadi kelengkapan dan pemersatu. Hal itu terbukti dengan adanya kegiatan novena Tiga Salam Maria yang diprakarsai oleh Wanita Katolik RI DPD Keuskupan Bogor pada Kamis, 24 September 2015 ke 9 lokasi yang dikuduskan oleh gereja.
Keberangkatan 110 peserta ziarah, yang terdiri dari umat paroki Katedral, St.Maria Fatima, Keluarga Kudus, St.Thomas, Maria Bunda Segala Bangsa, St.Markus, St.Matias, St. Yakobus, St.Andreas, dan St. Ignatius Loyola, masing-masing memiliki tujuan tertentu seperti halnya peziarah pada umumnya. Ada yang ingin mengucap syukur atas berkat yang diterima selama ini, ada yang mempunyai permohanan khusus, ada juga yang hanya sekedar ingin tau seperti apa ziarah 9 gereja. Yang sama adalah, semua peserta menginginkan untuk semakin dekat dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja Katolik
Peserta yang mengikuti ziarah bukan hanya berasal dari komunitas WKRI. Banyak diantaranya yang belum menjadi anggota, bahkan ada anak-anak, remaja, kaum muda serta bapak-bapak. Antusiasme peserta dibuktikan dengan ketepatan waktu dan kedisiplinan mereka dalam mengikuti rangkaian acara dari tempat pertama hingga ke sembilan dengan durasi jam 05.30-19.00.
Sebagai basis Keuskupan Bogor, gereja St. Perawan Maria Katedral, menjadi lokasi doa novena yang pertama. Selain berdoa novena, di tempat ini pula peserta mengikuti Misa pagi yang dipimpin oleh Pastor penasehat rohani WKRI DPD Keuskupan Bogor. RD Dominicus Savio Tukiyo, yang mendukung adanya novena ini, karena bertujuan untuk mengenal lebih dekat Keuskupan Bogor sebagai sarana mengenal dan mencintai Kristus sang pemersatu. Cinta kepada gereja Kristus, menandakan adanya kecintaan kepada Kristus sendiri.
Selain gereja Katedral, ada 7 gereja dan 1 gua Maria sebagai tempat tujuan berikutnya yaitu, Gereja Fransiskus Sukasari, Panti asuhan St. Yusuf Sindanglaya, Gereja St. Petrus Cianjur, Gereja St. Yosep Sukabumi, Gereja Fransiskus Asisi Cibadak, Gua Maria Sumber Kahuripan, Gereja Hati Maria tak bernoda Cicurug. Di tempat terakhir ini pula, diadakan acara ramah tamah seluruh panitia, peserta dengan RD. Thomas Saidi selaku pastor-paroki Gereja Cicurug dan umat paroki tersebut dari kelompok remaja hingga dewasa.
Dari perjalanan iman hari itu ditemukan jika setiap gereja yang dikunjungi memiliki keunikan dalam kisah keberadaan parokinya. Keunikan dan perbedaan paroki mengungkapkan keunikan situasi dan kondisi umat yang ada di paroki tersebut. Unik tentang kelahiran gereja, bangunannya dan peristiwa bersejarah yang terjadi. Dengan cerita yang disampaikan oleh pemandu ziarah, para peserta semakin mengetahui profil gereja yang didatangi.
Mengutip pernyataan Bapa Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur pada suatu kesempatan: “Apapun latar belakang parokinya, komunitasnya, mereka menjadi satu bagian, yaitu bagian dari Keuskupan Bogor”. Dengan pernyataan itu menyiratkan jika setiap umat hendaknya bersatu padu, bergandengan tangan, maju bersama untuk mewujudkan persatuan yaitu bersatu dalam Kristus dengan gereja yang tersebar.
Selain bernovena, panitia melakukan aksi kasih bersama, bagi Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya. Kegiatan itu dimaksudkan untuk mengasah kepekaan peserta kepada anak-anak Tuhan yang berada dalam pengasuhan salah satu Panti Asuhan Keuskupan Bogor yang saat ini berjumlah 198 anak yang berusia pendidikan SD hingga SMK.
Perjalanan ziarah hari itu bukan menjadi yang terakhir, panitia masih memprogramkan kegiatan serupa dengan area yang berbeda yaitu di Keuskupan Bogor lingkar utara dan barat.
Ingin mencapai kedewasaan iman, bukan hanya berdiam dalam doa dan permohonan pribadi, namun dapat dilakukan dengan mengajak saudara-saudaranya untuk bersama melakukan peribadahan melalui doa bersama dan aksi kasih dalam suasana kebersamaan yang harmonis. (Yanti Christ)