Bogor – Keuskupan : Pada mulanya Cap Gomeh merupakan kegiatan terbatas komunitas Tionghoa di Kota Bogor, tetapi kini menjadi pembongkar berbagai macam sekat di kota Bogor sendiri. Senin (22/2) siang hingga sore, massa sudah memenuhi jalan Suryakencana dan jalan Siliwangi, Kota Bogor. Hujan pun mengguyur Kota Bogor di sore harinya. Cap Go Meh memiliki makna tersendiri. Cap Go Meh merupakan hari ke 15 terakhir masa Imlek. Perayaan tahunan ini tidak hanya di lakukan oleh komunitas Tionghoa saja namun menjadi kemeriahan bersama.
Cap Go Meh di Bogor sudah melintasi zaman, dahulu hanya melestarikan tradisi dan terbatas untuk komunitas Tionghoa,”kata salah satu pengurus Vihara Dhanagun. Cap Go Meh kali ini diikuti oleh 10.000 peserta dan 1000 orang panitia yang dilibatkan dari berbagai macam latar belakang. Jumlah pengunjung yang hadir dirediksi lebh dari 50.000 orang. Walikota Bogor, Bima Arya yang hadir berbicara tentang tiga hal, kebudayaan, keberkahan dan kebersamaan. Turut hadir juga para pemimpin Agama, salah satunya Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur beserta jajarannya. Beliau cukup menikmati kemeriahan acara Cap Go Meh 2016.