Bogor-Keuskupan : Misa Perdana merupakan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh para romo yang baru saja ditahbiskan. Sebagaimana sudah menjadi ‘Adat’ para Tahbisan mengadakan Misa Perdana di tempat yang pernah menjadi tempat bertugas saat menjalani Tahun Orientasi Pastoral, maka Minggu 05 Juni pukul 08.30 diadakan misa perdana untuk menyambut RD. Alfonsus Sombolinggi.
Selama bertugas di Paroki Kristus Raja-Serang, RD. Alfonsus Sombolinggi lebih banyak melayani kelompak-kelompok kategorial Paroki, khusnya kaum muda yang terdiri dari Orang Muda Katolik (OMK), Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) dan juga Paguyuban Pekerja Katolik Cikande (PPKC). Perayaan Misa Syukur sangat meriah dan RD. Alfonsus Sombolinggi sendiri sebagai selebran utama didampingi RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto, RD. Thomas Gregorius Slamet Riyadi dan RD. Stefanus Edwin Ticoalu sebagai konselebran. Saat memasuki Gereja para romo diarak dengan tarian tradisional dari daerah Toraja yang merupakan tempat asal dari romo Alfonsus sendiri yang dibawakan oleh anak-anak OMK.
Dalam homilinya, Romo Alfonsus mengatakan bahwa: Kita semua pasti sudah merasakan kehilangan dan tentunya merasa sedih dan sakit hati. Hal ini sama juga dengan yang dirasakan oleh seorang janda seperti dalam bacaan hari ini, yaitu merasakan kehilangan suaminya yang merupakan sumber dari matapencahariannya dan juga kehilangan anaknya yang adalah sumber dari penghiburannya. Semua itu berubah ketika Yesus hadir menjumpai janda itu. Dia yang tadi kehilangan sumber penghiburannya, yang akhirnya penghibur itu muncul kembali. Mengapa Yesus melakukan hal itu? Bukan karena Dia mempunyai kemampuan, mempunyai keahlian dan memiliki kuasa, tetapi semata-mata karena Dia memiliki hati dan tahu apa yang harus Dia perbuat. Itulah yang menjadi pertanyaan kita ditempat ini yaitu masing-masing kita memiliki hati tetapi tidak tahu apa yang harus kita perbuat selama ini. Inilah tantangan kita menjadi seorang Katolik. Berbagai macam kesusahan yang dihadapi oleh iman umat yang hadir disini dan selaras dengan apa yang diajarkan Yesus hari ini yaitu memiliki hati dan mengetahui apa yang harus diperbuat.
Lebih lanjut Romo Alfonsus mengatakan bahwa pilihan hidup sebagai seorang imam inilah yang harus dijalani dan dipegang teguh sampai akhir hayat menjemput. Beliau melakukan hal ini karena ingin melayani dan berpikir “saat ini kalau bukan saya siapa lagi. Kepekaan, kepedulian didalam Injil pada hari ini adalah Yesus membangkitkan. Kita tidak bisa membangkitkan orang-orang mati, tetapi kita masih memiliki rasa yang dimiliki oleh Yesus sendiri yaitu rasa kepedulian kepada sesama kita dan tahu apa yang dapat kita perbuat kepada sesama kita dimapun kita berada. Mampukah kita semua dapat seperti itu? Kalau mampu, lakukan itu. Demikian Romo Alfonsus mengakhiri homilinya.
Selanjutnya dilakukan sambutan-sambutan yang berturut-turut terdiri dari:
Wakil ketua DPP (Bpk. Renaldus Priastian Khiat), sambutan ayahanda Romo Alfonsus (Bpk. Lukas Limbu), sambutan Romo Paroki (RD. Sumardiyo), dan yang terakhir sambutan Romo Alfons sendiri. Setelah perayaan Ekaristi acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan hiburan di gedung Alexander Paroki Kristus Raja. (Komsos Paroki Kristus Raja-Serang)