Perayaan Paskah Dekanat Tengah, RD. Jatmiko: Mari Berlomba Ciptakan Kebaikan

Loading

Megamendung–keuskupanbogor.org: Uskup Bogor, para imam, biarawati, frater, dan bruder yang berkarya di Dekanat Tengah Keuskupan Bogor merayakan Paskahan Dekanat Tengah pada hari Senin (1/4/2018). Acara yang bertempat di Gereja St. Yakobus, Megamendung ini diawali dengan Ibadat Sabda yang dipimpin oleh Frater Widi dari Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus Keuskupan Bogor. Setelah Ibadat Sabda, acara dilanjutkan dengan renungan yang dibawakan oleh Rektor Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus RD. Nikasius Jatmiko.

Menciptakan Kebaikan Baru
Suasana sesi renungan yang dibawakan oleh RD. Nikasius Jatmiko.

RD. Nikasius Jatmiko, yang akrab disapa Romo Iko, membawakan renungan mengenai transformasi spiritual yang kita alami dari masa Prapaskah hingga masa Paskah. Ia menekankan bahwa laku tapa yang kita lakukan selama 40 hari di masa Prapaskah merupakan sebuah titik tolak (terminus a quo) untuk mencapai titik tuju (terminus ad quem), yaitu Paskah. Pada Paskah, terminus ad quem ini haruslah sampai pada tahap via unitiva, yakni persatuan dengan Tuhan.

“Ada tiga tantangan yang manusia hadapi untuk mencapai terminus ad quem. Yang pertama adalah libido adorandi, yang kedua adalah libido possendi, dan yang ketiga adalah libido dominandi,” ujar Romo Iko. Dalam Kitab Suci, ketiga tantangan ini digambarkan dalam kisah pencobaan Yesus di padang gurun. Kala itu, iblis menggoda Yesus untuk mengubah batu menjadi roti (libido possendi), menjatuhkan diri dan menyuruh para malaikat menangkap-Nya agar semua orang takjub melihat-Nya (libido adorandi), dan menyembah iblis supaya mendapat semua kemegahan dari kerajaan dunia (libido dominandi).

Lebih lanjut, ia membahas mengenai contoh-contoh dari ketiga tantangan tersebut dalam pantang dan puasa yang kita lakukan. Contoh dari libido adorandi ada pada kecenderungan para ‘kids zaman now’ yang orientasi adorasinya tidak lagi pada Sakramen Mahakudus, tapi ke hal-hal lain, misalnya mall. Di sisi lain, kita juga menghadapi libido possendi dari godaan untuk memiliki barang atau makanan yang luar biasa, misalnya godaan untuk makan daging di Jumat Agung di mana seharusnya kita berpuasa. Lalu kita juga menghadapi libido dominandi, karena kecenderungan kita untuk menyuruh. “Padahal, dalam Kamis Putih konteksnya adalah Servus Servorum Dei—melayani para pelayan Tuhan, yang disimbolkan dengan pembasuhan kaki. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah (sikap) itu juga tersirat dari diri kita?” tanyanya.

Romo Iko membahas juga bacaan Kitab Suci mengenai biji gandum yang mati dan menghasilkan banyak buah (bdk. Yoh. 12:24). Ia mengajak kita untuk merenungkan, apakah kita sudah memunculkan benih-benih baru. Jika sudah mulai muncul benih-benih baru, itu pertanda bahwa kita sudah mulai mencapai terminus ad quem. “Paskah harus mampu menciptakan kehidupan, kebaikan baru. Mari kita berlomba-lomba memberikan kebaikan di manapun kita berada. Semoga masa Paskah ini memberikan harapan baru kepada kita, dan pada akhirnya kita tetap bersatu dalam iman Katolik, sekalipun tiga tantangan itu selalu ada,” tutupnya.

Mgr. Paskalis Bruno Syukur menyampaikan sambutan.
Paroki Mendukung Persiapan Misa
Perkenalan dari salah satu komunitas religius, kongregasi Fransiskus Misionaris Maria (FMM).

Selepas renungan, Dekan Dekanat Tengah Keuskupan Bogor RD. Markus Lukas dan Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur menyampaikan sambutan. Mgr. Paskalis berterima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. Ia juga membahas mengenai semangat para umat untuk hadir dua jam sebelum Misa atau ibadat selama Tri Hari Suci pekan lalu. Ia berujar, “Alangkah baiknya bila setiap paroki mengisi (waktu sebelum Misa) dengan kegiatan yang mendukung doa dan persiapan para umat untuk mengikuti Misa.”

Acara lalu dilanjutkan dengan perkenalan kuria keuskupan, komunitas ordo, tarekat, kongregasi, seminari, dan pastoran paroki-paroki di Dekanat Tengah Keuskupan Bogor. Dengan canda tawa dan selingan kegiatan ice breakingperwakilan tiap komunitas memperkenalkan diri dan kegiatan dari komunitasnya. Komunitas-komunitas religius yang hadir antara lain adalah Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi (SFS), Gembala Baik (RGS), Fransiskus Misionaris Maria (FMM), Putri Bunda Hati Kudus (PBHK), Pasionis (CP), Puteri-Puteri Santa Angela (PSA), Bruder Budi Mulia (BM), dan Serikat Sabda Allah (SVD). Sedangkan perwakilan paroki-paroki yang hadir adalah dari paroki BMV Katedral Bogor, St. Fransiskus Asisi Sukasari, Keluarga Kudus Cibinong, St. Andreas Sukaraja, St. Maria Fatima Sentul City, St. Ignatius Loyola Semplak, dan St. Yakobus Megamendung. Perwakilan dari Seminari Menengah Stella Maris dan Seminari Tinggi St. Petrus-Paulus juga turut memperkenalkan diri. Setelah perkenalan, acara ditutup dengan ramah tamah. (Wibie/Mentari/Komsos Keuskupan Bogor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks