Bogor—Keuskupanbogor.org: Puluhan Umat Berkebutuhan Khusus (UBK) dari Keuskupan Bogor dan Keuskupan Agung Jakarta merayakan Paskah Bersama pada hari Minggu (8/4/2018) di SD Budi Mulia, Bogor. Kegiatan ini difasilitasi oleh para pembakti yang tergabung dalam Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Keuskupan Bogor. Sebelum mengikuti perayaan Paskah ini, para UBK mengikuti Misa inklusi UBK yang memang rutin diadakan di Gereja BMV Katedral Bogor minggu ke-2 dan ke-4 tiap bulan. Misa Minggu itu, yang bertepatan dengan Minggu Kerahiman Ilahi, dipimpin secara konselebrasi oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur, RD. Mikail Endro Susanto, dan RD. Marselinus Wisnu Wardhana. Misa diawali dengan perarakan lukisan Kerahiman Ilahi, dan ditutup dengan Adorasi Sakramen Mahakudus.
Belas Kasih Tanda Kerahiman Ilahi

Homili pada perayaan Ekaristi dibawakan oleh Mgr. Paskalis dan Romo Endro. Mgr. Paskalis membuka homili dengan mengutip kembali kisah Tomas yang awalnya meragukan kabar kebangkitan Yesus, namun menjadi percaya setelah Yesus menampakkan diri dan ia mencucukkan jari di lambung-Nya. “Berbahagialah kita semua di sini, yang tidak pernah melihat Yesus namun percaya!” ujar Mgr. Paskalis. Selanjutnya, Romo Endro melanjutkan homili dengan membahas asal-usul devosi Kerahiman Ilahi, yang diinisiasi oleh St. Faustina Kowalska dan diperjuangkan oleh St. Paus Yohanes Paulus II. Fokus utama dari devosi ini ialah cinta dan belas kasih Allah, dan diperingati secara khusus pada Minggu Paskah ke-II tiap tahun. Romo Endro berpesan bahwa Pesta Kerahiman Ilahi ini bukan milik para kelompok devosan Kerahiman Ilahi saja, melainkan juga seluruh umat. Karena itu, umat diimbau untuk meneruskan devosi ini secara berkelanjutan. Salah satu caranya adalah dengan mendoakan Novena Kerahiman Ilahi, memohon rahmat Tuhan agar kita pun dipenuhi belas kasih.
Cinta dan belas kasih, lanjut Romo Endro, tidak bermakna selama mereka masih berupa kata benda. Cinta dan kasih itu harus diubah menjadi kata kerja, dikonkritkan dalam perbuatan kita. “Jangan mengklaim diri kita sebagai pengikut Kristus, sebagai orang Katolik, apabila kita belum menghadirkan belas kasih dan cinta kepada sesama,” katanya. Ia menegaskan bahwa Yesus mengutus kita untuk membawa damai sejahtera di manapun kita berada, menjadi saluran berkat Allah bagi sesama kita. “Marilah kita senantiasa berseru, ‘demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia. Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, Engkaulah andalanku’. Sekarang, maukah kita menjadi tanda kerahiman Ilahi melalui perbuatan, perkataan, dan doa kita?” tutup Romo Endro.
Surat Cinta untuk Yesus

Romo Endro selaku Pastor Moderator KOMPAK Keuskupan Bogor hadir juga dalam pembukaan perayaan Paskah UBK. Ia memberi semangat dan berkat bagi para UBK. Meski tidak dapat mendampingi para UBK secara penuh waktu, Romo Endro mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semangat para UBK untuk berkumpul bersama. Dalam sambutannya, Romo Endro berpesan agar para UBK jangan berputus asa dan terus berpengharapan. “Jangan henti bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan pada teman-teman. Teman-teman tidak berjalan sendiri, karena ada Yesus yang selalu membantu, menolong, dan menguatkan. Saya senang sekali teman-teman mau berkumpul. Percayalah bahwa jika dua-tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, Yesus juga hadir di situ,” ujar Romo Endro.
Perayaan Paskah UBK diramaikan dengan empat kegiatan utama: lomba mencari telur, menghias telur, lomba cerdas cermat, dan menulis surat cinta untuk Yesus. Para UBK yang terdiri dari tunarungu, tunakdaksa, tunanetra, dan tunagrahita mengikuti seluruh kegiatan dengan sukacita. Dalam lomba menghias telur, UBK dengan berbagai jenis keterbatasan dibagi ke dalam lima kelompok. Keterbatasan masing-masing tidak menghalangi antusiasme mereka untuk bekerja sama mengumpulkan telur imitasi yang disebarkan panitia di halaman SD Budi Mulia. Lomba cerdas cermat juga berlangsung tak kalah meriah. Semua kelompok berebut menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Paskah dan ajaran Kitab Suci.
Di akhir kegiatan, tiap UBK menuliskan surat cinta yang ditujukan untuk Yesus dan menerima hadiah Paskah dari panitia. Surat-surat cinta itu kemudian diikatkan pada balon gas dan dilepaskan bersama-sama. Balon warna-warni pun membubung tinggi ke angkasa, seolah membawa ungkapan cinta bagi Yesus yang bangkit, serta memenuhi hati para UBK dan pembakti dengan kasih yang siap dibagikan pada lebih banyak orang. (Mentari/Komsos Keuskupan Bogor)