Minggu sore (22/7/2018) hujan deras mengguyur kawasan Cinere. Namun, itu tidak menyurutkan langkah umat Paroki Santo Matias, Cinere untuk merayakan Ekaristi. Ada yang tidak biasa dalam Perayaan Ekaristi pada Minggu sore itu. Umat nampak antusias mengikuti perayaan ekaristi. Ya, perayaan ekaristi pada Minggu sore itu terasa istimewa dengan kehadiran Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Uskup Keuskupan Bogor yang selalu terlihat ceria dan tersenyum itu berkenan hadir dan menjadi selebran utama dalam Perayaan Ekaristi untuk merayakan ulang tahun imamat ke-5 dari RD Lucius Joko sekaligus juga tugas perutusannya ke Keuskupan Agats, Papua. Misa konselebrasi diikuti oleh sepuluh imam yaitu RD Paulus Haruna, RD Lucius Joko, RD Thomas Peng An, RD Antonius Dwi Haryanto, RD Yulius Eko Priyambodo, RD Paulus Piter, RP Hendra Sutedja, SJ, RP FX Joko Lilo, SCJ, RP Freday Badianto Sihombing, OSC dan RP Yanuarius Bria, OSC.
Saat mengawali Perayaan Ekaristi, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM mengajak umat untuk bersyukur “kita patut bersyukur bahwa Bapa Suci telah memilih Vikaris Keuskupan Bogor yaitu RD Christophorus Tri Harsono untuk menjadi Gembala utama di Keuskupan Purwokerto. Kita pun bersyukur karena RD Lucius Joko juga akan menjadi gembala di Keuskupan Agats”.
Dalam homilinya yang mengacu pada Bacaan pertama (Yeremia 23:1-6) mengenai firman Tuhan bagi para gembala juga Bacaan Injil (Markus 6:30-34), Romo Joko mengisahkan lika-liku seorang imam muda yang berasal dari Pulau Jawa dan diutus ke Papua. Seorang gembala, apapun tantangan dan hambatannya, harus membawa domba-dombanya menuju keselamatan. Seorang gembala harus mampu; 1) membawa domba-dombanya untuk selalu bahagia, berpengharapan dan tidak kecut hati, 2) membawa domba-dombanya supaya iman mereka semakin mantap dan damai, tidak ada kecemasan dan kekuatiran, 3) mampu membawa domba-dombanya untuk bersekutu namun tidak saling bersaing. Di Paroki Santo Matias, Cinere, ini terdapat banyak kelompok-kelompok kategorial seperti Legio Mariae, OMK, Paguyuban Ketua Lingkungan dan masih banyak lagi. Semuanya itu sungguh mewarnai kehidupan menggereja di Paroki Santo Matias, Cinere. Lalu yang terakhir yaitu 4) seorang gembala harus mampu supaya domba-dombanya tidak berkurang secara kualitas dan kuantitias, bahkan bertambah. Kualitas iman dan spiritualias harus makin meningkat.
Seorang gembala juga harus mampu membawa domba-dombanya untuk makin dekat dengan Gembala Utama yaitu Yesus Kristus. Mengakhiri homilinya, Romo Joko mengajak umat untuk sama-sama memperjuangkan situasi dan kondisi untuk menuju ke keselamatan.

Sebelum berkat dan perutusan, RD Paulus Haruna memberi kata sambutan yang mengatakan bahwa ada lima kata penting yang sangat akrab dan lekat dalam kehidupan RD Lucius Joko yaitu; bersyukur, yang mana RD Lucius Joko menegaskan kepada para umat bahwa salah satu ciri khas seorang Katolik sejati itu ialah bersyukur atas kehidupan dan rahmat Allah yang dilimpahkan setiap hari. Kata yang kedua yaitu optimis, yang mana RD Lucius Joko senantiasa memotivasi dan menyemangati umat agar selalu hidup optimis. RD Lucius Joko adalah seorang imam muda yang; kritis, inovatif dan misioner.
RD Lucius Joko juga menyampaikan rasa terima kasih pada umat Paroki Santo Matias, Cinere, karena telah banyak mengalami dan menerima cinta selama lima tahun.
Terakhir, Bapa Uskup menyampaikan selamat jalan, selamat berlayar dan terima kasih bagi RD Lucius Joko karena telah berkenan untuk diutus ke Keuskupan Agats. Juga Bapa Uskup berpesan supaya RD Lucius Joko fokus akan karya dan pelayanan di sana serta tidak perlu lagi menengok ke sini.
Usai perayaan ekaristi, ada acara ramah tamah yang dilaksanakan di Gedung Sarana dan Prasarana yang sedang dalam proses pembangunan. Dalam acara ramah tamah ini umat diberi kesempatan untuk menyampaikan ucapan selamat jalan dan tanda kasih juga berfoto bersama.
Selamat jalan, Romo Joko. Selamat berkarya dan melayani di Keuskupan Agats, Papua. Jadilah gembala yang mampu membawa terang dan keselamatan bagi masyarakat di sana. Annet