Rahim Keuskupan Bogor baru saja melahirkan seorang Uskup bagi Keuskupan Purwokerto, Mgr. Ch. Tri Harsono. Suatu rahmat dan sukacita bahwa seorang gembala di Keuskupan Bogor dipilih Allah untuk menjadi gembala di keuskupan lain. Perkembangan jumlah imam di Keuskupan Bogor yang diiringi dengan kerja sama para uskup telah memberi peluang dan tantangan tersendiri bagi perkembangan SDM pastoral beserta pelayananannya. Mgr. Paskalis meneruskan kebijakan uskup terdahulu (Mgr. Mikael Cosmas Angkur) dalam hal kerja sama antar keuskupan melalui pengiriman bantuan imam-imam keluar Keuskupan Bogor. Setidaknya pada masa penggembalaan Mgr. Mikael beberapa imam Keuskupan Bogor yang menjadi misionaris domestik diantaranya RD. Christophorus Oferus Lamensani dan RD. Pramudiyanto ( misi ke Keuskupan Palembang), RD. Stefanus Sri Haryono Putro, RD. Alexander Yoga dan RD. Yustinus Joned Saputra (misi ke Keuskupan Agats), RD. Yustinus Monang Damanik (misi ke Keuskupan Padang), RD. Albertus Kurniadi dan RD. Dionysius Aditejo Saputro (misi ke Keuskupan Tanjung Selor).
Luasnya daerah penggembalaan serta jumlah umat yang harus dilayani di setiap keuskupan tidak sebanding dengan jumlah tenaga pastoralnya (imam). Beberapa tempat di berbagai keuskupan di Indonesia bahkan hanya bisa merayakan Perayaan Ekaristi sebulan sekali mengingat tenaga imam yang minim. Tanpa imam tak ada Perayaan Ekaristi. Dapat terbayangkan bagaimana kehausan rohani terjadi di berbagai tempat ; mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala (bdk. Markus 6 : 34). Bersyukurlah kita bila setiap minggu kita masih bisa merayakan Perayaan Ekaristi).
Solidaritas Keuskupan Bogor terhadap persoalan minimnya tenaga imam di beberapa keuskupan dijawab dengan pengutusan imam-imam diosesannya untuk menjadi misionaris domestik. Kesiapan, semangat dan energi imam-imam muda di Keuskupan Bogor memberikan warna tersendiri bagi pengembangan pelayanan dan SDM pastoral Keuskupan Bogor. Menjadi misionaris domestik sungguh memberikan pengalaman penggembalaan yang menakjubkan. Itulah yang terpancar dari sharing para imam yang telah menuntaskan masa misi nya. Beberapa bahkan ingin menambah masa misonarisnya di tanah misi karena memang pengalamannya sungguh luar biasa meskipun di tengah segala keterbatasannya.
Selasa (24 Juli 2018) dini hari yang lalu, Romo Joko, seorang imam balita yang baru saja merayakan ulang tahun imamatnya yg kelima berangkat menuju Keuskupan Agats. Sebelumnya beberapa imam balita (tahbisan di bawah 10 tahun) juga menjadi misionaris domestik. Mereka adalah RD. Heribertus Susanto Wibowo (sejak 11 Desember 2017 bermisi ke Keuskupan Banjarmasin), RD. Bonifasius Heribertus Beke (awal Februari 2018 bermisi ke Keuskupan Tanjungselor – Kalimantan Utara ). Berikutnya yang akan berangkat ke tanah misi adalah RD. Agustinus Deddy Budiawan (Agustus 2018 bermisi ke Keuskupan Ketapang – Kalimantan Barat). Para romo muda ini dengan penuh antusias dan sukacita menjalani perutusan misioner ini. Sungguh nyatalah sukacita Injil dalam semangat pelayanan penggembalaan para imam-imam muda ini. Mari kita selalu doakan mereka.